BAB 11 - Boy there's something wrong with you both

380 18 0
                                    



"Kau ingin sesuatu yang manis untuk hari ini?"

"Oh Gio stopp!!!"

"Aku hanya merindukan rumahku."

"Baiklah, kau ini sangat ahli menirukan Lady Tremaine."

Ibu tiri dalam film cinderella.

"Yaa dan kau sangat cocok menjadi anak tiriku."

"Tidak, aku ingin menjadi suamimu."

"Baiklah aku akan mengirimmu ke akhirat."

Dan mereka pun tertawa bersama. Setelah menikmati indahnya berkendara menyusuri tepian pantai selama 3 jam lebih keduanya merasa sama sama lelah.

Ash kini sudah pulih walau lengannya masih menggunakan arm sling, namun itu terbayar karna hari harinya terisi keceriaan karna kehadiran si Pelaku.

Pelaku itu tak lain adalah mantan kekasih Ash yang sempat di rebut oleh Carla, benar Carla rekan kerja satu teamnya.

Gio, Gio adalah pelaku pengendara mobil yang menabrak mobil Ash.

Sebagai bentuk tanggung jawabnya atas kejadian itu, beberapa hari terakhir Gio sibuk menemani Dan merawat Ash.

Sudah tak ada lagi rasa canggung di antara keduanya akibat kejadian masa lalu, mereka menganggap hal itu terjadi karna mereka masih remaja.

Justru berkat patah hati itu lah yang mendorong Ash untuk menjadi wanita hebat tidak bergantung pada laki laki manapun.

Dan Gio pun tak mau kalah, ia tumbuh menjadi sosok pria yang berwibawa dan mandiri.

Pria yang memilki senyum hangat di samping Ash itu kini sebatang kara, orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat 2 tahun silam.

Perusahaan milik orang tuanya terancam bangkrut setelah mereka meninggal dunia, namun Gio berhasil bangkit dari keterpurukan dan mendalami peran pemimpin untuk menggantikan posisi ayahnya.

Di dalam hati Ash, ia merasa bangga akan sosok pria itu, pria yang dulu sempat menjadi kekasihnya.

Perjalanan jauh yang mereka tempuh membuat Ash tertidur tenang di samping Gio, pria itu menatap dalam dalam memperhatikan wanita periang yang dulu ia kenal dan kini sudah berubah menjadi wanita cantik dan sangat pintar.

Ternyata bukan hanya Ash yang merasa bangga akan pencapaian Gio, sebab Gio pun juga merasa bangga dengan sosok dihadapanya.

Gio dengan pelan menggendong tubuh Ash dari kursi penumpang berjalan masuk menuju rumah milik wanita itu.

Sempat mematung beberapa detik melihat seisi rumah Ash kini sangat menggambarkan kepribadiannya.

"Aku tak akan pernah lupa dengan posisi kamarmu Ash."

Terukir senyuman di bibir Gio, menatap pintu kayu dengan ukiran nama makanan kesukaan Ash yang terletak di tengah tengah daun pintu.

Ia merebahkan tubuh Ash dengan lembut ke atas ranjang berwarna putih bersih.

"Wanita ini memang sangat istimewa."

Gio tak henti henti memotret dengan ponselnya dari ujung hingga ujung, patung, lukisan dan bunga buatan tangan Ash.

Pikirannya terasa ringan saat karya tangan diseluruh rumah itu seakan membuat Gio melayang, visual yang serba menggambarkan kebebasan.

Puas dengan tour kecil kecilan yang ia lakukan, Gio memutuskan menuju kamar utama.

Pria itu memilih untuk menginap dirumah Ash dan mulai tertidur di atas sofa sebrang ranjang.

Ash terbangun dengan posisi tangan yang keram dan tubuh yang lengket akibat ia tertidur tanpa membersihkan dirinya, itu semua salah Gio yang memaksa untuk melihat ombak pantai.

Namun keberadaan Gio di ruangan ini, tertidur pulas di sofa menjadi pemandangan yang cukup membuat Ash mematung.

    

********

"Oh shitt!!"

Paper bag yang Ash bawa beserta isinya kini berhamburan tepat di depan pintu masuk rumah.

Sosok pria di hadapannya membuat wanita itu mematung terlebih melihat kondisinya, yang nyaris tak di kenali oleh Ash.

Pria dengan kemeja hitam yang berbaring di atas sofa itu tampak tertidur, namun Ash merasa janggal dengan kondisinya.

Ia berjalan mendekat kearah sofa dan menyentuh lengan pria tersebut.

"Hey, kau tertidur?"

Kemeja hitam yang dikenakannya terasa lembab dan sedikit berbau anyir setelah Ash menyentuhnya.

Tidak

Ini tidak mungkin seperti yang aku fikirkan.

"Pleasee.."

Ash duduk mendekatkan diri dengan mengarahkan jari telunjuknya ke arah hidung pria itu.

"Ya Tuhan syukurlah.."

Rasa kesal bercampur khawatir tengah dirasakan Ash, apa yang sebenarnya telah terjadi padanya.

Ash menyisir pelan rambut dari sosok yang terbaring itu, karna ulahnya lah akhir akhir ini perasaan Ash tak karuan.

Kau menghilang berminggu minggu, bahkan aku sama sekali tidak mengenalmu secara pasti. Dan sekarang kau kembali di hadapanku dengan kondisi seperti ini? Ini sungguh tidak sopan Ez.

Hanya Ez, pria yang tiba tiba muncul di hadapan Ash dengan kondisi seperti ini.

Dirasa ada pergerakan dari tubuh pria itu, Ash seketika mendengar ia mengeluarkan rintihan.

Benar prasangka Ash benar, pria ini pasti terluka.

Dan benar saja saat Ash membuka kancing kemeja pria itu, ia menemukan luka menganga bekas tembakan berada pada bahu sebelah kanan dan perut sebelah kiri.

Ada apa ini sebenarnya?

"Tolong jangan bergerak tolong.." suara Ash menjadi parau.

Ash panik mencari keberadaan ponselnya, ia harus secepatnya menghubungi dokter.

Dokter datang 20 menit setelah Ash melakukan panggilan, dan Ez segera mendapatkan pertolongan pertama.

Kini Pria itu sudah terbaring di atas ranjang milik Ash, ternyata luka nya lebih banyak dari apa yang Ash lihat tadi.

Luka tembakan, sayatan dan banyak luka memar menghitam di sekujur tubuhnya.

"Kau memang bukan pria biasa Ez." Wanita ini tersenyum setelah mengatakan hal tersebut.

Dan kau pria yang kuat.

Ashley joeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang