Kaminari Gakuen.
Para murid keluar dan menghambur ke halaman sekolah besar nan elit itu. Di antara keramaiannya, Kurama berjalan santai menuju jalan raya.
"Kurama-kun, menolehlah!!" teriak Chocho kesenangan.
"Kau tampan Kurama-kun!!" teriak Jung Hye Joon, gadis manis asal Korea itu tak mau jalah.
"Kurama-kun Be mine!!" Asuka menjerit histeris.
Mereka bertiga terkenal dengan sebutan 'Ratu Gosip' di Kaminari Gakuen. "Kami mencintaimu!" jerit mereka bersamaan.
Jeritan terus saja keluar dari mulut gadis-gadis centil saat melihat Kurama dengan tak acuhnya melewati mereka. Dia sudah terbiasa karena setiap hari, gadis-gadis norak itu selalu melontarkan kalimat yang sama. Kurama bosan.
Tiba-tiba sebuah sedan hitam melintas di depannya lalu berhenti. Si sulung Uzumaki itu menghentikan langkahnya. Pintu sedan itu terbuka, seorang pria keluar lalu membuka pintu sebelahnya. Seorang pria yang wajahnya terlihat kaku meski usianya sudah lewat kepala lima. Ia tersenyum pada Kurama. Dan Kurama hapal dengan wajah itu. Itu adalah wajah kakek yang turut andil membesarkannya dan tinggal di Los Angeles, Amerika.
"Uzumaki Kurama!"
Kurama menatap pria itu. Tangannya mencengkram keras tas koper yang dipegangnya. Siapa? Wajahnya sama dengan kakek, tapi baunya sama sekali bukan bau kakek.
Pria itu berlari memeluknya. "Kurama, Kakek rindu padamu!!"
Kurama terdiam kaku. Suaranya bahkan sama. Tapi siapa dia? Hebat sekali bisa meniru wajah dan suara kakek Hiashi.
"Selamat sore, Uzumaki Kurama," sapa lelaki tua dari arah belakang yang baru saja hendak menaiki sedan mewahnya.
Itu suara Pemilik Sekolah. Tuan Sabaku. Kurama menoleh. "Tuan Sabaku." Anak lelaki itu membungkuk hormat.
Sabaku Rei hanya mengangguk kemudian menatap mereka. "Salam untuk ayah dan ibumu. Aku berterima kasih karena bantuan mereka, Rapunsel akhirnya ditemukan. Putriku sangat senang."
Kurama mengangguk. Beberapa minggu lalu ayah dan ibunya memang diundang Sabaku Rei untuk mencari kucing milik putrinya yang hilang. Kucing Persia bernama Rapunsel yang nilainya setara dengan harga mobil itu akhirnya ditemukan.
"Baiklah Kurama-kun, kami undur diri." Lelaki tua pamit pergi lalu masuk ke dalam mobilnya. Di sampingnya duduk seorang pemuda yang luar biasa tampan dan mempesona sedang fokus bermain game pada layar tablet yang dipegangnya. Dialah sang Pangeran kebanggaan Kaminari Gakuen, Sabaku Shinki. Ketampanan anak muda itu sampai disebut setara dengan para dewa.
"Sempurna," gumam sosok pria yang mengaku kakek Kurama itu terpesona akan pesona sang pangeran.
"Anda siapa?" Kurama bertanya datar.
Pria itu menoleh, ia tertawa pelan. "Aku Kakekmu."
"Bukan! Kakekku ..."
"Hyuuga Hiashi ..." potong pria itu dingin. Seketika wajah Kurama memucat. "Pria keras kepala yang tangguh dan menikah dengan seorang wanita biasa. Hiashi yang menjadi seorang profesor kebanggaan Jepang dengan kejeniusan IQnya yang mencapai 200, Hyuuga Hiashi sampai digadang-gadang sebagai Albert Einstein-nya Jepang. Lalu mereka punya dua anak perempuan. Anak pertama bernama Hyuuga Hinata, nama yang diambil dari seorang selebritis Jepang terkenal dahulu. Anak kedua Hyuuga Hanabi yang namanya diambil dari seorang Ilmuwan amerika. Dan kau adalah Uzumaki Kurama, putra sulung Uzumaki Naruto."
Kurama mundur. Bagaimana bisa pria di depannya ini tahu segalanya tentang keluarga ibunya?
"Masuk ke dalam," perintahnya sembari menodongkan sebuah pistol ke pelipis Kurama. "Hidan, aku yang akan menyetir mobilnya. Kau duduk di belakang bersama anak ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hinata Hime [On Going]
Fiksi Penggemar↔ Don't forget to follow me 😄😄 🔴 Disclaimer : Masashi Kishimoto Pairing : ❤ Naru_Hina [Gomenne]✔ ❤ Gaa_Hina [My Sweet Bloody]✔ ❤ Tone_Hina [Sweet Tanabata]✔ ❤ Shika_Hina [My Dream is You]✔ ❤ Shisu_Hina [Secon Chance in Klevan]✔ ❤ Sasu_Hina [Shado...