Karin mengernyit dalam saat matahari pagi mengenai wajahnya yang tengah tertidur pulas.
Ia mengerjap pelan sembari mengumpulkan nyawa,sedikit bergerak,
tak sengaja tangan itu menyenggol sesuatu yang sukses membuat Karin melotot syok saat menoleh.Dibawah ketiaknya terdapat Jean yang tertidur pulas tengah memeluk pinggangnya.
Pantas saja lengan kanan Karin daritadi kesemutan dan sedikit keram ternyata kepala Jean biangnya.Karin mengamati wajah putih pucat itu yang tertidur pulas,Karin sedikit bergerak menyamping agar leluasa melihat Jean tidur.
Wajahnya tak menampilkan ekspresi lebih,hanya memandang dengan datar. Mengingat tentang semalam membuat ia mendengus geli sekaligus malu.
Kini mata itu memandang bibir yang sedikit maju saat tidur,refleks saja,tangan kiri Karin bergerak menyentuh bibir Jean dengan ibu jari.
Di usapnya sepelan mungkin agar tak menganggu tidurnya Jean. Ada sensasi tersendiri saat Karin melakukan usapan tersebut.
Bibir Jean begitu seksi dimatanya sekarang.
Ingin rasanya mereka berciuman kembali pagi ini,memutuskan ciuman saat keduanya kehabisan nafas dan terkikik geli saat memandang wajah satu sama lain yang memerah malu. Namun cepat cepat Karin menggeleng membuyarkan imajinasi kotornya tentang Jean.
Karin harap,kedepannya ia tak boleh terbuai lagi seperti semalam.
Sebisanya ia harus menahan diri.
Tak boleh ada skinship lebih antara ia dan Jean.
Cukup semalam saja ia terbuai.
Sebab, Karin tak ingin menyakiti perasaan Jean yang berpikir bahwa dirinya sudah mencintai laki laki itu.
Benar, Karin belum sepenuhnya yakin tentang perasaannya pada Jean.
Apakah ia benar benar mencintai Jean atau hanya ingin menikmati sentuhan yang Jean berikan.
Entahlah, Karin bingung dengan dirinya sendiri. Apalagi ia belum percaya sepenuhnya dengan Jean.
Apakah laki laki ini serius dengannya atau hanya bualan belaka.
Maka dari itu,Karin ingin memastikan perasaannya pada Jean lebih lama lagi dan ingin saling mengenal lebih baik lagi kedepannya.
Sebab enam tahun saling kenal,Karin maupun Jean tak tau tentang latar belakang masing masing.
Apalagi Jean belum tau masa lalu Karin yang rumit dan itu sangat menganggu pikiran Karin selama ini.
Bertanya tanya,akankah Jean meninggalkannya setelah tau tentang masa lalunya seperti keluarga terdekat,atau Jean akan menerimanya dengan lapang dada seraya mengulurkan tangan menerima kekurangan yang Karin miliki.
Karin ingin seperti itu,namun ia belum berani untuk menceritakan masa lalunya pada Jean.
Karena masa lalunya terlalu hina dan kotor.
Dan Karin merasa ia tak pantas mendapatkan cinta yang tulus dari Jean.
Sebab,Jean terlalu sempurna untuknya.
Dengan gerakan pelan, Karin menarik lengan kanan yang dijadikan bantal oleh Jean. Meringis lirih merasakan kram yang amat sangat dilengannya.
Karin melotot kaku saat tubuh Jean bergerak dan bergumam sembari berbalik memungguti dirinya. Dan kembali meringkuk kedalam selimut.
Karin menarik nafas lega,Jean sama sekali tak terusik dengan pergerakan tadi,menandakan laki laki itu memang tertidur pulas.
Kembali Karin mendesis sebal setelah duduk,menunduk mengamati dirinya, Dibagian dadanya terdapat tanda kemerahan yang Jean berikan.