BAB 18 - Si sialan Ez

305 13 0
                                    



"GOD DAMN IT!!"

"Kau mengejutkanku Ez!!" seru Ash sebelum menenggelamkan lagi kepalanya pada kasur.

Ez spontan tersenyum lalu bangkit berjalan menghampiri wanitanya di atas ranjang. Sungguh di dalam hatinya seakan berteriak betapa ia sangat memuja wanita ini.

"Good morning gorgous."
Merengkuh tubuh itu ke dekapannya, kecupan mendarat di area belakang tubuh Ash bahkan sesekali ia menggigit kecil kulit halus itu, aroma dari wanita yang setahun terakhir selalu menghantuinya.

Bermula saat pertemuan pertama mereka di cafe, saat itu Ash bersama kedua temannya begitu pula Ez yang hanya berjarak beberapa meja dari sana.

Benar

Cafe itu tempat pertama kalinya mereka bertemu, saat ketiga wanita pada meja itu sibuk berbincang, namun satu di antaranya berhasil menarik perhatian Ez.

Ash yang memergoki seorang pria bersama kumpulan temannya di meja arah jam 2 yang terus memperhatikan gerak geriknya tanpa memutus pandangan sedikitpun tidak mengira jika pria asing itu bisa mendekapnya saat ini, dan pria itu Ezekiel Salvador.

Ez, ia akan mendapatkan apa yang ia mau.

Apapun yang ia mau. Tekad pria ini sangat kuat, tak heran ia selalu mendapatkannya.

Khususnya wanita di pelukannya kini.

"Kau memotong rambutmu?" Tanya Ash tangannya menggapai rambut Pria itu, memainkan dengan ujung jarinya.

Ez mengangguk dan kembali menyusupkan kepalanya pada ceruk leher Ash dalam.

"Aku ingin membawamu kerumah orang tuaku." Santai Ez menyampaikan itu.

Namun saat ia mengetahui ibunya berada di rumah utama, ia menolak membawa Ash kesana. Dan disini lah mereka sekarang, 4 hari terakhir menghabiskan waktu berada di negeri Sakura.

Sebelum ia membalas ucapan pria itu, Ash mengumpulkan tenaganya seolah olah ia mengumpulkan beban yang selama ini ia rasakan.

"Kau tau, sudah terlalu lama untukku berada disini menghabiskan waktu dan hanya memerintah teamku untuk menjalankan project, sementara aku? Aku dibawa paksa oleh pria bermarga Salva dan kini apa? Aku harus ikut bersama pria di hadapanku ini ke kediaman keluarga besarnya!!" Protes Ash kesal dengan Ez yang semaunya sendiri.

"Jadi kau fikir izin cutimu di setujui secara cuma cuma?" Ez menyipitkan matanya menilisik mencari jawaban.

Ash bangkit terduduk dan terlihat shock akan kalimat Ez yang tak pernah terlintas di fikirannya selama ini.

"Dont you dare to do that!!"

Sebentar, Ash terdiam terlintas lagi kalimat dari Ez sebelumnya.

"Dont you?" Mata Ash membulat menunggu jawaban pria itu.

Ez bangkit dari ranjang berjalan ke arah sofa menyandarkan tubuhnya dan mengadahkan kepala ke atas dengan sebatang cigar di mulut yang baru saja menyala.

"SALVAA!!!"

Jerit Ash, hilang sudah kesabarannya menghadapi bocah brengsek yang dengan kuasanya bertindak sesuka hati.

Reputasinya, image yang ia bangun, ia takut itu semua akan hancur sebab sosok pria tengil sok pahlawan dihadapannya.

Bibir kirinya terangkat, menatap lekat gadis yang hanya menggunakan kaos putih miliknya.

"Hanya ada 2 pilihan, kau mengganti pakaian atau kau melepaskan itu." Akhir Ez menunjuk kaos putih yang Ash kenakan.

Raut sarkas dari Ez tak bisa di pungkiri memang sangat menggoda iman. Jika begini wanita lemah seperti Ash ini akan tamat!!

Sial ia menggodaku lagi.

"Fine!!"

*******

"Kau tuli?"

"Habisi dia!! manfaatkan pria itu sebisa mungkin."

"Dengar, heyy dengar brengsek..jika pria itu lolos dari pantauanmu, kau harus menebus dosanya."

Sunyi

Suasana mencekam pertama kali Ash rasakan saat berada di dekat pria bernama Ez ini, yaa ini kali pertama perasaan itu muncul.

Terdengar panggilan itu terputus, saat tangannya sibuk mamasukan ponsel itu ke dalam kantongnya tiba tiba ia menoleh ke arah Ash tepat di sebelah kanan kursi penumpang.

"Simpan semua pertanyaanmu, kau akan tau siapa aku dan sekelilingku beberapa hari lagi."

Ash yang sedari tadi hanya memandang kaku ke arah jendela, kini mencoba menoleh ke arah pria itu perlahan.

Walau pikirannya sudah kacau, tapi memang wanita ini tidak punya takut.

"Aku mengerti, tak usah khawatir." Balas Ash berusaha untuk tetap tenang.

Pria itu menyerngit heran, namun sedetik kemudian smirknya muncul memperlihatkan aura gelap.

Mati sudah.

Ash frustasi

Apa mau pria ini, detik sebelumnya ia mencoba menghibur dan mencoba membuatku tenang. Dan saat ini bibir itu tersenyum bak iblis.

"Sial Ez, kau ingin membunuhku atau apa?"

Pria itu menggeleng.

"Jangan salahkan aku, jika kau takan bisa lepas dari sini."

"Dariku." Imbuhnya, pria ini sungguh kepalang gila.

Pria dengan selera aneh, bagaimana bisa ia terkagum kagum saat wanita di sebelahnya bergidik ngeri karna ulahnya.

Ash paham, ia paham ini bukan waktunya untuk menjawab omongan pria itu. Ia memilih diam tak menanggapi membuang muka ke arah jendela mobil, berpura pura berani dengan acaman si Salva ini.

Lamunannya terhenti saat pintu mobil itu terbuka dari luar, ternyata mobil ini sudah terhenti di depan sebuah cafe di ujung danau.

"Syukurlah, aku sudah sangat lapar." Ucap Ash jujur, wanita ini beruntung kalimat itu yang terucap di bibirnya setelah suasana di mobil tadi.

Ez menarik pinggang wanita itu kearahnya, gerakan pria ini seperti mengclaim jika wanita di sebelahnya adalah barang kepunyaannya.

Cup

Kecupan mendarat di sudut bibir Ash.

"Bagus." Ucap Ez puas dengan jawaban wanitanya.

Setelah Ez murka melihat kedekatan Ash dengan pria lain, apalagi pria itu seorang Toshi. Ia memutuskan pindah penginapan ke daerah danau. Ez kekeuh tak mau berbagi dengan siapa pun apalagi itu adalah miliknya, walau hanya menyentuh saja.

Ashley joeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang