Crazy Detektif Family - 3 End

201 11 0
                                    

Bulan desember merupakan bulan yang paling dinanti Kitsune. Selain salju turun pada bulan tersebut, copian dari Naruto itu akan mendapatkan banyak hadiah saat Natal atau mereka sekeluarga akan berlibur ke Eropa nanti. Seperti sebelum-sebelumnya. Gema nyanyian kerohanian menjelang Natal mulai memenuhi setiap ujung kota. Sepanjang jalan dipenuhi dengan hiasan Natal. Ada pohon Natal di beberapa tempat umum, boneka Sinterklas, tak ketinggalan tulisan "MERRY CHRISTMAS" yang tak terhitung jumlahnya.

Hari ini Kitsune, Kurama dan Tenten -- sekretaris pribadi keluarga Uzumaki sedang memborong beberbagai perlengkapan Natal di Bigmart, swalayan terbesar di Tokyo. Tenten gadis 20 tahun itu sibuk mengeluarkan semua barang-barang yang diborongnya tadi dari sebuah pick up yang disewanya.

"KURAMA-KUN!! NATAL BESOK BELANJA DI SINI LAGI, YA?!" teriak Ayame. Dia adalah anak sang pemilik toko yang sangat menyukai Kurama hingga memberikan diskon 90 persen setiap barang yang mereka beli dengan catatan harus si sulung Uzumaki yang datang ke tokonya. Apa pun yang Kurama beli, potongan 90 persen pasti mereka beri untuknya.

"Hei, Kurama! Bantu aku menurunkan pohon Natal ini!" teriak Tenten kesal karena dari tadi anak itu hanya duduk manis sambil bermain game.

Kurama mendongak. "Sudah bosan bekerja? Tak sopan memberi perintah pada majikanmu!" jawabnya sadis lalu kembali pada kegiatan semula.

Tenten memaki-maki anak lelaki itu sebal. Dia akhirnya menyeret sendiri pohon besar itu dari depan rumah hingga berada diruangan keluarga.

Kitsune mendekati kakaknya. "Kakak, liburan kita jadi ke Dubai, kan?"

Kurama masih fokus pada game-nya, berkata, "Tanya saja Papa."

Anak kecil itu berlari masuk ke dalam rumahnya mencari kamar orang tuanya. Tak lupa Kitsune menabrak Tenten yang sedang membawa muatan barang di tangannya hingga barang-barang tersebut berceceran di lantai.

"UZUMAKI KITSUNE!!" Gadis itu memunguti barang-barang itu sambil memaki si bungsu
Uzumaki tak sopan.

Tiba-tiba saja Kurama teringat sesuatu. Dia memaki, meletakkan tablet-nya begitu saja dan berlari cepat menyusul sang adik dan sekali lagi anak berumur 9 tahun itu menabrak Tenten yang baru saja selesai memunguti barang-barang yang berceceran akibat ulah Kitsune. Gadis itu oleng dan terjatuh menimpa barang-barang yang sudah disusun rapi, kini barang-barang itu kembali berserakan karena si sulung Uzumaki. Bahkan lebih berantakan dari sebelumnya. Tak tahan, Tenten menangis dan berguling-guling sendiri di atas tumpukan barang-barang tersebut sambil menjerit mirip orang kesetanan.

Kitsune langsung memutar kenop pintu tersebut, membukanya senang. Namun, kegembiraannya berganti dengan wajah pucat. Anak lelaki 6 tahun itu membeku seketika saat melihat keadaan orang tuanya saat ini.

Kitsune melihat papanya yang setengah telanjang sedang berada di atas atas tubuh sang mama. Naruto sedang sibuk membuat tanda kepemilikan di leher istrinya tak menyadari kehadiran putra kecilnya. Dia terlalu asyik menikmati aksinya hingga lupa menutup pintu. Untungnya tubuh mereka ditutupi selimut tapi punggung pria pirang itu tidak.

"Papa, kenapa perasaanku tidak enak, ya?" Hinata mencoba menghentikan aksi suaminya. Sayangnya Naruto malah semakin menjadi-jadi. "Papa!!" Wanita itu mencubit lengannya gemas.

Naruto nyengir bak kuda. "Apa yang membuat Mama tak nyaman? Papa kedinginan, Mama. Ayolah, Papa bisa mati beku nanti." Pris sinting itu kembali merajuk manja. Sungguh menjengkelkan.

Hinata Hime [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang