🍎Part 24🍎

1.1K 39 1
                                    

Happy Reading📖


Raya mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Saat matanya sudah sempurna terbuka ia mengedarkan sekeliling ruangan yang sangat ia kenal. Sepertinya ia berada di kamar.

Raya mengubah posisinya menjadi duduk. Tangannya terangkat memegangi kepalanya yang terasa pusing. Ia memijat pelipis nya agar pusingnya mereda.

Sesaat ia berfikir mengingat kejadian tadi. Apa itu mimpi? Atau hanya bunga tidur. Tapi itu terasa nyata. Dan jika itu mimpi, apa maksud dari mimpi tersebut?

Asik melamun Raya tak sadar ada seseorang memasuki kamarnya. Kemudian mengambil kursi dan menduduki nya.

Raya langsung sadar saat bahunya di tepuk. Ia menoleh dan terlihat Alfred yang sedang menatapnya.

Sejak kapan ada Alfred disini. Apa memang dirinya yang tidak sadar dan tak mengetahui keberadaan nya,pikir nya.

"Gimana? " tanya Alfred.

"Hah?" Raya tak mengerti. Gimana? Maksudnya apa?

"Gimana keadaan kamu?"tanya nya kembali.

"Baik." jawab Raya menganggukkan kepala nya.

Alfred menatap lurus menghadap Raya. Raya yang di tatap menjadi salah tingkah sendiri.

Kenapa Alfred menatapnya seperti itu. Apakah ada yang salah denganku atau di wajahku terdapat sesuatu. Bingung nya.

"Ke-kenapa" gugup Raya sambil menyentuh wajahnya memastikan apakah ada sesuatu.

Pria itu mengalihkan pandangannya dari Raya kemudian berkata "kenapa kamu bisa di kamar itu?"tanya nya.

"Kamar? Kamar apa maksudnya" ucap Raya dalam hati.

Raya mencoba mengingat dan seketika matanya membola. Apa yang dimaksud kamar itu adalah pintu yang ia buka tadi.

"Aduh, gawat ini. Gue harus jawab apa kalo gini"resah Raya dalam hati.

Raya menggigit jari tangan nya berfikir. Kebiasaan nya di dunia dulu jika gugup ia akan menggigit jarinya.

"Ta-tadi gue ka-kayak nya salah masuk ka-kamar jadinya ke situ deh. Iya, hehe. " Raya merutuki dirinya. Kenapa gue jadi gugup sih, kan ketauan.

Alfred menatap Raya penuh selidik. Kemudian menarik nafas panjang.Alfred bangkit kemudian berjalan ke arah balkon. Raya ikut menyusul dan berdiri di samping Alfred yang tengah menatap langit malam.

Angin berhembus menerbangkan beberapa helai rambut nya. Heningnya malam disertai bintang dan bulan yang terang membuat suasana terasa tenang.

Raya menatap bintang bintang yang bertaburan dengan indah. Ia ingin lebih lama berada di sini menikmati langit malam. Seketika ingatan nya kembali teringat ketika dirinya berada di dunia nya dulu saat menjadi Jessica. Kebersamaan nya bersama keluarganya dulu. Bagaimana dirinya dan keluarga nya tertawa, tersenyum, lalu bermain bersama sama dengan penuh kebahagiaan.

Raya juga bahagia dengan keberadaan Varo dan juga mama Rissa yang sangat menyayangi nya di dunia ini. Tetapi mengingat keluarga nya yang asli juga membuat nya sedih. Ia tidak tahu apakah tubuhnya disana koma atau sudah dikuburkan. Raya berharap dirinya bisa kembali lagi. Raya merasa tak nyaman dengan mereka yang tidak Raya kenal sama sekali. Ia hanyalah jiwa asing yang menempati tubuh orang lain. Ia sama sekali tidak kenal dengan siapapun. Dunia ini terasa asing bagi nya.

Tak terasa air matanya menetes mengingat itu. Ia memalingkan wajahnya agar tak terlihat oleh Alfred bahwa dirinya menangis.

Raya tersentak saat tangan seseorang mengusap pipinya yang basah. Raya mendongak dan terlihat Alfred berdiri di depannya yang juga menatapnya.

Lama saling bersetatap Raya memalingkan wajahnya yang memerah malu karna ketahuan menangis.

Alfred tersenyum tipis melihatnya.

Mereka kembali hening dengan pikiran mereka masing masing.

"Apakah kamu sudah melihatnya, "ucap Alfred memecahkan keheningan.

Kening Raya menyerngit " Melihat apa? "Tanya nya bingung.

" Kehancuran kota. " singkat nya.

Raya berfikir sejenak kemudian matanya membola,'kehancuran kota'. Apa jangan jangan apa yang ia lihat waktu itu nyata, pikir Raya.

"A-apa itu nyata? " tanya Raya memastikan.

Alfred diam sejenak lalu berkata "Itu hanyalah kejadian yang akan terjadi di masa depan."

'Masa depan',tidak mungkin. Jika itu akan terjadi di masa yang akan datang lalu bagaimana dengan semua orang. Ini tidak boleh terjadi, pikir Raya.

"Emm, apakah kejadian nya bisa kita ubah?" tanya Raya.

"Bisa."

Raya yang mendengarnya merasa senang "Lalu,bagaimana cara nya? "

"Apakah kamu sudah melihat semuanya."kata Alfred tak menjawab pertanyaan Raya.

"Aku terakhir melihat kejadian itu saat mereka menghancurkan nya dan pergi."ucap Raya tanpa sadar menggunakan 'aku, kamu'.

Alfred menghela nafas panjang "Itu baru awal kehancuran di mulai."

"Berarti gue belum lihat kejadian nya sampai akhir dong. " ucap Raya lesu.

"Akan ku ceritakan semuanya." ucap Alfred saat melihat Raya lesu.

"Benarkah?" tanya Raya berbinar.

Alfred mengangguk " Jadi..." cerita pun melayang sampai akhir. Raya sesekali mengangguk mendengarkan cerita Alfred.

"Terus gimana caranya kita melawan. Sedangkan dia memiliki kekuatan yang bahkan kita tidak punya. " ujar Raya.

Alfred tersenyum tipis"Kita bisa melawan nya jika kita bisa mengambil benda dari sumber kekuatan itu ada. "

Raya tidak bisa melihat Alfred tersenyum karna dia menggunakan masker.

"Lalu bagaimana caranya kita bisa mengambil benda itu? " tanya Raya.

"Melawan nya. " jawab Alfred menghadap ke depan.

"Tapi gue nggak punya kemampuan kayak gitu, gimana cara nya melawan. "

"Belajar."ucap Alfred.

"Terus siapa yang ngajarin gue nanti, lo. " tunjuk Raya pada Alfred.

Alfred mengangguk.

Raya tampak ragu "Em, yaudah deh gue mau. "

"Hm,sekarang tidur udah malem. Besok mulai latihan. "

Setelah mengucapkan itu Alfred berjalan pergi ke luar kamar.

Raya menatap punggung Alfred sampai tidak terlihat dari pandangan nya. Raya kembali menghadap ke depan menatap bulan.

Lama melihat bulan,Raya masuk kembali ke kamar untuk tidur. Tak lupa menyikat giginya dan membasuh muka sebelum tidur. Raya menatap pantulan  dirinya di depan cermin. Wajah Raya dengan wajahnya dulu saat menjadi Jessica terlihat sama. Yang membedakan nya yaitu wajah Raya pipinya lumayan tembem sedangkan wajah Jessica pipinya tidak tembem melainkan wajahnya imut.

Raya pun ke luar kamar mandi. Naik ke atas ranjang lalu berbaring dan menyelimuti nya sampai sebatas dada.

Tak lama mata yang semula nya terbuka kini terpejam menuju alam mimpi.

TBC

Semoga suka
Jangan lupa vote and komen🤗

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang