18

1.3K 84 0
                                    

Lumayan panjang plus rada boring.



Karin sudah membersihkan diri,sudah berpakaian rapi dengan riasan tipis diwajahnya. Dan tak lupa ia juga menyiapkan sarapan ala kadar.

Untuknya dan Jean.

Namun laki laki itu cukup nyenyak tidur,padahal Karin cukup gaduh diluar membersihkan ruang tengah, bahkan Karin juga menyapu di kamar tapi Jean sama sekali tak terganggu.

Mungkin Jean cukup kelelahan menjaga temannya di rumah sakit, Karin memaklumi itu dan ia pun tak berniat  mengusik ketenangan tidur Jean.











Karin berdiri di balkon kamar, mencari udara segar, hari ini agak mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan.  Satu tangannya mengepal saat memikirkan tentang Naya-adiknya.

Sebelumnya Karin sudah mencoba menelpon Naya berkali kali,namun nihil, nomor Naya di nonaktifkan. Membuat Karin berdecak sebal,bagaimana ia mencari keberadaan Naya jika nomor handphone satu satunya di nonaktifkan.

Karin memijit keningnya yang terasa berdenyut,nafasnya terasa panas, mengkhawatirkan keadaan Naya sekarang. Apalagi Bunda sudah berpesan untuk mencari Naya, sebab sang Bunda sudah angkat tangan mengenai Naya.

Tak peduli sama sekali.

Karin melangkahkan kakinya ke arah dapur,membuka freezer es batu,dan mengambil beberapa untuk ia kunyah. Karin butuh penenang untuk kepalanya yang terus berdenyut.

Sembari menikmati es batu, tangannya menggulir akun Instragram milik sang adik,mencoba cari tau lewat teman terdekat. Dan beberapanya juga sudah Karin DM untuk menanyakan keberadaan Naya.

Nihil, tak ada yang tau menahu tentang keberadaan Naya.

Karin hampir frustasi.


Namun beberapa menit kemudian, handphonenya bergetar menandakan ada panggilan masuk.

Mata Karin membola, dengan raut sedikit lebih tenang. Segera ia menjawab.

Naya is calling..........



"Halo,Naya?"

"Halo, dengan kakaknya Kanaya? Maaf menganggu. Saya temannya Kanaya, hmm,Kanaya di rumah sakit,kak, kecelakaan semalam"

Bagai disambar petir disiang hari,tubuh Karin mendadak berdiri tegap,menegang. Matanya bergerak gelisah, tenggorokan terasa dicekik.

"Halo, kak?"

"I-iya, halo. Bentar. Kecelakaan? Keadaan Naya gimana? Parah nggak?  Di rumah sakit mana? Aku kesana sekarang. Titip Naya, ya"

"Iya,kak. Di rumah sakit Lentera kak"

"Oke,aku kesana sekarang"






Karin yang kepalang panik bergerak menggusar rambutnya. "Oke,tenang,Karin, tenang. Lo ngga boleh panik. Tenang" katanya pelan meredakan kepanikan.

"Naya,baik baik aja."

Dengan mantap, kakinya bergerak melangkah,menuju kamar untuk mengambil tas dan kunci mobil.

Pandangannya beralih menatap punggung polos Jean yang terlalu nyenyak tidur dalam balutan selimut.

Sejenak ia terdiam, ia mendekati nakas lampu tidur,mengeluarkan secarik kertas dan menuliskan beberapa kata disana.

Gue keluar sebentar, sarapannya jangan lupa.

      Karin.

Yes, Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang