Fake Love - 2 End

1K 129 64
                                    

Tampan. Itu kata yang pertama kali melintas di pikiran Hinata saat membuka matanya. Ia melihat sesosok pria bertubuh tegap yang jangkung, berkulit putih, rambut dongker yang mencuatbke belakang dengan mata yang hitam pekat.

"Sudah bangun?" sapa sosok itu datar, mata hitamnya menusuk tajam ke dalam retina Hinata. Kesannya sangat jutek membuat gadis itu takut. Bagaimana jika pria itu memakannya? "Namaku Sasuke, kau berada di apartemenku saat ini, Naruto yang membawamu kemari dengan keadaan basah kuyub."

Hinata terpekur.

"Jika bukan karena temanku yang menyelamatkanmu, kau pasti sudah mati tenggelam di sana."

"Eh? Oh ... terima kasih," jawab Hinata pelan. Tiba-tiba seseorang muncul dari pintu. Mengenakan kaos hitam tanpa lengan yang menunjukkan kulitnya yang eksotis yang dipadu dengan celana selutut. Rambutnya pirang seperti mentari. Hidung mancung dan bibir yang tipis seperti perempuan. Berbeda dengan bibir pria yang duduk di samping Hinata, bibir Sasuke terkesan sexy minta dicium.

"Sudah sadar, ya?" sapanya hangat pada Hinata. Senyumannya yang manis membuat gadis itu tak berkedip dan bengong. Senyuman itu seperti angin surga yang berembus masuk ke dalam hatinya. Sejuk dan menciptakan bunga-bunga kecil tumbuh di hatinya. Jantung Hinata seakan bersalto-salto minta keluar.

Sudut bibirnya tertarik, menciptakan senyum terindah yang ia tampakkan di wajah manisnya.

Hinata langsung jatuh cinta pada pemuda yang telah menyelamatkan nyawanya tadi. Pemuda cute yang mengingatkan ia pada manisnya sebuah apel.

💝💝 Fake love 💝💝

Hinata jatuh cinta pada Uzumaki Naruto. Wajahnya imut dan keren. Ramah dan sangat hangat perlakuannya. Sering kali oemuda itu memanggil Sasuke dengan sebutan 'Teme' lalu si manusia es itu akan balas memanggil Naruto 'Dobe!'.

Jatuh cinta untuk pertama kalinya sangat aneh bagi gadis itu. Ada perasaan yang kuat, semacam energi yang mampu memberikan keberanian untuk berbuat apa saja. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya jika Naruto ada di dekat dengannya. Pendengarannya menjadi lebih tajam saat nama pemuda rambut secerah mentari itu disebut.

Jika ada waktu, Hinata pasti menyempatkan diri pergi ke apartemen Sasuke dan Naruto. Remaja 15 tahun itu menemukan kehangatan yang selama ia cari. Toh, orang tuanya mengabaikannya. Naruto juga sangat perhatian dan lembut. Tahu apa yang Hinata inginkan. Berbeda dengan Sasuke yang jutek dan jarang ada di apartemennya.

Minggu pagi mereka bertiga pergi ke supermarket. Hari ini Naruto berulang tahun ke-22 dan akan mengadakan pesta kecil.

"Sasuke-Nii benci aku, ya?" tanya Hinata saat mereka berada di tempat buah. Ya, Hinata selalu melihat Sasuke dengan sorot mata yang dingin saat melihat ia dan Naruto bersama. Membuat Hinata tak nyaman. Kebetulan Naruto ada di tempat sebelah sedang memilih daging.

Sasuke menoleh sejenak, tetap bersikap cuek. Ia sibuk memilih apel dan jeruk lalu memasukkannya ke dalam trolli.

"Sasuke-Nii." Hinata menarik lengan Sasuke ketika pria 32 tahun itu hendak pergi. Meminta penjelasan.

Well, Sasuke benci jika Hinata harus bersentuhan dengannya. Pria itu menatap tajam ke arah tangan Hinata yang menyentuh lengannya, lalu manik hitamnya menusuk tajam ke dalam retina bulan milik gadis itu hingga Hinata takut.

"A-aku minta maaf," ujarnya takut, melepas tangannya. Tak berani menatap wajah Sasuke yang seperti gunung berapi, yang siap menyemburkan laharnya.

Pemuda setinggi 185 cm itu mendorong Hinata hingga tubuhnya menyentuh rak makanan. Entah karena Hinata yang terlalu lambat menyadari atau Sasuke yang menjadi agresif. Yang jelas, gadis Hyuuga itu bisa merasakan hawa yang keluar masuk dari mulut Sasuke menghangatkan wajahnya. Wangi mint. Mulut mereka sangat dekat.

Hinata Hime [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang