BAB 17 - Aroma tembakau

320 13 1
                                    



Wangi khas tembakau bercampur dengan aroma tubuhnya yang tak bisa Ash jabarkan, ini seperti aroma kayu pada hutan hijau berdaun rindang di campur alkohol menjadi satu. Aromanya kuat, sejuk seperti menggenggam indra penciumannya dan itu membuat jantung Ash berpacu lebih cepat.

Pria dengan sorot mata tajam itu mendorong dan menghimpit dari arah belakang tubuh Ash ke arah dinding lumayan keras membuatnya terhentak hingga menimbulkan bunyi.

Bibirnya menyapu leher Ash dengan lembut, kedua tangannya bergerak sensual pada titik titik sensitif Wanita itu. Kini Ash benar benar tak dapat berkutik lagi ketika pria itu menghapus jarak antara mereka.

Ez menyatukan helai demi helai menggulung rambut Ash hingga pas di genggamannya, dan dengan mantap menarik gulungan itu kearah dadanya hingga wanita itu sedikit mendongak.

"Shitt..."

"How's your day hm." Desisnya, kali ini dengan nada lebih rendah. Ia pun tanpa henti hentinya mencumbu meremas menggigit tubuh dalam rengkuhannya.

"My day, ah..my days been ok." Ash tersengal, muncul lenguhan kecil saat ia merasakan sesuatu memasuki area intimnya dengan tekanan.

Puas dengan bagian belakang wanita itu kini Ez membalik posisi Ash menghadap kearahnya, hingga tatapan mereka berdua bertemu. Ash melihat tatapan itu tajam dan gelap bahkan sentuhannya pun terasa lebih kasar.

Ez menarik tengkuk wanita di hadapannya lalu melumat kasar bibir itu, bibir yang selalu membuatnya frustasi. Dan hari ini Ash berhasil membuat pria di hadapannya tak terkendali.

Ash membalas lumatan itu sebisanya karna sungguh luar biasa ia tak dapat mengikuti pria ini. Ditambah deruan nafas memburu dari keduanya membuat seisi ruangan terasa panas hingga keringat mengalir pada tubuh mereka.

Dapat ia rasakan jika nafsu dari Pria ini mengalir sangat kuat, ia tau jika pria ini ingin melahapnya hidup hidup.

Ez mengehentikan lumatannya, dan berusaha mendekatkan wajahnya tepat di telinga Ash. Sempat merasakan nafas berat berhembus dengan aroma mint dari pria itu, membuat seluruh tubuh Ash meremang kaku.

"Kau tau? Aku bisa melenyapkan sesuatu yang tak ku sukai."

Setelah membisikannya, Ash menangkap senyuman timbul di sudut bibir pria itu. Ia tak berbohong jika hal itu membuat munculnya rasa takut pada Ez.

Pria itu menyibakan rambut wanita di hadapannya, menghirup kuat ceruk leher Ash.

"Sial aku sangat ingin menyetubuhimu hingga kau terisak memohon."

Posisi berpindah dengan cepat dan ranjang adalah satu satunya tempat eksekusi yang pas untuk wanita yang kini telah Ez claim miliknya.

Malam ini seisi ruangan terasa panas, jeritan dan erangan tak cukup menggambarkan betapa brutalnya pria itu memperlakukan Ash.

Namun tak di sangka sangka, wanita itu menerima kepuasan besar saat tubuhnya di hantam kenikmatan tiada tara yang Ez berikan. Tubuhnya tak bisa berbohong jika sakit yang ia dapatkan telah membuatnya semakin terbang menikmati perlakuan Ez.

Kini Ash paham, sosok pria yang bercinta dengannya ini adalah sosok yang dapat mengimbangi fantasi liarnya ralat sangat liar.

Namun semakin pria ini membuatnya terlena semakin pula hatinya bertanya tanya tentang hubungan status yang mereka jalani saat ini.

Tapi wanita tadi?

Tak ada yang tau pasti akan kebenarannya, brengsek atau tidaknya pria ini Ash akan tetap menerima hasilnya. Karna saat ini ia sudah masuk terlanjur jauh dalam permainan.

Keduanya terlihat masih terbalut selimut dengan posisi berpelukan, namun matahari pagi telah mengintip mereka dari arah jendela.

Merasa terganggu atas kelancangan matahari itu Ez menggapai kain putih yang mengitari sisi ranjangnya.

"Ez, apa lukanya baik baik saja?"

ia terbangun karna pergerakan pria itu. Khawatir jika jahitan lukanya terbuka, mengingat perbuatan mereka semalam diluar batas wajar.

"Ssstt, lajutkan tidurmu." Ucap suara serak milik Ez lalu mengecup bahu Ash lembut, menarik selimut hingga menutup tubuh wanita itu sejajar dadanya.

Ashley joeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang