19

1K 72 0
                                    

Jean menggeliat dalam selimut,mengerjap beberapa kali, akhirnya laki laki itu terjaga dari tidur lelapnya. Baru kali ini Jean tidur cukup nyenyak dan nyaman.

Aroma kamar Karin begitu menenangkan apalagi tidur diranjang dan di sebelah orangnya langsung membuat tidur Jean begitu lelap dan tak sadar hari sudah menjelang siang.

Laki laki itu mencoba duduk, mengumpulkan nyawa yang masih didalam mimpi, sudut bibirnya berkedut mengingat tentang kejadian semalam yang begitu intim.

Jean jadi salah tingkah sendiri. Wajah bantalnya mendadak bersemu hanya karna mengingat cumbuan panas keduanya.

Mengingat wajah Karin begitu seksi dengan bibir membengkak akibat ulahnya. Dan jangan lupakan, tubuh Karin begitu indah.

Kulitnya begitu lembut, wangi tubuhnya begitu memabukkan yang berhasil membuat Jean tegang dan begitu bergairah.

Namun untung saja, Jean bisa mengontrol diri,agar tak terlalu jauh bertindak pada Karin.

"Sayang,,," panggilnya dengan suara serak.

"Sayang,,,"

"Karin,,"

Tak mendapat sahutan apapun dari sang perempuan,tak membuat Jean jengah,laki laki itu beranjak dari ranjang,berjalan pelan menuju ruang tengah mencari Karin.

Niat hati ingin memberi kejutan atau pelukan pagi,namun senyum lebar Jean luntur tatkala melihat ruangan terasa sepi, tak ada Karin disana.

"Karin, "panggilnya lagi. Kini menuju kearah dapur. Lagi lagi kosong,tak ada Karin disana.

Jean mendesah berat,pupus sudah harapannya yang ingin memeluk Karin setelah bangun tidur nyenyaknya.

Kembali ia menuju sofa, duduk berdiam diri sembari sesekali menguap.

"Oh iya, ngantor" ujarnya tiba tiba mengingat kegiatan sehari hari Karin yang menjadi pegawai kantor.

Jean kembali merebahkan tubuhnya, rasanya ia ingin bermalas malasan hari ini dan akan menunggu Karin pulang.

Namun setengah jam kemudian,Jean dilanda bosan, berdiam diri hanya membuat kepalanya pusing. Jadi ia memutuskan untuk pulang ke unitnya terlebih dahulu, membersihkan diri dan berniat menjenguk Fattan sebentar,terus sepulangnya akan menjemput Karin di kantor.

Sepertinya saat ini momen yang pas untuk membahas tentang keseriusannya.







"Anjir,kaget!" Seru Jean setiba di unitnya.

"Gue males ngomel, dan percuma gue ngomel pun  ngga bakal lo dengerin.
siap siap, ke bandara buat check in"

"Ngapain?" Teriak Jean kaget.

"Udah gue duga sih,lo pasti lupa. Ke bali,pemotretan yang minggu lalu lo batalin"

"Harus banget sekarang?"

"Ya menurut lo? Plis lah Jean profesional sedikit. Gue lagi hamil jangan lo bikin gue pusing"

Jean mengerling tak suka, memandang wanita yang berambut sebahu itu "iya iya, bawel amat lo"  sewotnya berjalan meninggalkan sang manager di sofa.

"Lo kenapa susah banget dihubungin sih?!"

"Hp gua rusak, dilempar Fattan"

"Tinggal beli lain ngga susah kan?!"

"Males, lo aja yang beli ntar.  Ohiya,Sal. Kayaknya gua mau cuti deh"

"Gayaan banget, mau  kemana emang? " Tanya Salwa manager sekaligus sepupu jauhnya.

Yes, Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang