8. Keributan

19 4 0
                                    


Pagi di hari senin, kehebohan terjadi.

Bukan hanya karena Harsa yang memosting foto Ayumi di instagram storynya yang menggemparkan satu sekolah karena captionnya. Walaupun hanya diposting selama tiga menit, ternyata sudah banyak yang mengscreenshootnya lalu membagikan ke akun lambe turahnya sekolah mereka. Tetapi, Mahesa yang tiba-tiba membonceng teman sekelasnya, Tika.

Sejauh ini cewek yang baru menempati jok belakang motor Mahesa hanyalah Rumi. Mereka sangat amat memaklumi Rumi, karena cewek itu bukanlah saingan mereka. Cewek itu hanya sekedar teman dekat dan tetangganya Mahesa. Mahesapun tidak mendekati Rumi sama halnya dengan cewek-cewek lain. Dia nampak seperti kakak bagi cewek itu. Jadi, Rumi cukup aman.

Sontak saja Tika menjadi sasaran empuk gosip. "Cewek-ceweknya Mahesa" seketika kebakaran jenggot. Mereka mulai merasa tak aman dengan statusnya. Apalagi Tika salah satu siswi pintar juga sama seperti Mahesa. Posisinya berada di ranking lima umum. Meskipun begitu, dialah cewek terpintar di sekolah ini karena posisi 1 sampai 4 ditempati oleh cowok.

Senin pagi itu berjalan lancar meskipun tatapan tak mengenakkan terus mengarah pada Tika. Namun, masalah muncul ketika jam istirahat berlangsung.

Saat Rumi tengah mengobrol dengan Ajen dan Bintang seusai mengisi perut mereka di kantin, Tika tiba-tiba masuk membanting pintu kelas. Mereka yang berada di dalam kelas sontak terkejut. Bukan hanya itu saja, hal mengejutkan lain mereka dapatkan karena mereka melihat Tika masuk dengan keadaan menangis. Rambutnya basah kuyup begitu pula dengan seragamnya. Cewek itu dengan sesegukkan membereskan buku-bukunya masuk ke dalam tasnya.

Kiko dan Ayumi yang berada di dekatnya langsung mendekati tika.

"Tika lo kenapa?" tanya Ayumi dengan paniknya.

Tika yang masih menangis mengabaikan pertanyaan itu dan tetap melanjutkan niatnya untuk membereskan buku lalu pulang.

Ajen, Bintang dan Rumi yang melihat itu juga mendekati Tika.

"TIKA!"

Ayumi mencengkal tangan Tika. Ia dapat melihat wajah cewek itu begitu kacau. Pipinya juga merah. Tetesan air dari rambutny masih terus menetes bahkan sampai membasahi lantai.

Tika yang ditatap seperti itu langsung menangis dengan kencang. Ayumi langsung menariknya dalam pelukan, tak perduli jika dirinya ikut basah. Tak perduli dengan bau busuk yang akan ia dapatkan dari air tersebut.

"Bilang sama gue, siapa yang ngelakuin ini!" titah Ayumi dengan begitu geram.

Tika hanya menggelengkan kepalanya ribut di bahu Yumi dengan terus menangis.

Rumi menarik kursi milik Kiko dan mengisyaratkan Ayumi untuk membantu Tika untuk duduk. Setelahnya Rumi langsung mengambil jaket yang kebetulan ia bawa lalu ia selimutkan ketubuh tika.

"TIKA LO KENAPA?"

Bima yang baru masuk ikut terkejut dengan apa yang terjadi pada temannya. Cowok itu langsung berjongkok di depan Tika mengecek seluruh tubuhnya. Lalu menggeram saat melihat luka memar di pipi cewek itu.

"Jangan bilang, ini gara-gara Mahesa?" tuding Bima.

Rumi yang mendengar itu seketika emosinya naik.

"Kok lo langsung sembarangan nuduh Mahesa? Punya bukti apa LO!"

Bima menatap tajam Rumi atas ucapannya barusan. Ia berdiri langsung dihadapan cewek itu. Rahangnya mengeras. Cowok itu mendengus kesal.

"Emangnya siapa lagi kalo bukan si cowok pembawa sial itu?"

"Gue tau lo ga suka Mahesa, tapi lo ga bisa sembarangan nuduh dia!" balas Rumi dengan menatap langsung ke bola mata Bima tanpa takut sedikitpun.

"Gue yang tau Mahesa dari sejak awal. Dan gue tau, dia ga bakal main tangan sama cewek!" lanjut Rumi.

Harsa RumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang