BAB 27 - Flashback

364 18 5
                                    



"El waktumu tersisa beberapa hari lagi, seharusnya kau tidak berada disini."

Rose sedang mencoba membujuk anaknya untuk bertindak berani, demi seorang wanita. Karna Ia paham betul jika putranya tumbuh menjadi sosok yang sulit mengungkapkan isi hati.

"Oh lupakan, ia pasti sudah di perebutkan banyak pria." sambung Rose masi berusaha memanas-manasi.

Jujur saja, Rose sangat menyukai karakter Ash yang mandiri, cerdas, intimidating, misterius, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Wanita dengan kepribadian unik itu juga cenderung nyaman dan percaya diri dengan apa yang ia miliki. Penilaian ini bukan di dapat dari beberapa hari pertemuan singkat mereka kemarin, namun Rose sudah mencari tau dengan jelas siapa sosok Ash hingga asal usulnya.

Keluarga Salva, memang seperti itulah mereka. Menyaring setiap orang yang muncul di hadapannya, bahkan beberapa dari mereka terlihat seperti penguntit. Contohnya saja Ezekiel putra tunggal dari Julio atau putra kebanggaan Rose, pria aneh dengan selera sangat baik. Jika kebanyakan pria jantan memilih untuk mendekati wanita incarannya dengan gentle, berbeda dengan Ez yang menulis skenarionya sendiri. Ia sukses dengan mulus membuat kisah cintanya terlihat seperti takdir, hal hal yang di rencanakannya terlihat seperti ketidak-sengajaan.

Wanita setangguh Ash itu memang pantas mendapatkan perlakuan yang berbeda.

Oh, tentu saja diluar dari fakta jika Ez harus menikahi wanita selain dirinya, itu hal terburuk yang Ash dengar dalam hidup setelah kematian neneknya.

"Jadi kau akan tetap melaksanakan pernikahan itu tanpa membujuk kekasihmu sekalipun?"

Mendengar kalimat itu bukannya membuat Ez beranjak, ia malah semakin asik dengan stick golf nya. Rose sudah sejak tadi berjalan menenteng toples kacang mengikuti langkah El sambil memberi masukan masukan untuk mencerahkan pikiran sempit putranya. Dua puluh tahun lebih ia mengamati kehidupan bocah itu dan dua puluh ribu kali juga ia merasa putus asa setiap kali menasehatinya.

"Kepalaku benar benar sakit kali ini." Ia menghentikan langkahnya ketika Ez mulai menjauh beberapa meter di depan, memutuskan untuk berhenti mencoba.

Selama ini Rose diam diam mengamati Ash dari kejauhan, selalu ingin tau keadaanya dan apa saja yang wanita itu lakukan. Semakin hari semakin berat rasanya melepas sosok Ash sebagai pendamping putranya, Rose benar benar seperti menemukan teman yang clop dari segi apapun.

Sore itu Rose mengabaikan putranya yang bersenang senang menghabiskan waktu bersama Okta, dan ia memilih untuk merendam seluruh tubuhnya dengan air hangat. Melupakan segala beban pikiran, mencoba menikmati aroma wewangian rempah di dalam bathtub.

Namun dengan cepat kedua matanya membulat persekian detik saat notifikasi muncul yang menampilkan beberapa foto pada layar ponsel di tangannya.

"Habis sudah kesabaranku!"

Dengan tergesa di selimuti emosi yang menggebu gebu Rose menuruni anak tangga dengan bathrobe yang berantakan berjalan mengarah ke kamar El, bersama hentakan kaki yang terdengar jelas jika itu milik seseorang yang sedang di landa amarah.

Dug
Dug
Dug

"Buka!!"

"Kubilang buka Ezekiel!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ashley joeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang