BAB 22 - Kebenaran

274 11 0
                                        



Aku menatap indah deburan air pantai menghantam karang, aingin bertiup kencang menyanyikan irama indah sangat pas dengan bulan di atasnya.

Jika saja pria di sampingku tidak memberikan jas mahalnya sudah pasti hanya perlu beberapa menit disini aku akan mengeluarkan Japan omi wagyu A5 dari dalam perut.

"Kau yakin?" Ucap Ash memecah keheningan.

"Kau masih merasa kedinginan?" Pria itu balik bertanya.

"Bukan aku, tapi kau. Apa teman botolmu itu membantu?"

Ez mengangguk tersenyum, lalu menyodorkan itu pada Ash.

Ash meneguknya pelan

Gluk
Gluk

"Akh pantas saja, ini keras!!" Ucap Ash lalu mengembalikan itu ke tangan Ez.

"Jadi kau penguntit?" Ash kali ini ingin mencoba lebih mengenal sosok Ez, sebelum fakta fakta lain berdatangan dari mulut orang lain.

Ez tertawa sambil memainkan rambutnya.

"Sejauh apa ibu membocorkan tentangku? astaga wanita tua itu.."

"Tidak banyak, aku ingin mendengarnya langsung dari mu."

"Saat pertama kali kita bertemu apa kau mengingatnya?" Tanya Ez menelisik raut muka wanita itu mengharap jawaban yang keluar dari mulut Ash sama seperti apa yang ia harapkan.

"Cafe itu? Kau bersama teman temanmu." Balas Ash cepat namun sedetik setelah menjawab ia mulai ragu dengan jawabannya mengingat baru siang tadi ibu Ez mengatakan hal hal ajaib yang dilakukan putranya.

"Secara teknis benar,—" Ez tersenyum.

"Aku mengikuti tiga wanita yang sedang berdebat di depan sebuah toko perhiasan, setelah satu dari mereka menarik perhatianku. Saat itu kami berada di dalam mobil, seperti remaja 10 tahun aku mengambil alih kemudi lalu mengikuti ke-tiga wanita itu. Aku bahkan menertawai diriku sendiri berkali kali, jadi pria pria tadi berakhir di sebuah cafe pinggiran kota dan tentunya dimana ke-tiga wanita tadi juga berada.

"Kau si pria arah jam 2 itu, aku menangkapmu,—"

"Lalu menjadi investor di perusahaanku adalah sebuah kebetulan?" Sambung Ash bertanya.

"Saat itu aku menghadiri acara pernikahan putri dari teman ayah ibuku, guess who i just saw at that time?"
Bibir Ez tersungging sempurna.

"WAH NOO WAYYY!!" Ash melongo dibuatnya.

"Iyaa aku melihat wanita bergaun hitam di tengah keramaian, apakah itu artinya sesuatu sedang mendukungku?"

"Jadi ibumu dan mommy Abby berteman? Oh sial aku lupa Abby seorang putri coppola."

"Lalu, Ranunculus putih itu?" Kini Ez bertanya dengam kedua alis yang terangkat seakan memberi kuis tebak tebakan.

"Tidak..., itu tidak mungkin kauu??" Lagi lagi Ash shock dibuatnya.

Aku meremang, astaga pria ini menyeramkan.

Atau romantis?

"Sekali lagi perhatianku teralih saat makan siang, tertuju ke arah wanita di ujung jembatan dekat kerumunan dimana photoshoot sedang berlangsung,—"

Ash benar benar dibuat melongo menatap pria itu bercerita, difikirannya ia sedang mencerna.

"Aku melihatmu membaca notes kecil itu, konyol." Lagi lagi Ez tertawa di sela sela tegukan Whisky nya.

"Jadi itu memang untukku? hahaha.." Ash tertawa mengingat pada saat kejadian ia mengira jika bunga itu salah sasaran.

Ez melihat wanita di sampingnya nampak sedang menggosok gosok lengan dan bahunya yang sudah terselimuti jas.

Ashley joeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang