🍎Part 21🍎

1.1K 41 2
                                    

Happy Reading



"Eeungh." lenguhnya.

Raya mengerjabkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk. Lalu bangun dari tidurnya menjadi duduk dan menyandarkan punggungnya di ranjang.

"Gue di mana ini? " tanya nya saat melihat kamar yang bernuansa hitam itu.

Ini bukan kamarnya karna kamarnya tidak seperti ini. Setahunya kamarnya bernuansa biru kenapa ini jadi hitam seperti tidak ada kehidupan,canda😁.

Ia ingat bukan nya tadi dia sedang berada di hutan ya dan kepalanya pusing lalu pingsan. Terus kenapa ia bisa berada di sini. Pandangannya seketika teralihkan saat melihat pintu kamar terbuka dan menampilkan seseorang.

Ia hanya menatap orang itu masuk lalu mendekat ke arahnya dan duduk di tepi ranjang. Ia tidak bisa melihat wajah orang itu karna menggunakan masker. Ia bisa menebak bahwa orang ini seorang pemuda.

"Udah baik? " tanya pemuda itu dengan wajah datarnya.

"Hm."

"Ini di mana? " tanya Raya.

"Hutan." jawabnya.

"Mansion." lanjutnya.

"Maksudnya? " tanya nya bingung.

Pemuda itu hanya diam tak menjawab.

Raya berdehem canggung saat tak mendapat balasan.

"Gue mau pulang. " ucap Raya.

"Gak."

"Tapi gue mau pulang. Pasti mama gue khawatir. " ujar nya.

"Gak akan. "

"Ayolah gue nggak mau di sini, mau pulang. " bujuk nya.

"Kaki kamu masih sakit. "

"Tapi.. "

" Minum. " ucap nya sembari menyerahkan gelas yang berisi air putih.

Raya mendengus, tak hayal ia mengambil gelas itu dan meminumnya hingga setengah.
Lalu menyodorkan gelas tersebut kepada pemuda itu dan di terima olehnya.

Raya menoleh ke arah jendela yang sudah malam dan terdapat bintang.

Pemuda itu hanya diam menatap Raya yang sedang melihat bintang.

Merasa diperhatikan Raya menoleh ke arah pemuda itu yang juga menatapnya. Lalu ia melihat mata pemuda itu. Ia seperti pernah melihatnya, tapi dimana. Oh ya, ia ingat bukannya pemuda itu adalah orang yang sudah menolongnya saat ia akan tertabrak ketika ia sedang menyelamatkan kucing di tengah jalan.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya. " tanyaku.

"Mungkin." jawabnya.

Lalu hening tidak ada pembicaraan. Raya yang sedang melamun dan pemuda itu yang hanya diam menatap Raya.

"Istirahatlah."

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang