Bubur nasi yang sengaja Jieun buatkan untuk Hyerin kini sudah hampir mencair sebagian. Bagaimana tidak?Sudah hampir berjam-jam ia berjuang mencoba menenangkan gadis kecil cantik dalam gendongannya, tidak seperti biasanya Hyerin menangis tiada hentinya. Entah apa penyebabnya Jung Jieun ... Aniy, ... Min Jieun hampir putus asa ketika Hyerin tak kunjung berhenti menangis. Wanita cantik ini mencoba berbagai cara untuk menenangkannya. Namun, sama sekali tak berhasil ingin menangis rasanya ia tak tega melihat wajah Hyerin memerah dan suhu tubuhmya terasa panas.
Apa Hyerin tengah merasakan sakit yang tengah ia rasa?Jieun memang seorang dokter tetapi, ia tidak dapat mendiagnosa penyebab atau penyakit apa tanpa tahu penyebab pasti. Hanya mengira-ngira atau menduga untuk mendapatkan hasil akan diagnosanya tidak sembarangan bagi tenaga medis menyimpulkan begitu saja. Apalagi Jieun bukan dokter spesialis anak atau kulit. Terkadang ia juga perlu berdiskusi dengan dokter lainnya untuk mendiagnosis akan penyakit pasien untuk mendapatkan hal akurat. Jieun tipe wanita yang cukup teliti dalam mendiagnosa penyakit pasiennya. Meski Jieun dapat menyimpulkan jika Hyerin tengah mengalami cacar air jika dilihat dari ciri-cirinya orang awam pun dapat mengetahuinya.
Ingin rasanya Jieun pergi ke rumah sakit sekarang juga membawa Hyerin untuk segera memeriksakannya. Tadi ia menghubungi Jung Woon yang masih berada di rumah sakit menemani Hyunjin di rumah sakit menunggu tuan Dae Hyun yang masih dirawat di ruang intensif. Hingga akhirnya sang suami, Min Yoongi meneleponnya untuk ia menunggunya setelah Jung Woon menghubungi kakak iparnya itu memberitahu bahwa nona-nya meminta untuk menjemputnya karena suhu tubuh Hyerin panas dan terus-terusan menangis maka Min Yoongi berinisiatif pulang lebih awal dari kantor hanya untuk menjemput dan mengantar Hyerin ke rumah sakit.
Min Yoongi melangkahkan kaki memasuki rumah mewahnya. Netranya menangkap tubuh wanita cantik yang akhir-akhir ini mengusik hatinya. Min Yoongi mendekat ia membuka pengait kancing lengan panjang kemeja hitam dan menggulungnya hingga ke siku. Yoongi mengusap lembut lengan Jieun lembut menenangkan. Penampilan Jieun berantakan dengan rambut ia gelung ke atas dengan Hyerin masih dalam gendongannya hal itu tidak mengurangi kadar kecantikan alaminya.
Tangan kiri Yoongi kini mengusap punggung Jieun dan mengecup pucuk kepalanya. Jieun mengulas senyum.
"Yoongi-a ...," panggilnya dengan ekspresi sedih.
"Ada apa dengan Hyerin?" tanya Yoongi lembut merangkul pundak Jieun setelah ia berhasil mengecup pucuk kepala Jieun.
"Aku tidak tahu, sudah dua jam Hyerin menangis tiada henti, bahkan ia tak mau memakan bubur dan susunya. Tidak seperti biasanya Hyerin seperti ini," adunya masih menggendong Hyerin dan mencoba menenangkannya.
Min Yoongi mengangguk mengerti. "Sini berikan kepadaku." Jieun memberikan tubuh mungil Hyerin ke Yoongi Hyerin sudah sudah dalam gendongan Yoongi. Entah apa yang Yoongi lakukan kepadanya tiba-tiba Hyerin berhenti menangis dan ia kini tertidur dalam gendongan Yoongi. Membuat Jieun bagaimana bisa hanya dalam hitungan menit Hyerin berhenti menangis dan tertidur lelap. Setidaknya Jieun dapat menghela napas lega.
"Hyerin-a kenapa kamu tiba-tiba menangis seperti tadi eoni benar-benar merasa takut," tutur Jieun mengusap lembut kepala Hyerin.
"Sebaiknya kamu istirahat," Yoongi berkata ketika melihat Sang wanita tampak lelah.
Jieun menggeleng. "Apa kamu sudah makan, Yoon?"tanyanya. "Akan aku siapkan makanan untuk kamu."
"Kamu tidak perlu menyiapkan makanan untukku."
"Kenapa?"
"Aku sudah makan dengan klien," jawabnya.
"Perempuan?"
Yoongi menautkan alis lalu ia tersenyum. "Aniy, dia laki-laki. Kamu tidak perlu khawatir aku ini tipe pria setia." Jelas Yoongi membuat Jieun mengulum senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN SILENCE (HIATUS)
RandomLOVE IN SILENCE Kita adalah dua orang yang saling mencinta tanpa harus berucap. Sepasang hati yang saling memeluk luka satu sama lain. Writer ARRA RAHAYU