🍎Part 18🍎

1.3K 45 2
                                    


Happy reading


Bel istirahat telah berbunyi sedari tadi.

Kelas sudah sepi tersisa Raya yang sedang tertidur dan Raka yang hanya diam. Raka sengaja menunggu semua murid ke luar kelas setelah itu membangunkan Raya.

"Raya." panggil Raka sembari menepuk pundaknya.

"Eungh" lenguh Raya.

Raya yang merasa tidurnya terusik pun bangun.

"Kenapa? " tanya Raya.

"Kantin."

"Ha? " bingung Raya.

"Kantin.udah bel. " ucap Raka datar.

"Oh udah bel ya. Yaudah yuk kantin. " ajak Raya lalu berdiri dari duduknya. Ia baru sadar jika kelasnya sudah sepi.

Mereka berdua berjalan ke luar kelas menuju kantin. Selama di perjalanan hanya ada keheningan.

Sesampainya di kantin mereka mencari kursi yang kosong. Setelah menemukannya mereka segera duduk lalu memesan makanan.

Tak lama pesanan datang. Raya mengambil pesanannya dan memakanya dengan lahap.
Raka yang melihat cara makan Raya hanya tersenyum tipis tanpa Raya sadari.

Di sela mereka makan tiba tiba kantin yang tadinya sepi menjadi ramai. Raya yang penasaran pun menoleh ke arah pintu kantin masuk. Di sana ia melihat kenzo dkk memasuki kantin. Tapi bukan itu yang Raya liat melainkan keberadaan Keyla, Aksa dkk membuatnya penasaran.

(Kalo kalian lupa sama Keyla, Aksa dkk ada di part 3 ya)

Mereka pun duduk di sebrang tak jauh dari Raya berada. Mereka mengobrol dengan santai seolah olah sudah lama kenal. Keyla duduk berada di tengah tengah antara Kenzo dan Aksa sambil memeluk lengannya.
Kenzo tak masalah dengan Keyla yang memeluk lengannya ia hanya tersenyum. Sedangkan Aksa hanya diam. Di sana juga ada Zela yang sedang memakan makanannya dengan diam.

Raya jadi bingung. Kenapa alur novelnya jadi hancur. Bukannya Aksa dan Kenzo sudah putus ya dengan Keyla. Tapi kenapa mereka sekarang dekat seperti sepasang kekasih. Raya jadi bingung dengan alurnya.

Raya dan Kenzo tak sengaja bersetatap. Raya hanya diam saat mereka bertatapan. Lalu Kenzo memutuskan kontak mata kembali melihat ke arah teman temanya.

Raka yang melihat Raya melamun sembari melihat ke arah meja Kenzo dkk pun tersenyum miring tanpa Raya sadari.

Tanpa sepatah katapun Raka beranjak dari tempat duduknya ke luar kantin.

Raya yang melihat kepergian Raka hanya terdiam. Lalu matanya menoleh ke arah meja Kenzo dkk sedang bercanda gurau. Lalu ikut beranjak dari duduknya ke luar kantin.

Tanpa Raya sadari ada seseorang yang sedang menatapnya sembari tersenyum miring.

                                  ☘️☘️☘️☘️

Setelah ke luar kantin Raya pun berniat menuju ke taman belakang. Entah ke mana perginya Raka ia tak tahu.

Sesampainya di taman belakang Raya duduk di kursi dekat danau yang kemarin ia duduki. Ia masih ingat di mana ia menemukan kalung di sini dan sekarang ia pakai.

Raya memegang kalung di lehernya yang sempat ia temukan di danau ini dan menyentuh bandulnya pelan. Lalu ia menyandar di kursi dan memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerka kulitnya.

Lama dengan posisinya Raya tiba tiba merasakan tangan seseorang menyentuh pipinya sembari mengelus nya pelan. Raya kaget dan segera membuka matanya sebelum suara seseorang itu berbicara membuat dirinya kembali menutup matanya.

"Jangan membuka matamu atau kamu akan menyesal. " bisik orang itu di telinganya.

Raya yang merasakan hembusan nafas dari orang itu di lehernya membuat nya langsung merinding.

Ia tebak bahwa orang di depan nya adalah seorang pemuda. Ia bisa saja menghajarnya saat ini juga tapi hatinya mengatakan jangan dan itu membuatnya kesal.

Raya juga merasakan nafas pemuda itu tepat di depan mukanya dan berwangi mint. Dan itu entah kenapa membuat jantung nya berdegup kencang saat dekat dengannya.

"Jangan takut. Aku akan selalu menjagamu dan melindungimu selama di dunia ini. " ujar pemuda itu.

Raya jadi bingung mendengar nya ' di dunia ini ' maksudnya? Apa jangan jangan orang ini tahu bahwa ia bukan dari dunia ini tetapi dari dunia lain. Tapi mana mungkin. Itu membuatnya semakin bingung.

Sebelum pergi pemuda itu sempat mencium bibir pink Raya singkat lalu pergi meninggalkan Raya.

Raya yang mendapat ciuman tiba tiba dari orang itu pun terdiam. Lalu menyentuh bibir nya yang baru di cium oleh pemuda itu.

"Omg, first kiss gue. Makkk anak mu bibirnya udah nggak suci lagi. " pekik nya.

"Huaaa! Awas aja lo kalo ketemu lagi gue bunuh lo. " kesal Raya.

Lalu pergi meninggalkan taman dengan perasaan kesal.

                                 ☘️☘️☘️☘️

Bel pulang telah berbunyi. Raya sedang membereskan bukunya dan memasukkan nya ke dalam tas. Setelah selesai ia pun beranjak dari duduknya untuk pulang.
Selama berjalan di Koridor menuju pulang ia hanya diam.

Sesampainya di parkiran Raya tak sengaja melihat seekor kucing putih sedang menyebrang jalan. Raya yang melihat itu pun segera menghampiri kucing itu. Setelah dekat dengan kucingnya ia segera menggendong nya dan membawanya ke pinggir jalan takut ketabrak kenderaan.

Saat ia akan berjalan ke pinggir jalan ia tak sadar bahwa ada truk berjalan tak terkendali melaju kencang ke arahnya. Orang orang yang masih di sekitaran sekolah pun meneriaki nama Raya guna menyingkir karna ada truk tak terkendali.

Raya yang merasa namanya di panggil pun menoleh ke samping dan melihat sebuah truk melaju kencang ke arahnya. Raya yang melihat itupun terdiam. Kakinya terasa kaku untuk bergerak.

Saat truk itu sudah dekat Raya langsung memejamkan matanya menunggu apa yang terjadi. Ia pasrah jika memang sudah takdirnya.

Wuss

Tiba tiba tangannya di tarik oleh seseorang dan membawa nya ke pinggir jalan. Raya yang masih syok pun terdiam melihat apa yang terjadi. Lalu ia menatap truk tadi yang sudah hancur akibat tertabrak pohon besar.

Raya menoleh ke arah samping dan mendapati seorang pemuda yang juga menatapnya.

"Lo nggak pa pa kan? " tanya Raya.

Pemuda itu menggeleng.

"Makasih ya, lo udah nolongin gue tadi. "

Raya menatap pemuda itu intens. Ia merasa seperti pernah melihatnya tapi di mana. Ia juga tidak bisa melihat wajahnya sebab di tutup masker.

"Lain kali hati hati. "Ucap pemuda itu datar.

"Iya.makasih ya. "

"Hm."

"Gue pergi. "

Raya menatap kepergian pemuda itu diam sampai hilang dari pandangannya.

"Raya." panggil Raka sembari menepuk pundaknya.

"Kenapa? " tanya Raya.

"Lo nggak pa pa kan. " ucap pemuda itu datar tapi matanya tersirat kekhawatiran.

"Gue nggak pa pa. "

"Kalo gitu gue pulang dulu ya. " pamit Raya lalu pergi meningggalkan Raka.

Raka menatap kepergian Raya dengan tatapan yang sulit di artikan.

TBC

Semoga suka
Jangan lupa vote dan komen ya🤗

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang