Malam minggu ini tidak seperti biasanya. Ketika ia harusnya menghabiskan malam tenang bersama dengan list film yang belum dia tonton kini ia lewatkan demi sahabatnya. Bintang mengajak Rumi untuk menemaninya pergi mengunjungi pasar malam. Mereka berkeliling mencicipi setiap makanan dengan puas, bermain beberapa wahana lalu setelahnya mereka duduk bersama di taman terdekat.
"Habis ini mau kemana?" tanya Bintang dengan mulut yang penuh dengan cilok.
Rumi memerhatikan jam tangannya. Masih pukul delapan malam. Mereka baru satu jam bermain sebentar di pasar malam itu. Masih ada waktu dari batas jam pulang yang dijanjikannya pada Jayden.
"Ga tau gue." Jawab Rumi.
"Mau langsung balik?" tanya Bintang lagi.
Rumi masih ingin menghabiskan waktunya di luar, tapi mereka sudah bingung mau pergi ke mana. Pasar malam itu adalah tujuan utama yang mereka kunjungi, tetapi mereka tidak menyangka akan begitu ramai sehingga enggan untuk kembali ke sana.
Tiba-tiba ponsel mereka berbunyi. Rumi mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan dari grup kelasnya.
(Abaikan jamnya)
"Mau gabung ke sana?" tanya Bintang setelah membaca pesan itu.
Rumi menimbang-nimbang sebentar, ia menatap Bintang yang sepertinya ingin pergi ke rumah Winda juga. Akhirnya ia mengangguk menyetujuinya.
Rumi dan Bintang langsung berangkat menuju lokasi yang dikirim Ajen sebelumnya dengan menunggangi motor gede yang di bawa oleh Bintang. Rumi mengeratkan pegangannya pada Bintang karena sungguh motor milik sahabatnya ini begitu tinggi, tempat duduknya sangat tidak nyaman terlebih Bintang membawanya dengan kecepatan yang dapat menyaingi pembalap di arena.
Menit-menit dilalui dengan jantung yang beberapa kali hampir lompat dari tubuh Rumi akhirnya selesai. Mereka melewati gerbang tinggi lalu berhenti di dekat beberapa motor yang telah terparkir di sana.
"Lo kalo mau mati jangan ngajak-ngajak." Kesal Rumi tepat setelah ia melepaskan helemnya.
Bintang yang mendengar itu hanya tersenyum. Cewek itu melepaskan jaket kulit berwarna hitamnya lalu mengajak Rumi untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harsa Rumi
Teen FictionAreumi tidak menyangka cowok yang pernah dia tembak sebelum libur semester akan menjadi teman sekelasnya. Malu dan canggung tidak bisa ia hindari. Apalagi saat Rumi berusaha bersikap biasa saja, tetapi Harsa bersikap sebaliknya. Kehidupan akhir SMA...