24

1.1K 65 4
                                    

"Tumben,biasanya lo drama dulu pas gue suruh dateng" Salwa tampak mengerling menyelidiki. Raut wajah sepupunya tampak berseri hari ini dan ada senyum tipis tercetak di bibir Jean.

Aneh, dan Salwa tidak biasa melihat Jean tersenyum mandiri tanpa disuruh.

"Ngga usah banyak nanya, gua lagi dalam mood yang baik sekarang" jawab Jean masih biasa ketusnya namun ada nada lembut diakhir kalimat.

"Udah lo lamar?" Tebak Salwa sembari mengusap perut besarnya. Jujur,ia penasaran bagaimana respon perempuan yang Jean suka setelah Jean melamarnya.

Jean mengangguk sekali,wajah ketusnya berubah menjadi bersemu merah. "Iya,katanya"

Salwa mangut mangut paham. Salwa merasakan perubahan yang besar semenjak ia kenal Jean. Laki laki itu jauh lebih ekspresif sekarang dibanding awal awal memulai karir menjadi model. Jean itu ketus dan tak banyak omong.

"Kapan ngenalin ke gue?" Senyum Salwa.

"Nanti,pas resepsi" respon Jean sembari bermain ponsel.

"Lama amat, sekarang ajalah,sekalian mau kenalan. Penasaran banget gue sama perempuan yang berhasil buat lo move on dari masa lalu" kata Salwa.
"Kok dia mau sama lo?"

"Emang gua kenapa sampe Karin nolak gua?" Jean menjawab cukup jutek. Melirik Salwa sebal.

"Oh namanya Karin, splii dong wajahnya gimana?"

"Nanti,pas resepsi" jawab Jean kembali.

"Pelit amat jadi orang. Lo bener serius kali ini? Ngga main main lagi kan? Gue takut aja lo berubah pikiran"

"Sok tau banget lo tentang gua" dengus Jean kembali ketus berbicara dengan Salwa. "To the point,lo manggil gua kesini mau ngomong apa?"

Salwa menarik nafas lirih. Bersedekap dada sembari memandang Jean yang duduk di sofa berukuran satu orang. Kembali menjadi manager yang tegas.

"Lo mau cuti,kan?" Tanya Salwa.

Jean berdehem,membenarkan. Masih sibuk bermain ponsel.

"Kira kira mau berapa lama?"

"Dua bulan ato mungkin lebih"  sudut bibir Jean tertarik saat melihat foto Karin di galeri ponselnya.

"Gila! Ya ngga selama itu juga lah" seru Salwa tak menyangka. "Masih banyak schedule lo beberapa bulan kedepan. Ngga boleh cuti sesuka hati,yang ada mumet kepala gue ngatur ulang schedule pemotretan lo."

"Terus? Gua kapan cutinya kalo gitu?"  Melihat Salwa dengan kening terangkat.

"Nanti gue kabarin lagi. Sekarang lo ganti pakaian,waktunya kerja. Ada dua brand pakaian hari ini yang harus lo pake. Ets! Ngga boleh nolak. Mau cuti,kan? Makanya kerja yang bener biar pekerjaan lo cepat selesai." Tutup Salwa pagi ini berbicara dengan Jean.

••••

Jean sudah mengenakan pakaian kasualnya,pekerjaannya sudah selesai tepat pukul tiga sore. Tanpa menunggu lama,Jean meraih kunci mobil dan pamit pada sang manager.

"Ngga makan dulu?", tanya Salwa. Mengingat Jean belum makan apapun selama pemotretan.

Jean menggeleng. "Ntar aja, gua pergi dulu"

Salwa hanya mengangguk saja. Memandang punggung lebar Jean yang semakin jauh di pandangan.

"Kayaknya gue juga butuh cuti deh" lirihnya pelan.kembali mengusap perut yang semakin hari semakin membesar.

Yes, Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang