20

992 77 1
                                    


Author pov

"Aku minta maaf" ucap Luna sambil memeluk Jana

"Kamu tau kan kalo aku cinta kamu. Jadi tolong jangan biarin pikiran negatif menguasai kamu dan bikin kamu ninggalin aku. Ayo kita omongin semuanya"

"Aku merasa dalam hubungan kita aku gak berguna. Kamu lebih sering yang bayar ini itu kalo kita lagi keluar. Kamu khawatir kalo uangku gak cukup ya?"

"Bukan begitu. Aku gak pernah mikir gitu. Itu reflek aku aja. Aku minta maaf kalau tindakanku yang seperti itu buat kamu gak nyaman"

Jana memeluk erat Luna. Hubungan mereka masih baru, kedepannya pasti banyak masalah yang akan muncul. Jana sama sekali tidak ingin kehilangan Luna.

.

Luna sedang bermain basket sendiri. Dia bosan menunggu Jana yang tiba-tiba harus meeting dengan supplier cafe. Jadi dia putuskan untuk menunggu Jana di taman sambil bermain basket.

Hari makin petang menandakan malam akan datang. Tubuh Luna sudah basah dengan peluhnya namun dia masih menikmati permainannya. Sebuah tangan terulur memeluk tubuh Luna yang sedang mendribel bola.

Seketika Luna menengok, ternyata tangan kekasihnya.

"Aku keringetan loh yang"

"Gpp. Aku suka. Aku bawain kamu minum"

"Makasih"

Tiba-tiba Jana merebut bola Luna dan memasukkannya ke ring. Jana menjulurkan lidahnya ke arah Luna.

Mereka mulai bermain basket berdua. Terlihat asik tanpa peduli dengan sekitar.

"Kamu curang ya" kata Luna saat Jana memeluknya erat agar tidak bisa mendekat ke arah ring.

"Kalo curang ke kamu boleh boleh aja"

Luna pun melempar bolanya ke arah ring tapi tidak masuk. Melihat itu Jana tertawa dan berlari mengambil bola.
Jana mendribel bola dan memasukkan ke ring.

Melihat tingkah Jana, Luna menjadi gemas sendiri. Dia mendekati Jana, merenggut pinggang Jana dengan paksa lalu membawanya berputar-putar.

Jana tertawa dan berteriak minta ampun. Luna pun juga ikut tertawa lepas.

Mereka berdua sudah kelelahan akhirnya memutuskan menepi untuk istirahat. Jana memberikan minum pada Luna.

"Kakak minta kamu nginep di rumah yang. Besok minta ditemenin tenis" kata Jana

"Iya. Nanti ke kost dulu ambil baju sama raket"

Sejak Naira tau hubungan Luna dan adiknya, dia makin dekat dengan Luna. Sering kali Luna menjadi partner bermain tenis Naira, karna ulah Jana yang bercerita melihat raket tenis di kost Luna kepada Naira. Padahal saat itu Luna sudah lama tidak bermain tenis. Yang Luna ingat dia terakhir bermain tenis setelah lulus kuliah.

.

Keesokan paginya Luna sudah siap dengan baju tenis di meja halaman belakang rumah Jana. Menunggu Naira selesai ganti baju dengan secangkir kopi buatan Jana. Luna dan Naira akan bermain di lapangan tenis pribadi Naira yang terletak di halaman belakang.

"Kamu gak mau sarapan roti dulu sebelum tenis?" tanya Jana

"Enggak deh nanti aja. Sini kamu duduk, temenin aku"

Bukannya duduk dibangku sebelah Luna, Jana malah duduk dipangkuan Luna.

"Sayang...nanti kalo Kakak lihat gimana?" kata Luna

"Emang minta pangku pacar sendiri gak boleh?"

"Bukannya gitu sayang tapi...."

"Masih pagi. Tolong jangan mesra mesraan disembarang tempat" potong Naira

Perjalanan (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang