BAB 24 ||HOPING FOR A MIRACLE

247 129 91
                                    

Sebenarnya Jieun sangat lelah karena beberapa hari ini ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit ini menemani Hyerin yang terbaring tak berdaya di sampingnya, ia bahkan tak bisa tidur. Namun, tubuh suaminya tiba-tiba menempel di punggungnya membuatnya tersenyum. Begitu ia membuka mata, dari sela-sela jendela yang tertutup terlihat pemandangan langit tampak gelap, di sertai turunnya salju memenuhi jalanan.

Jieun membalikkan badan menghadap ke arah Min Yoongi , dapat dirasakan tangan Min Yoongi terasa dingin ketika ia menyentuh permukaan kulitnya. Jieun berpikir suaminya ini baru dari luar. Setelah seminggu lebih mereka menghabiskan waktunya di rumah sakit.

Kini mereka tertidur di salah satu sofa ruang rumah sakit setidaknya muat untuk mereka berdua tidur bersama, setelah Min Yoongi memutuskan memindahkan Hyerin ke ruang kamar VVIP itu pun setelah mereka mendapat persetujuan dari dokter yang bertanggung jawab menangani Hyerin. Min Yoongi lebih leluasa memantaunya.

Gadis cantik nan mungil itu memiliki tempatnya sendiri di hati seorang pria Min satu ini. Min Yoongi dan Min Jieun begitu sangat menyayangi, mereka bahkan sudah menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Min Yoongi sengaja  memeluk  tubuh Jieun.

Selama ini mereka memang tidur terpisah, tetapi sejak kehadiran Hyunjin dan Hyerin merubah segala hal. Perasaan Min Yoongi  yang dulu terkesan dingin dan tertutup, kini ia bersikap lebih hangat dan terbuka. Terutama saat ia menyadari akan perasaannya.

Semua berjalan begitu saja. Tidak ada yang memulai , dan Min Yoongi sendirilah yang berinisiatif untuk lebih mendekat dan semuanya tidak dapat di prediksi, tapi ia meyakini sesuatu yang sudah di takdirkan untuknya maka ia harus menjaganya sebaik mungkin, dan kini ia hanya ingin membuat kebahagiaannya sendiri bersama istri cantiknya, Min Jieun.

Selama dua tahun pernikahan mereka sikap Min Yoongi seolah membuat hubungan mereka terkesan tak baik, tidur terpisah, berbicara pun membatasi diri tanpa berani melewati teritori masing-masing. Tapi kini dirinya sendirilah yang melewati batas teritorinya, merobohkan benteng tinggi yang ia bangun sendiri.

Sepertinya ia lebih menderita dari Jieun, tidak ada salahnya Yoongi sedikit melunak dalam menghadapi perubahan situasi rumah tangga mereka. Yoongi memeluk tubuh Jieun erat menyalurkan perasaannya bagaimanapun ia pria normal, atau mungkin ia hanya rindu bercinta dengan istri cantiknya ini. Sekuat tenaga Yoongi menahan diri untuk tidak menyentuhnya.

Tidak etis jika mereka harus melakukannya di sini, di kamar rumah sakit, disamping tubuh mungil Hyerin yang tengah terbaring tak berdaya dan tak kunjung mau bangun juga. Min Yoongi bukan tipe pria segila itu. Ia meringis.

"Ada apa?" tangan Jieun membelai wajah Yoongi.

"Aku hanya cukup bersabar untuk tidak menyentuh kamu." Mendengar itu Jieun hanya terkekeh pelan, ia semakin merapatkan tubuhnya.

"Maafkan aku kamu harus menahan diri seperti ini," ucap Jieun lirih meletakkan tangan kanan di rahang Yoongi, sedangkan ibu jarinya ia usap-usapkan di dagunya lembut. Min Yoongi menghela napas berat serta memejamkan maniknya.

Min Yoongi tidak menjawab dan seketika itu juga tangannya menyusup ke balik baju Jieun. Menyentuh permukaan kulit perut ratanya, tangan Yoongi yang awalnya terasa  dingin kini terasa lebih hangat.

Sepertinya Min Yoongi memiliki magic dapat merubah suasana dingin terasa menghangat dari sentuhan tangan besarnya. Suhu tubuhnya meningkat dan ia dapat merasakan itu.

LOVE IN SILENCE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang