"Ash bagaimana?" Beberapa pasang mata memperhatikan sosok Ash yang sedari tadi sibuk dengan pen dan kertas miliknya."Aku tidak keberatan jika posisimu menjadi milikku," celetuk seorang gadis berambut chesnut brown di sebrang meja Ash.
"Lagi pula sudah waktunya kau fokus membuka galeri seni atau apalah terserahmu." lanjut gadis itu dengan dominaance smile nya.
Gadis itu Carla hope, rekan team sekaligus musuh Ash sejak mereka berada di Senior High School.
Sebagai 'Creator Manager' di sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis produk perawatan diri, tentu saja Ash memiliki banyak pesaing yang mengincar posisi itu dan Carla salah satunya.
Ash mendengar ucapan Carla yang menurutnya itu adalah sebuah permohonan membuatnya menahan senyum dan tidak terkejut sama sekali, Ash memilih bersikap tenang.
Dengan keadaan raut bosan para team creator yang hafal dengan situasi tersebut, mereka hanya memberikan tanggapan tarikan nafas berat.
"Baiklah Carla kau bisa mengajukan diri pada atasan jika ingin terus bersaing denganku, oh dan maafkan aku karna tidak memperhatikan kalian berdiskusi tapi aku mengandalkan pendengaranku sedari tadi tenang saja." Tegas Ash mantap tanpa menghilangkan senyum pada anggota team nya itu.
Mendengar balasan dari Ash, Carla tersenyum penuh arti dan menganggukan kepala berkali kali entah apa yang sedang ia fikirkan saat ini.
"Ok kita lanjutkan kegiatan penting kita bagaimana?(di ikuti anggukan dari team)"
"Dean tadi sudah menyampaikan ide nya dan aku setuju memasukan itu dalam project kali ini namun perlu sedikit tambahan, kita butuh pengembangan untuk visual yang lebih menggambarkan tema yang sudah ditentukan,"
"Bagaimana pun slogan 'Because you're worth it' itu melekat sebagai ciri produk kita." Ash memperhatikan satu persatu anggota team nya, lalu dengan cepat jari telunjuknya mengarah ke arah Carla.
"Carla aku memasukan mu dalam tugas ini, tolong bantu Miles dan Dean hingga mendapatkan candidates yang pas." Jelas Ash tanpa protes dari team jelas ia memimpin dengan baik.
"Baiklah mari kita tutup diskusi pagi ini, Terimakasih banyak atas kerja keras nya dan sekali lagi aku meminta maaf." Dengan senyum ramah Ash berjalan menuju pintu keluar di ikuti oleh team di belakang dan melewatkan ekspresi dari Carla yang sedari tadi tegang meremas kuku tangan nya.
********
"ada apa Bri?" Ash mengangkat ponsel dan menjepitnya diantara telinga dan bahunya, satu tangan lain sibuk memasukan kertas kertas ke dalam maps kerja.
"Demi Tuhan Ash kau harus mendengar ini!!" Bri berteriak heboh membuat Ash sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Jika gosipmu mengecewakan, kau harus meneraktirku."
"ASHH,—"
"She's pregnant, si bodoh itu Ash!!" Lanjut Bri di sebrang sana.
"Sudah kuduga, beberapa hal terasa janggal akhir akhir ini."
Bukan hal yang sulit bagi Ash menebak siapa yang Bri maksud, mereka memang saling memiliki ikatan batin.
"Aku sedang sibuk memilih gaun, ku tutup." Ucap Bri bersemangat menutup sambungan telfon.
Ash di buat melongo mendengar kalimat Bri, apa katanya? Memilih gaun?
aku benar benar di kelilingi orang orang bodoh.
"Kau membuang masa emas mu.." Ash berkata lirih lalu ia bergegas meninggalkan tempat kerja nya itu.
Tapi nasib seorang anak konglomerat sepertinya sudah ditulis dengan jalan cerita yang indah oleh malaikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashley joe
Fanfic"I do everything by myself, so that no one can say ,i did everything for you." Ashley Joe. • • • Wangi khas tembakau bercampur dengan aroma tubuhnya yang tak bisa Ash jabarkan, ini seperti aroma kayu pada hutan hijau berdaun rindang bercampur alkoho...