Sweet Tanabata - 1

2.7K 246 28
                                    

Musim panas di Jepang mulai berlangsung. Masyarakat setempat mengadakan festival musim panas. Yaitu festival Tanabata.

Seorang gadis dengan rambut panjang indigo berkilau sedang sibuk menulis sesuatu di atas tanzaku, yaitu kertas permohonan warna-warni yang diikat pada bambu. Sejak satu jam lalu dia sibuk menulis beberapa permohonan di atas tanzaku itu.

'Master Of Violin tahun ini Hyuuga Hinata'

'Tahun ini aku akan merebut gelar Master Of Violin'

'Kalahkan si Mulut Sombong Ootsutsuki Toneri'

'Semoga ada paus kelaparan nyasar di jalan lalu menelan Ootsutsuki Toneri saat menuju ke kontes ...'

Hinata mendesah, menggeleng kuat. Ah, tidak ... tidak ... ini malah kelewatan. Dia tidak sekejam itu. Kenapa malah aku di sini yang kejam? Ia pun mencoret tulisan terakhir pada kertas tanzaku tadi. meremasnya hingga tak berbentuk dan terakhir dia membuang kertas berwarna kuning itu asal.

'Pemenang kontes biola tahun ini Hyuuga Hinata'

Gadis itu tersenyum. Ia mengumpulkan semua tanzaku itu lalu menggantungnya di dahan pohon bambu. Mengatubkan kedua tangannya ia berdoa sebentar. "Aku mohon Kamisama kabulkan keinginanku ini, tak ada keinginan lainnya yang paling aku inginkan selain mengalahkan dia," doanya pelan.

"Hinata, kau sudah siap?" teriakan seorang gadis sebayanya membuat gadis itu menoleh.

"Ah, Tenten-chan sudah datang? Tunggu sebentar, aku ke kamar dulu." Hinata segera memasuki kamarnya lalu keluar dengan tangan yang menenteng sebuah tas cukup besar berisi biola.

Hari ini mereka akan pergi ke tempat kursus les biola di rumah tuan Nakajima. Sudah 5 tahun ini Hinata berlatih sangat keras agar bisa memainkan biolanya dengan bagus.

"Hinata-chan, aku dengar dari ayahku tepat di depan rumahmu akan dibuka sebuah restoran besar, ya?" Hinata menatap sebuah bangunan besar yang sedang direnovasi.

"Siapa peduli, setiap hari aku hanya belajar bermain biola," jawabnya cuek. Ia bahkan menolak mengantarkan kue beras buatan ibunya untuk diberikan kepada tetangga baru yang tinggal tepat di sebelah rumahnya.

Hari ini gladi resik untuk perlombaan kontes biola yang diadakan setiap tahunnya. Dan selalu bertepatan pada tanggal 7 juli yang merupakan hari tanabata bagi masyarakat Jepang.

Tanabata atau Festival Bintang merupakan sebuah tradisi tradisional yang dirayakan pada tanggal 7 Juli setiap tahunnya di Jepang. Pada perayaan ini biasanya orang-orang Jepang akan menulis harapan mereka di kertas berwarna-warni dan kemudian akan dipasang pada pohon bambu yang disebut Sasa.

Legenda Tanabata berawal dari dipisahkannya Orihime, seorang putri bintang yang rajin menenun dan Hikoboshi, seorang pengembala. Setelah mereka bertemu, mereka tidak pernah lagi melaksanakan tugasnya masing-masing dan membuat Dewa Langit murka. Sang dewa akhirnya memisahkan mereka berdua.

Orihime dan Hikoboshi dipisahkan oleh sebuah sungai bernama Amanogawa dan hanya bisa bertemu pada tanggal 7 Juli setiap tahunnya. Karena hanya bisa bertemu sekali tiap tahunnya, mereka berdua berdoa pada tanggal 6 Juli agar esok hari tidak diturunkan hujan. Jika hujan turun tentunya maka di sungai Amanogawa akan meluap dan mereka tidak dapat bertemu.

Doa-doa itu mereka tuliskan di kertas berwarna-warni dan dipasang di pohon bambu. Mereka percaya bahwa pohon bambu itu akan tumbuh menjulang ke langit sehingga doa mereka akan dibaca oleh Dewa Langit.

Kemudian seiring dengan berkembangnya zaman, isi dari kertas permohonan tidak hanya doa-doa untuk Orihime dan Hikoboshi tetapi juga doa dan harapan tiap individu.

Hinata Hime [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang