"Kita bisa menetap setahun disini.""Terdengar seperti seorang penculik."
"Aku memang sedang menculikmu."
Ash memutar matanya malas, pria menyebalkan itu terus saja mengganggunya selama perjalanan.
"Tuan, kediaman lady Mizuki?"
"Tidak, Kobayashi."
Mobil melaju pelan menyusuri jalanan desa, udaranya segar terasa sedikit menusuk. Bau pepohonan yang khas terasa segar, bercampur dengan sejuk suara air.
Selama perjalanan beberapa orang sepertinya nampak mengenali mobil yang ku naiki, siapa sebenarnya pria di sebelahku ini.
Aku melirik sekilas padanya, ia terlihat sehat tidak seperti seseorang yang baru saja terkena luka tembakan.
Bibirnya bahkan tidak pucat, tampak wajahnya pun sama sekali tidak merasakan kesakitan apapun.
"Kau menghawatirkanku?"
Pria itu seketika menoleh ke arahnya, Ash tertangkap basah kali ini."Aku? Tidak, aku hanya penasaran akan beberapa hal."
Ez hanya tersenyum menatap wanita itu lalu mengangguk dan kembali fokus pada tab yang berada di pangkuannya.
Mobil memasuki halaman luas dengan di tumbuhi berbagai macam bunga di sekelilingnya, aku rasa rumah ini di huni lebih dari 20 orang.
Sosok pria duduk di teras rumah seperti sedang menunggu kedatangan kami, ia mengenakan kimono hitam masih terlihat gagah walau mungkin umurnya sudah memasuki 50 tahun.
Aku lagi lagi melirik Ez, khawatir jika ia merasa nyeri saat berdiri dari kursi mobil ini.
"Aku akan membantumu,—"
"Ini tugas Arlo sayang." Ez tersenyum sembari menggeser dirinya mendekat ke arah pintu yang sudah terbuka dan di sambut disana oleh pria di kursi kemudi tadi.
Mendengar kata sayang Ash sedikit blushing, dasar kau murahan Ash batinnya tertawa.
Ash membuka pintu dan menyusul Ez yang berjalan menuju pria di teras tadi.
"Seperti biasa, tidak bosan mencari mati." Suara berat di akhiri dengan kekehan kecil darinya.
"Apa kabar salva?" Pria itu mencoba merangkul Ez pelan.
"Syukurlah aku masih bisa berdiri di hadapanmu,"
Keduanya nampak berwibawa, beberapa percakapan nampak tak dipahami Ash karna menggunakan bahasa jepang.
"Ah pria ini merepotkan, kini ia memamerkan bakatnya di hadapanku." Cicit Ash pelan sangat pelan tak mungkin di dengar oleh siapa pun.
Ash berdiri tepat di belakang Ez bersama kedua orangnya.
Wanita itu memperhatikan sekelilingnya, memperhatikan kedua pria di depannya, arsitektur rumah, hingga ada satu objek yang mencuri perhatiannya.
Kuda, kuda hitam besar bahkan sangat besar memasuki pekarangan dengan di tuntun oleh wanita cantik berkulit putih bersih khas wanita jepang.
"Kau boleh menungganginya." Suara bariton dari pria itu mengarah kepada Ash.
Satu hal yang tidak Ash ketahui,
Sejak tadi ketika Ash sibuk meneliti sekeliling, dua pria yang berada di depan beberapa kali memperhatikan tingkah gadis itu dan membicarakan sesuatu dengan sedikit tertawa.
"Bolehkah?" Tanya Ash kepada Tuan Kobayashi.
Pria itu mengangguk.
"Ah perkenalkan, aku Ash Asley Joe Tuan." Ash melangkah maju memperkenalkan dirinya, merasa tidak sopan jika bersikap acuh sebagai tamu.
"Kobayashi, senang bertemu denganmu nona Ash." Ucapnya menyambut jabatan tangan Ash.
"Jadi boleh aku menungganginya?"
Mendapat anggukan dari Tuan rumah Ash mendekat kearah kuda hitam itu."Ku harap kau berhati hati dan jangan sampai terluka, jika tidak mau melihat pria ini menyembelih perliharaan kesayangan kami." Tuan Kobayashi tersenyum menggoda pada sosok Ez yang berada di sebelahnya.
Ez hanya mengangkat bahunya tak peduli memperlihatkan sudut bibir kirinya yang terangkat pada Ash.
"Ah pria gila itu." Gerutu Ash pelan.
Kemudian ia mencoba mengelus badan hewan hitam besar di depannya, tak lupa Ash memperkenalkan diri pada kuda itu untuk membuat keduanya lebih dekat.
Tertulis 後藤, berada pada lengan kuda itu yang sepetinya itu adalah tatto.
"Hei teman besar kau sangat tampan, jadi ini namamu?" Ucap Ash berbicara pada kuda itu sambil mengelus tatto yang berada pada lengan kuda tersebut.
"Aku Ash, aku juga mempunyai teman seperti dirimu ini dan aku menamainya Don."
"Boleh aku menaikimu? bawa aku melihat tempat tinggalmu ini ya?"
Perlahan Ash menaiki tali pada tunggangan di badan kuda itu, dan yaa wanita ini berhasil menaikinya tanpa adanya kesulitan.
"Menarik." Kali ini suara berasal dari Tuan rumah, pria ini sekilas menatap Ez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashley joe
Fanfiction"I do everything by myself, so that no one can say ,i did everything for you." Ashley Joe. • • • Wangi khas tembakau bercampur dengan aroma tubuhnya yang tak bisa Ash jabarkan, ini seperti aroma kayu pada hutan hijau berdaun rindang bercampur alkoho...