Shadow of Thief - 1

2.5K 200 20
                                    

Sesosok berjubah hitam itu berdiri gagah di atas gedung salah satu bank terbesar di Jepang. Bank Elyxion. Manik matanya yang hitam pekat tampak berseri senang di balik topengnya. Iris tersebut menatap batu permata di tangan kanannya yang tertutup sarung tangan. Batu mulia Ruby atau "King of Gemstone" permata corundum berwarna merah. Permata yang melambangkan pelindung itu akhirnya berhasil ia dapatkan. Ditengadahkannya batu mulia tersebut ke arah sinar rembulan. Kilau warna merahnya mampu menarik mata orang-orang sekitar. Jari tengahnya di sebelah kiri tersemat cincin pelangi membentuk simbol kipas merah. Bibirnya tersungging indah.

Dialah si Pencuri Bayangan atau Arsen Lupin versi Jepang. Pencuri jenius yang terkenal abad 21, yang justru kehadirannya ditunggu-tunggu terutama oleh kaum hawa. Si Pencuri Bayangan mencuri batu mulia yang harganya kelewat fantastis. Kemunculannya yang mendadak itu sanggup membuat kepolisian kalang kabut karena tak bisa menghentikan aksinya semenjak satu tahun lalu.

"Itu dia! Tangkap segera!" perintah seorang lelaki berwajah garang lengkap dengan seragam kepolisiannya sembari menunjuk sosok tersebut. Dialah inspektur Hyuuga Hiashi dari divisi dua yang bertugas menangkap pencuri sekelas Pencuri Bayangan.

"Lama tak bertemu, Inspektur Hyuuga." Si Pencuri Bayangan tersenyum meremehkan melihat puluhan polisi mulai mengepungnya, ia sudah bisa memperkirakan hal itu pasti terjadi.

"Jangan tersenyum! Aku pasti akan menangkapmu!"

Pemuda dibalik topeng itu tertawa. "Tunggu seratus abad lagi." Ia segera berlari, melompat ke arah gedung lainnya menggunakan alat.

"Sial!" umpat inspektur Hyuuga kesal, ia memerintahkan anak buahnya segera turun ke bawah dan mengejarnya.

Sang Arsen Lupin abad 21 itu memasuki sebuah gedung sekolah. Ia masuk ke dalam ruangan perpustakaan. Napasnya keluar masuk kasar dari mulutnya. Ia menyimpan permata Ruby yang didapatnya di saku celana. Saat hendak berbalik tiba-tiba sebuah pukulan keras berhasil mengenai perutnya. Begitu cepat dan tak terduga. Kaget dengan apa yang dilihat karena yang menyerangnya seorang gadis muda yang memegang ujung alat pengepel lantai.

"Pencuri Bayangan," desisnya benci.

Pemuda itu memicingkan matanya. Ah, dia tahu gadis cantik dan manis ini. Si ahli beladiri karate. Matanya nyalang tajam menatap dirinya. "Mau bermain denganku, Nona?" tawarnya dengan seringai busuk di balik topeng hitam itu.

Gadis itu mendengus kesal. Ia pun menyerangnya. Pemuda itu hanya menghindar serangannya, tapi di saat melihat titik lemah gadis itu, ia berhasil merobohkan pertahanannya. Mendorongnya ke tembok lalu mengunci pergerakannya hingga tak bisa bergerak. "Kau membuatku bernafsu,"

Gadis itu memejamkan mata kala kata-kata nakal si Pencuri bayangan berbisik lembut di telinganya. Ia merasakan napas hangat menyembur di perpotongan lehernya. "Lepaskan aku, berengsek," tekannya datar.

Si Pencuri Bayangan tersenyum miring. Ia justru menjilat leher gadis itu yang mana membuat tubuhnya gemetar. "Aku suka ekspresi liarmu. Kau menggairahkan. Mari kita bermain," bisiknya menggoda.

Gadis itu membuang mukanya, tapi si Pencuri Bayangan lebih dulu menghalangi dengan ciuman memabukkannya. Tangan gadis itu berusaha melepas diri, tapi perlawanannya sia-sia. Iris mata yang awalnya hitam kini berubah jingga, tanda dia sedang bergairah.

💎💎💎

Delapan batu mulia itu berjejer begitu indah berkilau di etalase khusus milik seorang Shadow of Thief. Mulai dari batu Garnet merah bercampur hijau, dan orange. Amethyst, Diamond, Pearl/Moonstone putih, Peridot "Olivine", Sapphire, Tourmaline dan terakhir batu Ruby warna merah.

Hinata Hime [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang