7

1.1K 94 1
                                    

Luna pov

Sabtu pagi di rumah ibu. Sebenarnya aku sudah bangun dari pagi, berniat membantu ibu memasak. Tapi ibu malah melarangku dan menyuruhku istirahat saja. Akhirnya aku rebahan di ruang keluarga sambil memutar musik playlistku.

"Bu itu lagu apaaan sih" aku mendengar Kakakku bertanya pada ibu di dapur.

"Gak tau tuh lagunya adekmu"

"Luna pulang bu?"

Tidak terdengar jawaban ibu tapi aku mendengar suara langkah mendekat.

"Wihh...pulang kamu dek?'' Tanya kakakku sambil duduk disamping tubuhku yang sedang tiduran.

"Yoi brother"

"Dek..traktir mas sama keponakanmu es krim dong?" Pintanya

"Heh apa-apaan ini masih pagi udah kepalak aku"

Sekedar informasi kakakku itu suka banget es krim. Karna dulu waktu kami kecil hanya bisa makan es krim saat ibu gajian. Jadi gantinya sekarang hampir tiap hari dia makan es krim. Saat dia punya anak, anaknya pun suka banget es krim nurun bapaknya. Makan es krim tiap hari itu menurutku kebiasaan yang lucu dari dia.

"Kan dulu aku yang sering jajanin kamu, sekarang gantian. Mas sama ponakanmu kan lama gak kamu traktir"

"Nanti ya mas...Adekmu belum makan itu. Gak boleh jajan dulu" teriak ibu dari dapur.

"Iya nanti siang deh" kataku.

"Nenek..aku udah ganteng belom?" Aku mendengar suara lain dari dapur. Sepertinya keponakanku.

Rumah kakakku dan ibu memang ada pintu penghubung di sebelah dapur. Jadi jika berkunjung tidak perlu lewat pintu depan.

Aku mendengar langkah kecil kemari.

"Arya...tante rindu" kataku saat melihat keponakanku

"Tante"

Aku peluk dia. Saat melihat wajahknya aku tertawa, bisa-bisanya dia dibedaki ibunya macem gini. Udah tebel, gak rata jatuhnya jadi cemong. Aku ratakan bedaknya, lalu ku cium kedua pipinya.

Kakakku punya dua anak. Anak pertamanya laki-laki, Arya usia 4 tahun. Anak keduanya perempuan, namanya Dira usianya 7 bulan.

.

Setelah selesai sarapan, kami bertiga memutuskan duduk di belakang rumah sambil menatap kebun milik ibu. Tidak lupa memakan es krim yang baru kami beli di warung dekat rumah.

"Ini sebenernya yang bocah Arya apa Bima sama Luna" kata ibu melihat kami bertiga sambil menggeleng

Ibu sedang menyiram tanamannya. Di kebun ibu semuanya ada. Sayuran, buah, umbi-umbian dan bunga, kurang ternak aja biar ada sumber protein. Waktu aku lulus kuliah dan sudah bekerja, aku meminta ibu untuk berhenti bekerja. Jadi berkebun adalah salah satu cara ibu untuk mengisi waktu setiap hari. Tidak jarang hasil dari kebun ibu di bagikan ke tetangga sekitar jika terlalu banyak untuk dikonsumsi sendiri.

"Kamu besok balik jam berapa dek?" Tanya kakakku

"Jam 3 berangkat ke bandara"

"Besok biar mas anterin aja gak usah pakek travel"

"Boleh"

"Aku nanti mau ketemu Ayah mas, tadi udah aku telpon"

"Kalo bisa jangan sampe bertengkar. Nanti ibu sedih lihatnya. Kan ibu paling gak suka kalo kita bertengkar sama Ayah"

.

Ayah baru saja pulang setelah bertemu denganku. Aku meminta ayah untuk tidak menggangu ibu lagi. Kalo masalah uang untuk beli motor Ayah, nanti akan ku titipkan pada kakakku. Agar benar-benar dibelikan, takutnya jika aku berikan pada Ayah langsung tidak dibelikan motor malah dibuat untuk yang lain. Hitung-hitung baktiku ke Ayah. Meskipun Ayah tidak sepenuhnya memenuhi perannya sebagai Ayah untukku, tapi Ibu selalu meminta anak-anaknya untuk tetap berbakti pada ayah.

Perjalanan (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang