Hinata Hime [On Going]

Gomenne - 3 End

Tokyo, 15 tahun lalu ...

"Sakura!!" Gadis manis itu tersenyum cerah usai kelulusan sekolah.

Gadis bersurai pink itu yang dipanggil Sakura itu menoleh begitu suara sahabatnya terdengar sangat senang. "Wah, sepertinya kau senang sekali. Padahal nilaimu tidak bagus dan hampir tidak lulus tapi kenapa sesenang itu?"

"Tadi Sasuke melamarku," bisik Hinata senang dengan mata berbinar.

Sakura terkejut. "Sasuke keluarga Uchiha itu? Si anak pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan?" tanyanya tak percaya sambil menutup mulut, sedetik kemudian ia menjerit senang lalu memeluk sahabatnya. "Selamat, Hinata!! Astaga sebentar lagi kau akan menjadi nyonya Uchiha."

Dan benar saja Sasuke melamarnya meski ibunya tak setuju karena Hinata bukan anak orang kaya. Mereka menikah dan menjalani rumah tangga yang bahagia sementara Sakura melanjutkan study-nya ke Amerika.

Tahun kedua mereka hidup biasa saja meski tanpa kehadiran anak, namun Mikoto, ibu Sasuke selalu saja menanyakan kapan mereka memiliki anak.

Puncaknya adalah ketika pernikahan mereka telah melewati tahun ke enam, namun Hinata masih saja belum menunjukkakn tanda-tanda kehamilan. Mikoto menjadi khawatir jika Hinata mandul. Sementara Sasuke tetap mencintai Hinata. Wanita itu resah bagaimana nanti jika tak ada penerus perusahaan besarnya nanti? Akhirnya segala cara ia gunakan untuk membujuk putra bungsunya mencari wanita lain dan menceraikan Hinata.

Awalnya Sasuke menolak namun bujukan itu terus dilakukan oleh ibunya membuat lria Uchiha itu mulai memikirkan permintaan sang ibu. Mikoto sakit keras membuat Sasuke serba salah. Di saat keputusasaan itu menyergap hatinya, Sakura datang sebagai teman.

Sakura menjadi sekretaris ayahnya sendiri di perusahaan Haruno Corp. Perusahaan itu kemudian menjalin kerjasama dengan Uchiha corp. Dan dari sanalah kedekatan Sakura dan Sasuke dimulai. Mikoto yang mengetahui hal itu memiliki celah untuk memasuki hubungan mereka, toh nampaknya Sakura terlihat menyukai putranya.

Hingga pada akhirnya mereka semakin dekat, dan Sasuke melupakan Hinata. Ia mengkhianati istrinya. Sasuke jarang pulang ke rumahnya dengan dalih alasan klise. Urusan pekerjaan. Namun sebagai wanita, Hinata tahu kalau suaminya mulai bermaun api di luar sana.

"Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu?" Hinata bertanya saat Sasuke pulang ke rumahnya. "Jika seorang suami sudah jarang pulang ke rumah itu artinya ada sesuatu yang menarik hatinya di luar sana."

Pria Uchiha itu hanya diam dan bersikap tak acuh. Ia melewati Hinata begitu saja, tanpa mengganti bajunya lalu tidur di kasur mereka sambil membelakangi sang istri. Lelaki itu juga tahu akhir-akhir ini Hinata suka melawan ibunya. Dan Mikoto akan mengadukan kelakuan Hinata padanya dengan cukup labil sambil menangis dan berdalih Hinata mulai berani padanya membuat Sasuke semakin membenci istrinya.

Hingga tiga bulan kemudian di bulan Februari, di rumah sakit pusat kota Tokyo ...

"Selamat Hinata, kau positif hamil. Sudah tiga bulan." Dokter muda nan cantik bernama Konan itu tersenyum hangat.

Hinata terdiam kaget. Antara percaya atau tidak, mata wanita itu memanas. Tangannya perlahan turun ke perutnya yang masih terlihat datar. Ada air mata kebahagian yang berlomba turun dari bola matanya yang indah. Aku hamil? Benarkah? Hinata menangis sesegukan hingga bahunya terguncang.

"Hinata," panggil Konan itu khawatir.

Hinata menggeleng dengan mata yang masih basah, ia tersenyum. "Aku tidak apa-apa Konan-Nee, aku sangat bahagia sekali. Bahagia sekali hikz ..." Wanita bersurai indigo itu menghapus air matanya. Penantian panjangnya akhirnya berbuah manis. Ia hamil. Setelah hampir tujuh tahun lamanya akhirnya ia hamil. Tentunya ia punya harapan besar untuk kembali merebut perhatian Sasuke. Ia telah mengandung buah hati pria Uchiha itu. Hinata yakin ibu mertuanya tak akan lagi menyuruh anaknya mencari wanita lain dan Sasuke hanya akan menjadi miliknya.