Di awal Rumi sudah tegaskan ia tidak akan berakhir dengan Mahesa. Salah satu dari ribuan penyebab adalah karena cowok itu BUAYA.
Jika mengintip pada roomchat Mahesa atau media sosialnya, kalian akan menemukan ratusan nama cewek. Ponsel Mahesa sudah seperti asrama perempuan. Di sekolah pun ia tidak absen mendapatkan sapaan. Sulit mengakuinya tapi Mahesa memang tampan. Apalagi nilai akademiknya sangat bagus bahkan untuk hal lain hanya mempelajari sebentar dia langsung bisa menguasai. Memang pantas dia menyandang gelar Ace. Tetapi sayang, cewek-cewek yang dekat dengannya hanya bisa menyandang gelar gebetan si Ace bukan pacar. Semuanya diberikan harapan palsu.
Jika ada yang memintanya untuk berpacaran, Mahesa langsung menjawab "Maaf ya, aku mau fokus sekolah dulu."
Tai! ALASAN PALING TAI YANG PERNAH ADA.
Setelahnya? Cewek itu masih tetap dekat dengan Mahesa.
Aneh! Cewek yang menyukai Mahesa adalah mahluk aneh.
Nasib sial karena Mahesa adalah tetangganya. Bundanya selalu menjadikan cowok itu sebagai patokan ciri-ciri anak berbakti dan membanggakan bagi nusa bangsa. Setiap hari Bunda tidak akan pernah absen membandingkan dirinya dengan Mahesa. Ia juga selalu memaksa Rumi untuk belajar. Yap. Dimentori oleh Mahesa.
Awalnya dia menerima semua itu dengan kesadaran diri bahwa ia sangat bodoh.
TAPI!!
Tingkat kejahilan buaya jadi jadian ini seolah meningkat saat melihat eksistensi Rumi. Itu yang membuat Rumi kesal setengah mati.
Di rumah dia muak dengan Bundanya yang menyebut nama Mahesa, di sekolahnya ia juga muak. Lelaki itu selalu membawa masalah bagi Rumi. Ia sering dilabrak oleh cewek-ceweknya Mahesa. Saat dia protes dia malah memperburuk keadaan dengan menggengam tangannya di depan banyak orang saat jam pulang sekolah. Keesokan harinya dia disinisin satu sekolah.
Sialan. Mahesa manusia sialan.
TAK
"Puas lo ngumpatin gue dalem hati?" tanya Mahesa sinis.
Pukulan di kepala Rumi sukses membuat cewek itu meringis. Pasalnya selama bermenit-menit Rumi diam saja memandanginya dengan penuh kebencian. Padahal mulut Mahesa sudah berbusah mengajarinya soal matematika yang tepat berada di hadapannya. Siapa coba yang tidak kesal? Rumi terus memandanginya tanpa beralih ke manapun. Ah, pesona dirinya memang sangat memikat siapapun. pikir Mahesa dengan pedenya.
"Penting banget lo gue ngumpatin lo dalem hati. Lo ANJING BABI BADAK ASU BAJINGAN ANJING MONYET SIALAN SETANN!!!" ujar Rumi berapi-api.
"Kalem bos."
Untung saja Bunda dan Uminya Mahesa tidak ada rumah. Jika tidak, bundanya akan memarahinya habis-habisan.
"Tuh kerjain nomor 4!"
"Males"
"Makannya kalo di sekolah tu belajar. Bukan malah pacaran sama Juan." Sindir Mahesa.
Rumi tentu saja langsung tersulut. Memang, ini kesalahannya. Ia akui itu. waktu itu mereka hanya bisa mengerjakan 5 soal dari sepuluh. Lalu dari kelimanya tidak ada satupun yang benar. Tapi ini bukan salahnya. Ini adalah salah Juan. Otak Juan itu dangkal sama seperti Rumi. Sudah tau begitu, bukannya mencari contekan dia malah mengajaknya bergosip. Alhasil mereka dihukum mengerjakan lima puluh soal matematika. Mau tidak mau Rumi harus berurusan dengan Mahesa yang sialnya sangat jago dalam bidang itu.
Dengan ogah-ogahan Rumi kembali mengambil penanya dan menyoret-nyoret bukunya mencoba menerapkan apa yang dijelaskan oleh Mahesa barusan.
Saat ia mencoba fokus tiba-tiba suara menjijikan Mahesa terdengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harsa Rumi
Fiksi RemajaAreumi tidak menyangka cowok yang pernah dia tembak sebelum libur semester akan menjadi teman sekelasnya. Malu dan canggung tidak bisa ia hindari. Apalagi saat Rumi berusaha bersikap biasa saja, tetapi Harsa bersikap sebaliknya. Kehidupan akhir SMA...