"Seorang Kaisar besar seperti Anda tiba-tiba menjadikan wanita seperti saya ini sebagai pendamping, saya tersanjung, Yang Mulia." Hinata berucap lembut.
Itachi menatap tajam. "Tak perlu bersikap munafik di depanku, tak ada wanita yang tak menginginkan kedudukan permaisuri. Kau pasti sudah tahu, kita tidak saling mencintai tapi kita saling membutuhkan. Kau masih belum mengenalku,"
Wanita itu tertawa halus. "Saya sangat mengenal Anda, mengenal Kaisar sama seperti mengenal diri saya. Kita orang yang sama. Punya cita-cita yang sama : Menggenggam dunia."
Ucapan Pangeran Shisui yang semula dianggapnya angin lalu, mendadak masuk ke dalam ingatannya. "Hati-hati terhadap wanita cantik. Semakin cantik, semakin berbisa."
"Kau wanita licik," ucap Itachi tajam mulai jengkel.
Hinata menatapnya lembut. Tatapan redup yang meluluhkan hati kaisar. Ia mengamati tiap lekuk wajah suaminya. Sungguh sangat tampan. Ia mendekatkan mulutnya dan berbisik mesra, "Orang yang Anda anggap licik ini, sudah menjadi pasangan hidup Kaisar. Dalam genggaman Anda, saya tak punya arti selain hanya menuruti segala perintah Kaisar."
"Aku belum bisa memercayaimu." Itachi bersumpah, dia tidak akan pernah membiarkan wanita ini melahirkan anaknya nanti.
Hinata tersenyum menawan. Hati Kaisar kembali berdesir aneh. Namun, siapa yang sanggup menahan pesona seorang ratu yang kecantikannya setara dengan bidadari itu? Bahkan, seorang kaisar besar seperti Uchiha Itachi yang tak terkalahkan pun pada akhirnya terperdaya akan wajah cantik sang permaisuri.
🌟🌟🌟🌟
Sore itu, mata pangeran Shisui tak berkedip menatap sosok yang duduk anggun di peraduan keponakannya. Raut wajah itu sangatlah jelita, tak tertandingi, memesona, memikat dan pantaslah kaisar menjadikan sosok itu sebagai permaisurinya.
Dialah Hyuuga Hinata, Ratu kerajaan Suna yang kini kekuasaannya berada di bawah genggaman kaisar. Wanita itu mengenakan gaun berwarna hijau terang, kulitnya sangat bersih dan seputih serbuk mutiara. Jubah senada yang dengan nuansa agak terang, dikelilingi sulaman benang emas dan bercorak bunga. Untaian mahkota mutu manikam yang semakin menyempurnakan penampilannya. Telunjuknya berhiaskan cincin bermata mutiara, lalu giok warna ungu melingkari pergelangannya.
Shisui bersumpah, kecantikan wanita ini hanya bidadari yang sanggup menyainginya. Seakan lupa tujuan utamanya kemari adalah menjenguk putra mahkota yang jatuh dari atas kuda.
Ya, Izuya terjatuh saat latihan menaiki kuda, lengannya patah, lalu dirawat oleh tabib istana. Hinata juga datang mengunjungi putra kesayangan Itachi di sayap kanan istana utama, peraduan Izuya.
Usai memberi penghormatan pada permaisuri. Shisui melihat bagaimana Hinata menyuapi Izuya bubur dengan lembut hingga selesai dan anak lelaki itu tertidur pulas. Namun Shisui tahu jika wanita itu hanya berpura-pura baik untuk mendapatkan hati Izuya.
"Kenapa bukan tabib istana yang melayani Putra Mahkota?" tanya Shisui tajam pada seluruh pelayan dan tabib yang berada di peraduan keponakannya.
Hanya sekali lirikan, semua pelayan dan tabib menyingkir. Membiarkan dua orang itu bersama.
Wanita jelita itu tersenyum manis. "Kadang kekuasaan menimbulkan perasaan tidak enak yang sangat mengganggu, Pangeran."
Shisui menoleh tajam ke arah Hinata, tak mengerti maksud ucapan permaisuri kakaknya itu. "Maaf?"
"Semakin kedudukan Pangeran tinggi, semakin banyak yang harus diwaspadai. Setiap gerak gerik pantas dicurigai. Setiap kenalan bukan berarti kawan. Bisa jadi, orang terdekat kita berubah menjadi musuh dalam selimut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hinata Hime [On Going]
Fanfiction↔ Don't forget to follow me 😄😄 🔴 Disclaimer : Masashi Kishimoto Pairing : ❤ Naru_Hina [Gomenne]✔ ❤ Gaa_Hina [My Sweet Bloody]✔ ❤ Tone_Hina [Sweet Tanabata]✔ ❤ Shika_Hina [My Dream is You]✔ ❤ Shisu_Hina [Secon Chance in Klevan]✔ ❤ Sasu_Hina [Shado...