16. Orang Dalam

22 5 1
                                    

Sabtu 8 Juli siang, saat itu sekolah tengah memasuki jam istirahat. Niko, Jovian serta Olivia sama-sama mendatangi gedung olahraga yang tepat berada di samping lapangan. Ketiganya masuk dan disambut dengan beberapa murid yang sedang beraktivitas di dalam.

"So, sekarang apa?" Tanya Jovian pada keduanya.

"Kukira sunyi, ternyata ramai." Celetuk Niko.

Olivia mengangguk-angguk seraya melipat kedua tangannya di bawah dada. "Sepakat,"

"Bagaimana? Mau ke tribun?" Tanya Jovian lagi pada keduanya. "Kita tunggu sampai sunyi."

"Terserah, aku cuma ikut." Balas Niko.

Ketiganya duduk di tribun (bangku penonton) sambil menunggu gedung olahraga sepi dari murid-murid. Pukul 10:12, akhirnya gedung olahraga sepi pengunjung, ketiganya pun langsung memulai aksinya. Keadaan sepi di sana, membuat langkah kaki mereka bergema.

Niko naik ke lantai 2 gedung yang menjadi gudang penyimpanan di sana, sedangkan Jovian dan Olivia memeriksa ruang ganti. Tidak ada yang aneh, semuanya tampak normal. Mereka pun kembali berkumpul di tengah lapangan Voli.

"Bagaimana? Ada sesuatu?" Tanya Niko pada Jovian.

"Tidak ada apa-apa," Jovian melirik Olivia lalu bertanya. "Dan kau? Apa yang kau dapat?"

"Sama seperti kalian, nothing."

"Yup, ini rumit!" Celetuk Jovian.

Niko menghela nafas panjang, lalu berfikir sejenak. "Tunggu, kita tidak pernah menanyai orang bukan?"

"Maksudnya?" Tanya Olivia bingung.

"Selama ini, kita tidak pernah meminta informasi dari orang lain 'kan?" Niko melihat keduanya yang sama-sama mengernyitkan dahi. "Mungkin menanyai orang membuat kita dapat petunjuk,"

"Boleh juga! Aku mau tanya sama petugas kebersihan!" Tegas Jovian.

"Mungkin aku mau menanyai beberapa anak ekskul Voli." Beber Olivia. "Bagaimana denganmu?" Tanyanya pada Niko.

"Yah, ada sih seseorang." Jawab Niko dengan senyuman miring.

***

Di kantor guru, lebih tepatnya ruangan Bu Rita. Niko menjumpai guru wanita tersebut yang sedang sibuk dengan berkasnya. Bahkan tubuhnya saja sampai tak terlihat karena berkas yang menumpuk di atas mejanya.

"Bu Rita," Sapa Niko padanya dengan lembut.

"Huh.. ada apa Dheiman? Butuh kunci perpustakaan?"

"Yah.. tidak hanya itu,"

Bu Rita mengintipnya dari sela-sela berkas di atas mejanya. "Kalau untuk basa-basi, aku tidak punya waktu! Paham?!"

"Galak betul," Gumam Niko. "Uh, jad-,"

"Rita! Sudah waktunya!" Potong seorang guru laki-laki yang berdiri di luar pintu ruangan Bu Rita.

Bu Rita pun berdiri, lalu mengambil kunci perpustakaan dari dalam laci. "Baiklah Dheiman, kita lanjutkan lain kali, ibu mau rapat dulu." Dia memberikan kunci perpustakaan itu padanya. "Letakkan aja di atas meja, kalau aku tidak ada, paham?"

"Yah, paham,"

Setelah Bu Rita pergi bersama beberapa guru ke sebuah ruangan, Niko pun mendapatkan sebuah petunjuk baru. Bisa jadi, rapat tersebut adalah clue dari teka-teki ramalan pada 10 Juli nanti. Pukul 10:35, ketiganya kembali berkumpul di koridor sekolah untuk membahas apa yang sudah mereka terima.

"Sial kawan, aku malah dicaci maki petugas kebersihan," Beber Jovian dengan senyuman lebar.

"Sepertinya kau memang suka dimarahi!" Olivia mengkerutkan keningnya. "Benar 'kan?"

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang