BAB 10 || BE WITH YOU

245 162 6
                                    

"Hyerin-a. Wah, puff mini bite kesukaan Hyerin rasa strawberry," ujar Jieun membuka Snack kesukaan Hyerin sedangkan Hyerin hanya tersenyum duduk dipangkuan Jieun ketika mereka tengah duduk di halte bus. Sebenarnya Yoongi sudah mengirim supir untuk menjemputnya tetapi Jieun menolaknya. Ia tidak mau merepotkan orang lain. Jieun terbiasa melakukan segala sesuatunya sendiri.

"Eoma, appa," celoteh Hyerin tersenyum senang.

"Wah, Hyerin ingin bertemu dengan appa Yoongi? tanya Jieun. Hyerin hanya tertawa sambil memasukan camilannya kedalam mulut.

"Hyerin senang mau bertemu appa Yoongi?" Jieun memeluk tubuh Hyerin mencoba menggigit-gigit kecil gemas lengan Hyerin membuatnya tertawa.

Tin ... Tin ...

Terdengar seseorang membunyikan klakson setelah ia menghentikan mobil tepat di halte bus dimana Jieun berada bersama Hyerin.

Pria itu tersenyum membuka kaca jendela mobil menyapa Jieun. "Jieun-a. Jung Jieun." Panggilnya sambil tersenyum lebar lalu ia turun dari mobil menghampiri Jieun dan Hyerin.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini?" tanya Jimin.

"Tentu saja sedang menunggu bus," jawab Jieun tersenyum.

"Kamu mau kemana?"

"Ke gedung M.G."

"Kita searah kalau begitu ayo masuk." Ajak Jimin dan Jieun pun masuk ke dalam mobil dengan Hyerin dalam pangkuannya.

Kini mereka sudah berada di dalam mobil. Jimin tersenyum ke bangku samping kemudi dimana Jieun duduk dengan gadis mungil erat lengan baju Jieun menatap kearahnya tanpa berkedip. Jimin melajukan mobilnya meninggalkan halte bus itu.

"Siapa gadis cantik ini?" Jimin mencoba mengulurkan tangan untuk menyentuhnya. Hyerin semakin merapatkan tubuhnya kedalam pelukan Jieun menyembunyikan wajahnya disana. Jieun tertawa pelan ketika melihat ekspresi Hyerin ia merasa takut ketika Jimin mencoba  menyentuh  wajah  mungilnya.

"Aku Hyerin, paman," jawab Jieun.

"Siapa?" tanya Jimin menaikkan satu alisnya.

"Eoma." Hyerin semakin mempererat pelukannya.

"Eoma?" Jimin semakin bingung. "Anak siapa?" Jimin kembali bertanya. Ia tahu Jieun sudah menikah tetapi tidak pernah melihat Jieun mengandung seorang anak jadi ini anak siapa? Park Jimin juga  tidak mengenal suami dari temannya ini. Jung Jieun tipe wanita yang lebih suka menyembunyikan kehidupan pribadinya daripada mengumbarnya.

"Sepertinya kita lebih sering bertemu di halte secara kebetulan," kata Jieun.

Semesta sepertinya lebih menyukai mereka bertemu dihalte bus. Jimin mengangguk seraya tersenyum. "Kamu benar sepertinya semesta hanya mengizinkan kita bertemu ditempat yang pantas untuk kita bukan hanya tempat pemberhentian sementara," jawab Jimin penuh arti.

Jieun tersenyum. "Sepertinya Tuhan sengaja mengirimkan kamu untuk menolongku."

"Jieun-a, bagaimana kabar kamu?" tanya Jimin ketika Jieun sudah masuk kedalam mobil dan duduk disamping bangku kemudi setir.

"Seperti yang kamu lihat kabarku baik,"  Jieun menjawabnya dengan tersenyum sedangkan Hyerin hanya memperhatikan Jimin tanpa berkedip seperti orang tengah memantau serta mengawasi percakapan mereka.

Jimin yang melihat itu hanya tertawa geli melihat ekspresi gadis kecil dipangkuan Jieun.

"Ada apa?"tanya Jimin masih tertawa.
"Jieun-a coba perhatikan bagaimana cara Hyerin menatapku sepertinya ia tengah mengawasiku," ujar Jimin.

Jieun ikut terkekeh mendengarnya. "Sepertinya Hyerin terpesona akan kamu, Jimin-a."

"Aniy, Jieun-a. Itu bukan tatapan terpesona tetapi, tatapan mengintimidasi," ungkap Jimin sambil tertawa pelan.

"Hyerin-a tidak boleh seperti itu, sayang." Jieun mengingatkan Hyerin memberikan respon dengan menguap lalu membuang wajahnya membelakangi Jimin.

"Sepertinya Hyerin tidak menyukaiku," seloroh Jimin.

"Aku dengar kamu akan pergi ke Paris?" tanya Jieun sedangkan Jimin mengetukkan jemari di atas kemudi setir.

"Iya, untuk menghadiri undangan," jawabnya. Jimin menoleh menatap Jieun sedangkan sang wanita fokus ke arah jalanan.

"Apakah kamu mau ikut denganku?" tanya Jimin dengan penuh harap. Jieun menoleh mendengar ajakan pria Park ini kepadanya. Jieun Hanay melempar senyum.

"Aku rasa aku tidak dapat ikut denganmu, dan lagi pula aku harus mengurus Hyerin," jawab Jieun.

"Kamu bisa ajak Hyerin jika kamu mau." Jimin mencoba membujuk Jieun jika Hyerin alasannya untuk ia tidak mau ikut dengannya ke Paris.

"Aniya, kamu tahu sendiri aku sudah menikah." Tolak Jieun dengan halus mempertegas akan statusnya.

"Lalu dimana suami kamu sekarang?"Aku tahu kamu sudah menikah karena kamu yang mengatakannya tetapi, aku tidak pernah sekalipun melihatnya bersama kamu atau kamu sengaja menyembunyikannya dariku atau kamu memang sedang berbohong mengenai pernikahan kamu itu, Jieun-a?" ujar Jieun dengan tatapan serius tak biasa. Tatapan  tak curiga.

"Nanti jika sudah waktunya akan aku perkenalkan kepadamu, Jimin-a. Tapi tidak untuk sekarang," jawab Jieun akan rasa penasaran pria Park mengenai sosok suaminya. Bukan Jieun tidak ingin kehidupan pribadinya diketahui orang lain. Jieun tidak ingin melakukan hal itu untuk meyakinkan pria Park yang mempertanyakannya.

"Jadi, kamu tidak mau ikut denganku ke Paris?" tanya Park Jimin untuk mempertegasnya lagi.

"Aku rasa kamu sudah tahu jawabannya, bukan? Bukankah tadi sudah aku katakan kepadamu , Jimin-a," jawab Jieun tegas.

Jadi, kamu menolak ku?" tanya Jieun kali ini ia tersenyum tidak seperti tadi menatapnya dengan tatapan serius.

"Mianhae." Jieun menangkupkan kedua tangan ia meminta maaf dengan tulus.

"Baiklah, aku mengerti." Jimin tersenyum ia menghentikan mobilnya ketika sudah sampai didepan lobi utama gedung M.G.

"Gomawo, Jimin-a. Sungguh maafkan aku yang selalu merepotkan kamu," kata Jieun sebelum ia turun dari dalam mobil. Lalu melambaikan tangan ketika Jimin melajukan mobilnya. Jieun melangkahkan kaki jenjangnya memasuki gedung M.G untuk menemui suaminya, Min Yoongi. Jieun melangkah menuju receptions mempertanyakan akan ruangan pria Min. Tadi Jieun sempat menelepon Yoongi tapi tidak ada jawaban darinya. Jieun berinisiatif bertanya ke petugas resepsionis tetapi, justru petugas itu tidak percaya ketika Jieun berkata dia ingin bertemu Min Yoongi yang merupakan suaminya.

"Apakah nyonya sudah membuat janji sebelumnya?" tanyanya dengan tatapan tak percaya.

Jieun tersenyum. " Tolong katakan Jung Jieun ingin bertemu dengannya atau bisa tolong beritahu aku ruang kantornya ada dilantai berapa biar aku yang langsung kesana," ujar Jiuen sambil menggandeng tangan mungil Hyerin.

Petugas resepsionis wanita itu menatap Jieun dari atas sampai bawah lalu ia menghubungi seseorang. Bukan menghubungi ruangan Min Yoongi tetapi menghubungi pihak keamanan lalu berbisik kepadanya.

Melihat itu Jieun paham akan maksud dari petugas wanita itu. Di temani petugas keamanan Jieun di arahkan untuk menunggu Min Yoongi di ruang tunggu lobi.
Jiuen hanya memberikan senyuman ke petugas keamanan itu. Sementara Jieun menunggu Yoongi sambil memangku Hyerin di lobi.

 Sementara Jieun menunggu Yoongi sambil memangku Hyerin di lobi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE IN SILENCE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang