13. Yumi Rumi

10 2 0
                                    



"Jadi sekarang Harsa deketnya sama lo?"

Ayumi memberikan ekspresi kebingungan.

"Kata siapa?"

"Postingan terakhir Harsa," balas Reilyn.

"Kan cuman dare, dipostingnya aja semenit doang," ujar Ayumi seraya menyeruput minuman pop ice mangganya.

Saat ini mereka tengah berada di kantin. Di meja itu ada Ayumi, Reilyn, Rumi, Ajen, dan Ellio. Mereka tengah menikmati bakso kuah. Awal pembahasan hanya membahas mengenai pelajaran entah kenapa tiba-tiba berbelok jadi ke cowok-cowok kelas mereka.

"Kalau di posting 24 jam, kira-kira lo bakal baper ga?" tanya Ajen.

"Dikit," balas Yumi seraya terkekeh.

"Tapi ga mungkinlah, Harsa kan sukanya sama Rumi." Lanjut Ayumi.

Rumi yang tengah menyeruput mie tersedak seketika. Ellio langsung memberikan minumnya pada cewek itu. rasanya sakit sekali. Rasa pedas dari cabai yang dia gunakan dalam baksonya memenuhi hidungnya.

"Lo ga apa-apa?" tanya Ajen kawatir.

Rumi hanya mengangguk seraya menutup hidungnya dengan tisu.

"Kaget banget ya,Rum? Kan faktanya memang gitu," ucap Yumi.

"Apaan sih Yum? Kok lo langsung nyimpulin gitu. Kalo deketin dia deketin aja, ga usah bawa-bawa gue," Balas Rumi dengan sedikit kesal. Pasalnya dia terus dihubungkan dengan Harsa.

Memang faktanya dia suka pada Harsa. Tapi ia sudah bertekad untuk tidak menyukai cowok itu lagi. Harsa juga tidak pernah mengganggunya lagi setelah pembicaraan mereka terakhir kali, dan Rumi mensyukuri itu. Tetapi ia sangat sensitif jika ada yang menghubungkan dirinya dengan Harsa lagi.

"Santai dong. Gue ngomong fakta kok. Bukan Cuma Harsa bahkan, cowok-cowok lain juga ngedeketin lo semua kan?" Yumi kembali berbicara namun dengan nada yang kesal. Dirinya mulai terpancing.

"Udah Mahesa juga lo deketin, Satria sama Juan juga nempelin lo mulu. Ngasih apa lo kemereka? Laris banget,"

Rumi memandang dengan tidak percaya atas ucapan yang ke luar dari mulut Ayumi. Semurah itukah dirinya.

"Oh! Jangan lupa sama Jaya. Gilaaa pelet lo kuat banget ya ternyata. Iri deh gue,"

"YUM!" Ellio mencoba memperingati Yumi.

"APA? emang bener kok. Ni cewek kegatelan. Kalo bukan karena dia sok-sokan bela Mahesa kemarin si Bima ga bakalan emosi dan bikin si Mahesa di skors! Udah gitu—"

"STOP YUMI! LO KETERLALUAN!" sentak Ajen.

Rumi masih diam bukan karena dirinya terima dihina begitu saja, ia hanya tidak ingin meledak saat ini juga. Akan tambah masalah ditimbulkan.

Ayumi dengan emosi menggebu-gebu meninggalkan tempat itu karena tidak ada satupun yang membelanya. Tak lama Rumi ikut beranjak dari sana.

"Gue duluan," ujar Rumi dengan suara serak.

Dirinya berbelok ke arah toilet dan membasuh wajahnya. Ia menghela nafasnya lalu memandangi wajahnya sendiri di depan kaca dekat wastafel. Matanya nampak memerah entah karena tersedak oleh mie bakso tadi atau tersedak karena ucapan Ayumi.

Rumi melihat ke arah wajahnya lalu tertawa dengan begitu saja. Orang yang berada di dalam bilik toilet seketika ketakutan. Apalagi tawa itu lama-lama terdengar lirih lalu digantikan dengan isak tangis.

"Bangsat." Umpat Rumi.

Rumi menghela nafas dengan dalam lalu menghembuskan dengan pelan berulang kali sampai dirinya tenang. Ia kemudian mengelap wajahnya lalu beranjak pergi. Ia kembali ke dalam kelas lalu memperhatikan sekelilingnya mencari sesuatu, dirasa tidak menemukan apa yang dicari Rumi pergi begitu saja. Bahkan mengabaikan Bintang yang menghawatirkan dirinya karena baru mengetahui apa yang terjadi pada Rumi dan Yumi. Dua manusia itu begitu memiliki nama yang mirip tetapi kepribadian keduanya sangat berbeda.

Harsa RumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang