🍎Part 22🍎

799 35 0
                                    

Happy Reading📖



Hari sudah mulai menjelang sore. Raya pun bangun dari tidurnya. Badan nya terasa sakit saat dia bangun. Raya merenggangkan ototnya yang terasa kaku sambil menguap. Raya belum sadar bahwa masih berada di atas pohon. Dengan keadaan yang masih mengantuk ia pun turun.

"Eh mamaaa! Ayo goyang dumang biar hati senang. Pikiran pun tenang. " latah nya saat kakinya terpeleset dan hampir jatuh dari atas pohon.

Dengan kesadaran yang belum kembali Raya duduk kembali sembari memeluk dahan pohon di sampingnya. Karena kaget dan hampir jatuh dari pohon membuat kakinya sedikit gemetar.

"Eh anjirr kok malah nyanyi sih. Udah tahu nyawanya mau melayang. Emang nih mulut minta di tabok. " kesal Raya menabok mulutnya.

"Aduh, ternyata sakit juga yak. " ringisnya sembari mengelus mulutnya yang baru ia tabok.

"Gue di mana ini,kok bisa di atas pohon sih. " linglung Raya.

Raya menepuk jidatnya.

Sekarang ia ingat, bukan nya tadi ia pergi ke taman lalu makan buah apel di sini sampai ketiduran karena terlalu banyak memakan buah apel.

"Aduh gue ketiduran segala lagi di sini. Gue harus turun nih. "

Raya segera turun dari atas pohon tak lupa memetik beberapa buah apel untuk dia makan di kamar nanti. Setelah turun dari pohon Raya kembali ke mansion sembari memakan buah yang di petik tadi.

Saat Raya berjalan samar samar dia mendengar suara keributan di dalam mansion. Semakin dia mendekat suara nya semakin jelas.

Prangg

Brukk

"KALIAN INI GIMANA SIH! MENJAGA SATU ORANG GADIS SAJA KALIAN TIDAK BECUS! "

Mereka yang di bentak menunduk takut akan kemaraan tuan mereka. Ini semua salah mereka juga karena tidak bisa menjaga nona nya dengan baik.

"Nona di mana anda berada sekarang."

"Nona cepatlah datang, selamatkan kami dari tuan kami yang sangat menakutkan ini. "

"Saya rasanya sangat sulit bernafas saat melihat wajah menakutkan dari tuan. "

Raya perlahan membuka pintu mansion. Saat pintu sudah terbuka lebar ia bisa melihat keadaan mansion yang sudah tidak baik baik saja.

Bagaimana tidak, banyak barang jatuh bertebaran dimana-mana. Televisi yang pecah terkena lemparan barang. Lantai yang terdapat banyak bercak darah dari bodyguard dan maid yang sudah merenggang nyawa.

Membuat Raya takut sekaligus merinding melihatnya. Mereka belum sadar dengan kehadiran Raya masuk tadi.

Raya berjalan mendekat dan berdiri di belakang pemuda yang sedang marah itu.

" SEKARANG KALIAN PERGI DAN TUNGGU HUKUMAN KALIAN!! "titah nya.

Mereka semua hanya bisa diam dengan tubuh bergetar. Mereka menggangguk lalu mengangkat kepala nya dan kaget saat melihat nona nya yang sedang di cari berdiri di belakang tuan nya.

Raya meletakkan jari telunjuknya di bibir seolah mengatakan untuk diam lalu mengkode mereka untuk segera pergi dari sini.

" KENAPA MASIH BERDIRI DI SINI! PERGI!! "

" BAIK TUAN. "

Mereka semua lega karena bisa pergi dari aura tuan nya yang sangat mencekam dan juga nona nya yang sudah kembali.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang