15

1.1K 83 2
                                    

Author Pov

Selesai sarapan, Luna dan Jana kembali bersantai di ranjang. Diiringi lagu dari playlist Luna.

"Jana aku mau ngomong" kata Luna

"Jana...sayang" ulang Luna karna tidak ada respon dari Jana

"Iya kenapa yang"

"Aku rasa ada beberapa hal yang harus kita diskusikan" kata Luna

"Aku mau Kakak kamu tau hubungan kita, karna dia keluarga kamu satu satunya yang disini. Pelan pelan aja gpp. Cepat atau lambat keluargaku juga pasti tau" kata Luna lagi

'Mau ditentang nanti atau sekarang sama aja. Mending lebih cepat lebih baik. Biar segera dapet solusi' pikir Luna

"Setuju. Aku juga gak mau menyembunyikan. Termasuk dari temen-temen dan sekitar" jawab Jana

"Eh kalo itu ya jangan dong"

"Kamu malu akuin aku sebagai pacar kamu depan temen kamu?" Tanya Jana cemberut.

"Enggak gitu. Maksutnya gak perlu bilang-bilang secara gamblang. Cukup mereka lihat dari aku memperlakukan kamu. Kamu kan tau juga kalo disini walaupun udah banyak hubungan seperti kita tapi mereka tidak terang-terangan. Takutku ada orang yang gak suka trus berlaku jahat sama kamu" Kataku setelah menarik Jana ke pelukanku.

"Oke. Aku juga mau kamu terbuka sama aku mengenai apapun. Pemikiran, pendapat, marah, masalah, pandangan hidup...pokoknya apapun" jawab Jana

"Aku akan berusaha. Kamu juga harus terbuka sama aku. Biar kita bisa cari jalan keluar kalo ada masalah"

Jana mengangguk ringan.
"Waktu kamu pamit jalan sama temenmu kuliah. Kenapa kamu jalan sama cowok?"

Luna menoleh menatap Jana.
"Kan emang temen kuliahku yang ku bilang itu cowok. Jangan bilang kamu hindarin aku 2 minggu gara-gara itu?"

"Kan kamu gak bilang cowok. Pamitnya cuma main sama temen kuliah" elak Jana sambil memukul ringan tangan Luna.

"Kan tanya bisa sayang" jawab Luna

"Kamu juga gitu. Lihat aku sama Rehan langsung lari. Aku cari malah ilang. Gak ada tuh balas pesanku" balas Jana.

"Yaudah deh kita sama-sama salah" jawab Luna dengan kikuk

"Aku mau cium kamu boleh gak?" Ceplos Jana

"Eh " respon Luna dengan kaget

"Kok responnya gitu sih" kata Jana dengan manja.

"Aku kaget. Kamu frontal banget sih"

"Kamu kalo gak di frontalin gak peka. Aku nembak kamu kemarin itu karna kamu gak peka aku kodein selama ini. Kemaren kamu cuma cium kening aku doang" kata Jana dengan cemberut.

"Luna sayangku yang perlu kamu tau. Aku bakal mencintai kamu dengan ugal-ugalan. Gak akan ada yang aku sembunyikan mengenai perasaanku" kata Jana menatap Luna.

"Oke sayangku. Aku juga akan ugal-ugalan. Bahkan sampe jumping kalo perlu" kata Luna sambil mencium bibir Jana sekilas. Jana tersipu malu

"Kurang lama. Lagi yang" kata Jana

Satu hal yang Luna baru mengerti bahwa Jana lebih frontal dan ekspresif sekarang. Sangat berbeda saat mereka masih berteman.

.

Luna Pov

Siang itu, Jana pulang dari kostku sore. Sebenarnya tidak mau pulang. Tapi aku nasehati agar pulang ke rumahnya dulu. Akhirnya setelah dibujuk hampir sejam, Jana pulang.

Perjalanan (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang