BAB 23 - Ash untuk Okta

193 10 0
                                    



"Ssttt, bagaimana? bukankah ini pagi yang indah?"

Bisikan kecil itu berasal dari Rose, ia bertanya ke arah Ash yang seketika melongo menutup kedua mulutnya.

"Apakah seburuk itu?" Tanya Ash balik berbisik, lalu di balas anggukan kecil dari Rose dengan senyum jahilnya.

Oh astaga

"Bagaimana istirahatmu Ash? kau terlihat sangat fresh pagi ini.."

Kalimat Dario kembali menambah semburat merah di pipi Ash.

"Ez mengajakku berkeliling semalam dan kami kelelahan, syukurlah jika aku terlihat lebih baik pagi ini Tuan." Jelas Ash mencoba menghilangkan perasaan gugupnya.

"Ah jadi kalian kelelahan yaa?" Ulang Mario, sambil memagut magutkan kepala.

"Ekhem paman bagaimana keadaanmu apa kau sudah pulih?"

Itu suara Ez, ia mencoba menyelamatkan Ash lagi kali ini.

"Hahah kau bisa melihatnya sendiri?." Balas Mario tersenyum jahil.

"Sayang berhentilah menggoda mereka." Helga memarahi suaminya.

Disisi lain Julio masih diam dengan pikirannya, ia lebih memikirkan perasaan putranya mengenai perjodohan itu.

"Jaga pandanganmu.." bisik Maya menyenggol lengan kakak tertuanya.

Siapa lagi, itu Okta.

Bahkan sejak semalam Dario menyadari jika Ash telah mencuri perhatian cucu kesayangannya, Oktavio. Dan kini lagi lagi seseorang menyadari hal tersebut.

Okta seakan tak segan menatapi Ash terang terangan tanpa takut terlihat oleh saudaranya sendiri yang tak lain adalah kekasih Ash.

Waktu berjalan bergitu saja, perjalanan jauh yang telah Ash lalui ini memang memberi energi yang baik untuk pikirannya, diluar tanggung jawabnya mengenai pekerjaan. Namun ada yang harus di bayar untuk itu semua, bisa kalian bayangkan hubungan yang terjadi antara keduanya? Hubungan yang semakin erat bak permet karet harus berhenti beberapa hari lagi.

Bukan, bukan Ez yang menginginkan itu. Tapi Ash menginginkan kebebasannya, ia fikir ia akan sanggup melepaskan laki laki itu dalam hitungan hari. Mari kita lihat?

My biggest flex
Is doing everything
I said i was going to do.

Pas. Seperti saat ini, aku melakukan hal yang aku inginkan. Baiklah tutup mulut kalian, aku juga bisa melupakan pria ini dalam hitungan jam.

Apakah dialog ku sudah terdengar lebih baik?

Lupakan.

Oh, this goddamn really good!!

Kalian tidak akan pernah tau rasa nikmatnya bercinta dengan seorang Ezekiel Salvador, seluruh tubuhnya seperti lumbung tembakau dan setiap kau menghirupnya otakmu akan terbang melayang.

"Ahh stopp.."

Saat aku mengatakan stop itu artinya aku ingin lebih, akan terdengar seperti permohonan namun pria itu akan melakukan sebaliknya, Ia seketika akan menghujami mu dengan keras hingga irama pergerakan itu terdengar seperti Vinyl yang berputar di dalam kepalamu. Noted, itulah part terbaiknya.

"Beg for me!!" Seru pria itu, salah satu tangannya menjambak rambut Ash hingga Ash menjerit di sela kenikmatan.

"Please Ez kumohon.."

Lagi lagi Ash memohon saat kenikmatan melanda, dan semakin cepat pula ritme pria itu menghantam ujung titiknya.

Ez mendadak membalik tubuh wanita itu yang semulanya menungging, kini ia berada tepat dibawah kungkungan Ez.

"Damn, your face!!"

"Dengar, jika aku mengatakan kau milikku dan akan tetap seperti itu." Desisnya dingin.

Ez menghimpit leher wanita itu dengan lengan kanannya lalu jemari kirinya sibuk meremas hips Ash kuat hingga hampir sepenuhnya tubuh wanita itu ber-bercak merah.

"Kau mengerti?—"

"Jawab aku sayang, apa kau mengerti?"

Wanita gila.

Bukannya menangis, wanita itu tersenyum mencoba menganggukan kepala di sela sela rintihan nikmatnya.

Dia benar benar mampu membuat kaki kalian pincang, berhati hati lah dengan pria muda ini.
Pesan dari Ash.

Oh terkutuklah kalian berdua.

Pria itu, pria yang sedang bercinta dengan Ash itu sudah gila. Semua bermula karna api cemburu telah membakarnya ketika melihat Oktavio berbicara dengan Ash menggunakan nada lembut dan mata pria itu oh bajingan ia menatap milik Ez. Hingga Ash kali ini yang harus menjadi objek pelampiasan nafsu binatang Ez.

Ez nampaknya benar benar terlihat sudah meng-claim wanita itu sebagai miliknya.

"I love you, and its killing me Ash.." he whispers.

Permainan yang sangat keras, hingga tubuh keduanya ambruk dengan peluh bercucuran. Ez sengaja menggiring tubuh wanita itu ke dalam kamar pribadinya hingga kita semua menyadari tujuan dari itu semua.

Kamar yang digunakannya semalam sukses membuat seisi rumah mengetahui kegiatan mereka berdua, suara itu terdengar jelas oleh orang orang yang melewati lorong kamar tersebut.

Jadi kali ini Ez memilih untuk menggunakan kamar pribadinya, itu kedap suara. Jadi kalian mengerti kan tujuan Pria itu? Pintar.

"Mereka berhenti?" Bisik seseorang di balik pintu.

"Benarkah?—"

"Oh astaga akhirnya."

"Aku jadi merasa bersalah pada gadis itu, Hel apakah putraku sudah menjadi seorang bajingan?"

Helga memutar matanya pelan, lalu menepuk pundak Rose pelan.
"Sejak usia 7 tahun ia menjadi seorang bajingan Rose, percayalah." Ucap Helga meyakinkan saudari iparnya.

Ternyata Rose dan Helga berjalan mengendap-endap mengikuti putranya yang sedang menyeret Ash dari lorong mansion hingga memasuki kamar.

Kedua wanita paruh baya itu menguping tepat di sela-sela pintu kamar Ez, dan mencoba mendengar apa yang sedang terjadi disana.

Sesungguhnya Rose sangat mengkhawatirkan perasaan Ash, putranya yang mendapat julukan anak nakal dari Dario itu sebentar lagi akan menikahi wanita lain dan bukan dengan kekasihnya. Rose jelas sadar jika tindakan yang Ez lakukan sekarang seperti menjatuhkan harga diri Ash.

*******

"Ayah apa ini semua jalan satu satunya?"

"Kau berharap apa?—"

"Apa kau mengira hubungan persahabatanku dengan watanabe hanya seumur biji jagung?"

Julio sudah berusaha membujuk ayahnya tapi seperti yang kita dengar, Dario terlihat sangat menghargai hubungan persahabatannya.

"Kau bujuk putramu, lagi pula gadis itu tak kalah cantiknya dari Ash."

"..." Julio diam tak bergeming, ia khawatir sewaktu waktu putranya mengacau karna semua sudah faham betul dengan tabiat Ezekiel putra Julio. Faktor itu yang sangat berpengaruh pada sikap kakeknya yang lebih condong mengutamakan Oktavio.

"Aku mulai tertarik pada gadis bernama Ash itu, bagaimana jika kita menikahkannya dengan Okta?" Ucap Dario tanpa rasa bersalah sedikitpun hingga membuat putranya itu melongo tidak percaya dengan kalimat sang ayah.

"Ayah? Tolong, El juga cucu mu. Cucu seorang Dario, bahkan dulu ayah sangat bangga dengan sifat yang di miliki El."

"Itu dulu Julio, lihat sekarang putramu itu ia sering membuat onar dan membahayakan sesuatu yang dibangun susah payah oleh kakek mu dari nol." Dario membuang sebuah berkas tebal di atas meja yang berhadapan dengan Julio.

"Katakan pada El, perusahaan ini akan menjadi miliknya jika ia menyelesaikan tanggung jawab dengan benar."

Ashley joeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang