Bukan Jean namanya yang tidak usil pada Karin.
Jean cukup tau kalau Karin sedang kesal padanya, tapi laki laki yang hobi menghilang tanpa kabar itu tak menyerah mendekati Karin.
Karin ke dapur,Jean juga ikut.
Karin ke kamar ingin tidur, Jean juga ikut ikutan.
Karin marah marah, Jean cengengesan.
Karin menjauh,Jean mendekat.
Karin anti skinship, Jean main nyosor nyosor.
Jadinya,Karin pasrah.
Cukup lelah untuk marah marah ditengah malam ini.
Ia akan membiarkan Jean disisinya malam ini,
untuk menemani kesedihannya yang ia sembunyikan.Sepertinya,Karin tak berniat untuk berbagi cerita pada Jean.
Ia, tak ingin Jean tau betapa kacaunya keluarga yang membesarinya.
Ia tak ingin memperlihatkan sisi kurangnya pada laki laki itu.
Dan Karin bisa mengatasi semua hal sendiri.
Seperti mengatasi kehamilannya waktu itu.
"Tuh kan bener,sicowok itu pembunuhnya," ujar Jean. "Apa kata aku, feeling akutuh ngga pernah meleset,kamu sih sok sok an nyangkal"
Karena bingung harus melakukan apa, tidur pun belum mengantuk,jadinya Karin menonton serial di Netflix dan Jean ikut ikutan menonton.
Awalnya Karin duduk bersandar di sofa,namun tangan Jean yang tak bisa diam,menarik tangan itu dan merebahkan kepala Karin dipahanya. Karin tak protes,perempuan itu hanya mencebik sebal dan menurut saja namun kembali tak protes saat Jean menjahilinya dengan kecupan ringan di bagian wajahnya.
"Tapi dia tuh baik tau, dia ngga maksud buat jadi pembunuh," bela Karin masih fokus,membiarkan tangan Jean mengelus lehernya lembut.
"Ya tapi kan tetep aja dia yang bunuh temennya sendiri" komentar Jean,kini beralih memainkan rambut panjang Karin.
Karin tak protes,malah merasa nyaman atas perlakuan Jean. Ia menikmati usapan lembut yang berhasil menggeliti perutnya.
"Jean..."
"Hmmm,," usapan lembut yang diberikan Jean jadi terhenti tatkala Karin berusaha duduk.
Seperti ingin berkata sesuatu pada laki laki itu namun tertahan,bingung dan sedikit frustasi.
Helaan nafas panjang mengudara dari Karin.
"Kenapa?" Jean bertanya cukup lembut, menelusuri manik Karin yang bergerak gelisah.
Jean tau, pasti ada sesuatu yang terjadi pada perempuannya.
"Hei, kenapa? Ada yang mau di ceritain?" Tanyanya kembali,pelan pelan ia mengusap pipi Karin. Karna tak tahan ia mengecup singkat hidung perempuanya.