BAB 25 - Bri sialan

177 11 0
                                    



Mobilnya berhenti tepat di depan mansion, kami memutuskan untuk pulang. ah tidak, dia memutuskan untuk mengantarku pulang. Karna aku melihat mobil itu melesat persekian detik setelah aku turun.

Ez sungguh kekanak kanakan, ia selalu memaksakan sesuatu yang ia mau agar segera terwujud. Bocah itu egois.

Pekerjaanku sudah cukup menumpuk dan berantakan, aku tak ingin jika hidupku juga sama berantakannya.

Hal yang harus aku lakukan yaitu segera mengemasi pakaian lalu setelahnya aku akan berpamitan kepada se-isi mansion. Namun-,

Namun itu semua sepertinya tidak perlu, sebab aku dibuat kaget dengan sosok Nyonya Rose yang sudah bersandar di daun pintu dengan membawa dua gelas wine.

"Kau benar benar tidak ingin mencobanya Ash?" Tanya Rose to the point.

Ia sepertinya cukup paham atas apa yang sedang terjadi antara aku dan putranya.

Ash tersenyum mendengarnya.

"Sepertinya Ez harus menghadapi tanggung jawabnya terlebih dahulu Nyonya, tentunya menjalaninya dengan benar."

"Jadi kau siap melepas putraku?"

"Aku harus siap, dari awal memang ia yang memaksaku untuk mengikutinya hingga aku berada disini."

Sial Ash, kau lebih terdengar seperti gadis muda yang penuh gengsi.

Rose berjalan mengarah ke sudut ruangan dengan sedikit terkekeh dan ia berhenti tepat di depan jendela besar.

"Dulu, saat usianya masih 7 tahun. Anak itu memenangkan pertandingan basket, dan kami semua berada disana menyaksikan permainannya. Sehari setelahnya ia harus di rawat di rumah sakit selama 2 minggu—" Rose menjeda kalimatnya sebentar, pandangan yang tadinya mengarah ke hamparan kebun luas di balik jendela kini beralih menatap manik Ash yang terduduk di ujung ranjang.

"Sebelum pertandingan kakinya terkilir akibat terjatuh dari punggung kuda, dan aku langsung melarangnya untuk mengikuti pertandingan karna itu akan membuatnya semakin parah. Seperti yang bisa kau tebak Ash, bocah itu tidak mendengarkan ucapan ibunya sedikitpun."

Kedua wanita itu terkekeh sama sama membayangkan betapa bebalnya pria yang mereka kenal itu.

"Selama pertandingan aku hampir melupakan jika kakinya sedang terkilir, karna dengan mata kepalaku sendiri aku melihat anak itu berlari dengan tangguh menerjang badan lawannya. Tapi aku ibunya, aku dapat melihat sedikit raut kesakitan di wajahnya, hanya sedikit Ash sedikit. Ia bahkan memberikan hadiah uang bagiannya untuk rekan satu teamnya, dan ternyata tujuannya hanya ingin mengalahkan seseorang yang berada di team lawan."

"Aku telah menyaksikannya tumbuh dewasa walau umurnya belum mendekati angka 30, tapi rasanya sudah banyak keajaiban yang aku saksikan. Aku banyak tersenyum karna tingkahnya."

"Ash aku menghormatimu, jadi biarkan aku melepasmu dengan baik."

Ash tersentuh dalam diamnya. Tak pernah menyangka keluarga Salva yang desas desusnya keluarga hebat dan menakutkan, memperlakukan seorang gadis dengan sangat baik.

Mereka sepertinya sangat menghargai wanita.

Ah, jalan cerita ini pasti akan sangat sempurna jika saja putranya itu tidak harus menikahi wanita lain. Mertua yang pengertian dan keluarga besar yang sangat ramah.

Astaga tutup mulutmu Ash, jelas saja hubungan kalian bukan hubungan seperti itu.

*******

Ashley joeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang