13

1K 84 1
                                    

Luna Pov

Flashback

Sudah hampir tiga minggu hubunganku dengan Jana merenggang. Awal mula saat aku seharian pergi bersama Kai dan Jana tidak kunjung membalas pesanku. Aku mencoba berpikir positif saat itu. Namun sampai dua hari tetap tidak ada balasan. Mulai dari mengirim pesan menanyakan kemana dia, apakah dia baik-baik saja, apa dia sakit, sampai aku datang ke cafe untuk mencarinya. Tapi jawaban karyawannya, Jana tidak pernah datang kesana. Hampir seminggu aku melakukan hal itu.

Sampai di hari ke 12 Jana tidak ada kabar, saat aku pulang kerja dan mampir ke mall untuk membelikan Arya hadiah ulang tahun. Disana aku melihat Jana dan Rehan. Karna penasaran dan aku ingin bertemu dengan Jana maka dari itu aku mengikuti mereka. Saat mereka masuk ke sebuah cafe, akupun juga ikut masuk. Aku mengambil tempat duduk tidak terlalu jauh dari mereka. Bahkan aku bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

Setelah mereka menikmati hidangan yang dipesan tampak Rehan menggenggam tangan Jana. Terdengar Rehan sedang mengungkapkan perasaannya pada Jana. Serta meminta Jana menjadi pasangannya. Mendengar itu hatiku hancur.

Aku pergi dari tempat itu. Aku tidak akan kuat mendengar jawaban Jana. Perasaanku memang salah. Harusnya aku sadar. Siapa diriku dan siapa Jana

Pada saat itu aku tidak langsung pulang. Aku berkeliling menenangkan hatiku. Sesekali air mataku jatuh. Aku bingung harus berbuat apa. Hampir tengah malam aku baru sampai kost. Saat masuk aku bertemu ibu kost yang sedang ngobrol dengan penjaga kost an ku. Menyapa singkat mereka akupun pamit masuk. Namun penjaga kost ku bilang tadi ada yang datang mencariku. Dari gambaran penjaga kostku, orang itu tampaknya Jana.

Setelah itu Jana baru membalas pesanku. Aku tidak bertanya apa alasan dia mengabaikanku hampir 2 minggu. Aku sudah tidak ingin tau alasannya. Karna aku pikir akan menambah rasa sakitku. Aku hanya membalas seadanya, tidak seperti biasanya. Jana meminta agar kami bertemu, tapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan.

Dihari ke 15 aku mendapatkan kabar bahwa perusaahan akan mengadakan acara upgrade skill dan acara pengabdian yang merupakan bagian dari CSR perusahaan. Dan ternyata aku termasuk dari dua orang yang terpilih mewakili departemenku. Tiap tahun acara seperti itu selalu ada. Kurang lebih memakan waktu seminggu.

Takdir seakan bekerja sama untuk tidak mempertemukan aku dan Jana. Menjauhkan kami satu sama lain. Aku sendiri tidak tau harus sedih atau senang.

Flashback end

"Ayo Lun naik ke bus" Ajak temanku sambil menepuk bahuku. Hal itu menyadarkanku dari lamunanku yang mengingat kejadian beberapa minggu ini.

Hari ini kami akan berpindah kota. Acara upgrade skill sudah selesai. Selanjutnya kami akan melakukan pengabdian di daerah yang perkembangannya masih kurang. Kegiatan pengabdian kami biasanya berupa memberikan sumbangan, melakukan cek kesehatan gratis dengan menggandeng dokter dan perawat dari rumah sakit mitra perusahaan kami. Berlangsung selama 2 hari.

Yang aku dengar memakan waktu 3 jam perjalanan. Aku sendiri juga belum pernah mengunjungi wilayah ini. Selama perjalanan aku tertidur sampai terbangun karna merasakan guncangan. Ternyata bus mulai memasuki jalanan berkelok kelok dan tidak rata.

Saat sampai kami disambut oleh kepala desa dan beberapa warga. Kami langsung diarahkan ke beberapa tempat yang bisa kami gunakan menginap. Total  karyawan dari perusahaanku ada 25 orang dan 7 orang tenaga medis.

Hari pertama pengabdian, kami dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama akan membantu para tenaga medis melakukan cek kesehatan gratis untuk warga. Kelompok kedua akan datang ke sekolahan daerah sini untuk menyalurkan sumbangan alat tulis dan media ajar.

Sedangkan kelompok ketiga akan menyalurkan bantuan kerumah warga. Karna aku masuk kelompok ke tiga maka dari itu aku mulai membantu menaikan sembako yang kemarin sudah ditata ke mobil pick up. Ada dua mobil yang membantu. Setelah semua barang naik ke bak mobil. Kami juga ikut naik ke bak mobil, ada beberapa orang yang mengeluh karna tidak pernah melakukannya.

Sedangkan aku sangat menikmatinya. Aku seperti mengingat masa kecilku saat ikut memanen padi disawah kakekku. Saat pulang aku dan kakakku pasti meminta duduk di bak belakang bersama karung-karung padi yang habis dipanen. Bisa merasakan semilir angin sore dan melihat pemandangan sawah yang indah.

Hari pertama kemarin berjalan lancar. Untuk hari kedua, paginya kami akan memasak besar untuk dibagi-bagikan. Dibantu oleh ibu-ibu daerah sini juga. Masakan yang dibuat adalah menu sehat yang mengandung 4 sehat 5 sempurna. Jadi ada nasi, lauk, sayur, buah dan susu yang akan dibagikan. Sedangkan sorenya kami sudah harus pulang.

.

"Akhirnya Luna petualang kembali" sorak Elsa saat melihatku datang.

"Seminggu berpetualang, lu agak kecoklatan ya Lun" tambah Adi

"Bacot ya lu Di" kataku sambil duduk ditempatku

"Ibu Luna bagaimana tanggapan anda mengenai kegiatan yang seminggu kemarin anda jalani?" Tanya Mira sambil mengacungkan pena ke arahku seolah seperti reporter yang sedang mewawancarai.

"Lelah ya bu. Saya kira semi liburan, ternyata lemburan" jawabku

Mira, Elsa dan Adi tertawa mendengarnya.

"Gimana nanti kita mampir tempat pijet pas pulang?" Tanya Mira

"Boleh juga"

Membayangkan badanku akan dipijat sungguh membuatku ingin segera kesana. Tapi berhubung melihat Kak Andin masuk, jadi ku urungkan sementara.

Saat pulang aku dan Mira benar benar mampir ke tempat pijat. Surga sekali saat terapis mulai memijatku setelah aku melewati seminggu yang berat.

"Lun lu sadar gak, seminggu yang lalu sebelum lu berangkat acara kantor. Lu kelihatan kacau banget. Ada masalah ya Lun?'' Kata Mira dengan hati-hati.

"Kelihatan banget ya?" Tanyaku balik

"Banget. Sampe Adi tanya ke gue sama Elsa. Adi aja sadar Lun"

"Gue lagi patah hati Mir. Ternyata kisah gue harus layu sebelum mekar. Macem bunga gak tuh" kataku dengan santai. Aku sendiri kurang suka menunjukkan kesedihan kepada teman-temanku. Tapi jika sampai kesedihanku terlihat oleh mereka mungkin saking sakitnya jadi pertahananku kurang kuat untuk menutupinya.

"Untung sekarang lu udah ceria lagi. Bahkan Adi sampe gak berani godain lu semingguan yang lalu"

"Ada takutnya juga ternyata Adi sama gue"

Seminggu kemarin aku gunakan juga untuk berfikir. Aku mencoba berdamai dengan kekalahanku. Karna aku sendiripun sadar, tidak semua hal akan sejalan dengan yang aku inginkan. Meskipun jika mengingatnya aku tetap merasa sedih namun aku belajar untuk menerima.

.

Selesai pijat aku memutuskan pulang. Sampai kost aku bertemu Kia dan beberapa temannya di halaman kost tampak mengobrol, Kia memanggilku.

"Kak rabu malam Kak Luna lembur gak?" Tanya kia

"Gak tau deh Ki. Emang kenapa"

"Rabu jam set 7 malem aku mau ada separing basket sama anak sebelah di lapangan basket taman. Rencananya mau minta Kakak jadi wasitnya kalo gak lembur"

"Boleh. Tapi sediain cadangan kakak. Jadi kalo seumpama kakak lembur udah ada gantinya. Btw bayarannya apaan nih?" Kataku

"Traktir soto sebelah kost" kata Kia

"Oke sip. Yaudah Kakak masuk dulu. Bye guys" kataku pada Kia dan teman-temannya.

Menurut pandanganku Kia termasuk Alpha women sih. Di mudah bergaul sama cewek ataupun cowok tapi kelihatan dia yang dominan diantara mereka.

.
.
.

"KAMU ITU KENAPA SIH. KAMU GAK SADAR YA KALO AKU ITU CINTA KAMU. AKU CINTA KAMU!!!

Bersambung.



Perjalanan (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang