Ash serasa remuk tak karuan, seluruh tubuhnya nyeri dan pegal. Terutama bagian bawahnya, ia hanya berharap untuk saat ini tidak muncul Salva kecil di dalam perutnya.Demi Tuhan pria tak berotak di sampingnya ini berkali kali tanpa henti menyetubuhinya dengan keras. Dan kini Ash yang menanggung akibatnya, ia harus berjalan dengan badan sempoyongan.
Selama perjalanan menuju kediaman keluarga besarnya, Pria itu menunjukan perhatiannya seperti menggendong tubuh Ash saat menuju pesawat dan kali ini saat pesawat landing ia melakukannya lagi. Menggendong tubuh ringkih Ash ke arah mobil yang menunggunya di bawah sana.
Ash diam tak bergeming, hatinya terasa nyeri merasakan perlakuan manis yang pria ini lakukan. Pasalnya pria ini adalah calon suami dari wanita lain.
Sangat tragis Ash.
Ash hanya tersenyum kecut di balik wajah murungnya itu. Merasa telah di rendahkan dan tak meliki harga diri saat ini.
Ez menyentuhnya seakan sangat menginginkannya, seakan Ia sangat memuja seluruh tubuh Ash. Namun fakta di depan mata, pria ini malah dengan santai mengatakan jika ia akan menikahi wanita lain.
Ntah pernikahan seperti apa yang akan dilakukan Ez, apapun itu dampaknya sangat berpengaruh pada Ash kedepannya.
Genggaman tangan yang Ash rasakan pun seperti menambah kesedihan di hatinya, bagaimana bisa seorang pria dengan semena mena menyentuhnya lalu menikahi wanita lain dan Ash bagai pelacurnya.
Memang sepenuhnya tak bisa menyalahkan Ez, apapun rencana yang sedang disusunnya Ash tidak tau. Namun satu kesalahan Ash yang mungkin hingga detik ini ia akan menyangkalnya, yaitu kenikmatan.
Dimana tubuh dan pikirannya saat ini telah terbuai oleh prilaku Ez.
Ash pun tidak menyadari ntah sejak kapan ia menyukai bentuk perlakuan yang sedikit kasar dari pria ini dalam melakukan hubungan badan.
Namun..
Terngiang ngiang lagi di kepalanya, jika Ez akan segera menikahi seorang wanita yang buruknya itu bukan dirinya.
Tarikan nafas berat dari Ash terdengar oleh sosok di dekatnya.
"Bisakah aku pulang?" Ash tak mampu lagi menahan kesedihannya, dengan mata berkaca kaca ia menatap manik Ez lekat mencari cari rasa iba pada manik itu.
Pria itu terkejut mendapati wanita yang ia cintai kini dengan raut hancur menatapnya dengan lemah.
"Hey, kau menangis sayang?"
Raut wajah Ez tak dapat menutupi keterkejutannya, ia menggapai pipi Ash dan menyeka air mata disana.
"Maaf, maafkan aku."
Ntah permohonan maaf untuk apa yang terlontar dari bibirnya, Ash pun hanya terisak menangis menatap arah jendela mobil.
Saat ia merasakan tangan hangat tengah membelai pipinya, Ash menatap kearah pria itu.
"Apa kau belum cukup puas merendahkanku?" Tanya Ash di sela tangisnya.
Ez diam tak bergeming, badannya serasa kaku tak mampu menanggapi ucapan Ash. Ia menyadari keegoisanya, ia menyadari jika telah menyeret wanita ini ke dalam kerumitan hidupnya.
Ez meraih tubuh wanita itu ke dalam pelukannya, kecupan mendarat di kedua kelopak mata Ash membuatnya sedikit mengusap sisa air mata di pipinya. Terdengar suara helaan nafas yang dalam dari Ash, lalu ia melepas pelukan dari Ez mengatur nafasnya sesaat.
"Aku adalah wanita terhormat Ez, pulangkan aku secepatnya."
Kalimat Ash terdengar singkat, namun berhasil menampar pria di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashley joe
Fanfiction"I do everything by myself, so that no one can say ,i did everything for you." Ashley Joe. • • • Wangi khas tembakau bercampur dengan aroma tubuhnya yang tak bisa Ash jabarkan, ini seperti aroma kayu pada hutan hijau berdaun rindang bercampur alkoho...