2

2K 128 3
                                    

Luna Pov

Flashback

"Bu kenapa ibu gak pisah sama ayah sejak dulu?"

"Ibu takut kamu dan masmu kehilangan sosok ayah kalo ibu pisah sama ayahmu"

"Ibu gak pisahpun aku udah kehilangan sosok beliau bu. Ayah yang jarang pulang kesiní, ayah yang suka pukul ibu. Aku sedih dan marah lihat ibu diperlakukan seperti itu"

"Yang penting sekarang kita sudah bebas nduk. Tapi tolong jangan benci ayahmu" kata ibu sambil membelai rambutku.

"Mulai sekarang ibu harus bahagia ya. Bilang sama Luna apa yang ibu pengen, sekuat tenaga pasti Luna penuhin"

"Ibu cuma pengen anak-anak ibu hidup rukun dan bahagia. Itu cukup".

Flashback end

Aku teringat percakapanku dengan ibu 6 tahun yang lalu saat mereka akhirnya berpisah. Aku tidak sedih sama sekali saat itu. Aku justru lega, seperti lepas dari belenggu.

Dulu saat ayah melamar ibu, mulai saat itu ibu menyerahkan hidupnya pada ayah. Keluarga ibu memang dari ekonomi sulit, berbeda dengan kelurga ayah yang serba berkecukupan pada zaman itu. Mungkin dari itu ibu hanya bisa diam saat berulangkali diselingkuhi, KDRT, dan dikucilkan kelurga besar ayah. Mungkin juga beliau khawatir apa yang akan terjadi dengan aku dan kakakku kalau berpisah saat kami masih kecil dengan hidup dari gaji buruh pabrik ibu yang pas pasan.

Dari kisah pahit orang tuaku sangat berpengaruh terhadap kehidupan romansaku. Aku menjadi apatis tentang cinta. Dulu  zaman SMA dan kuliah aku sempat berpacaran. Tapi aku sama sekali tidak merasakan getaran cinta pada mereka. Bahkan saat salah satu mantanku ketahuan selingkuh didepanku, aku hanya mengambil keputusan berpisah tanpa mengamuk padanya.

Sejak berpisah dengan mantanku di saat kuliah, aku belum pernah lagi menjalin asmara. Beberapa kali teman kantor ada yang mencoba mendekatiku namun aku menolaknya. Aku merasa saat ini hanya ingin fokus mencari uang dan membahagiakan ibu di kampung. Karna tidak dipungkiri saat ini dari uanglah, aku bisa bahagia dan membagiakan keluargaku.

"Lun laporan yang diminta bagian keuangan udah kamu kasih?" Tanya Kak Andin padaku.

"Udah kak. Tadi pagi"

"Senin kamu dan Elsa ikut aku ya Lun ke calon tempat event kita bakal diadain. Sekalian cek apa yang perlu ditambahin"

"Oke Kak. Sekalian traktir kopi atas kalah taruhan kemaren ya kak?" Jawab Elsa

"Taruhan apa nih? Kok gue gak tau" sahut Adi

"Rahasia. Udah lu gak usah kepo yang penting ikut kebagian kopinya" jawab Mira.

Mendapat respon seperti itu Adi mendumel. Dan aku tertawa melihatnya.

"Makan siang dulu yuk guys. Udah jam nya nih" ajakku pada mereka.

"Aku absen makan bareng kalian ya" kata Elsa

"Halah bilang aja lu mau makan sama gebetan lu si anak departemen sebelah" Adi menimpali

"Yee..kepo lu Di. Dasar kayak emak-emak yang kepo sama tetangganya" jawan Elsa

"Dasar Elsa Sableng" respon Adi

Aku, Mira dan Kak Andin tertawa melihat Elsa dan Adi yang bertengkar tiada hentinya.

.

Setelah selesai makan siang aku akan mengantarkan berkas ke departemen lain berkaitan dengan event perusahaan yang akan di pegang oleh timku.

Perjalanan (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang