Rumah baru🏠

3.2K 98 8
                                    


Back to normal, kembali ke kebiasaan sebelum sebelumnya. Arhan bekerja, Azizah dan Shaka menunggu di rumah.

Sudah seminggu, pak arhan memboyong istri dan anaknya pindah ke rumah yang dibelinya. Tidak semewah rumah abi dan umi sih, tetapi cukup untuk mereka bertiga.

Kebiasaan di Jepang, Azizah jadi merasa risih saat ada orang lain di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebiasaan di Jepang, Azizah jadi merasa risih saat ada orang lain di rumah. Maka saat arhan menawarkan art, Azizah menolak. Biarkan saja ia yang mengurus rumah, toh semuanya sudah serba canggih kok.

Oh ya sampai lupa, fyi sudah seminggu ini juga Shaka sekolah, usianya sudah empat tahun, ya ada baiknya dia di sekolahkan, agar tak banyak main.

"Aka sekolah sama papa ?"

"Perginya sama papa, nanti pulangnya akan di jemput mama" sahut arhan.

"Biasanya sama mama" ujarnya.

"Mama masih tidur, jadi sama papa" biasanya, setelah pergulatan panas, bu Azizah selalu aja tepar, dan arhan tak tega membangunkannya.

"Oh" balasnya ber-oh ria, ditengah memasukan sereal ke mulutnya.

Arhan tak kembali menimpal, ia mempercepat sarapan paginya. Sebelum pergi bekerja dan ia mengantar Shaka sekolah, ia harus beres beres rumah lebih dulu, agar saat istrinya bangun tak kerepotan.

"Sudah selesai ? Kalau sudah selesai piringnya bawa sini, mau papa cuci"

Shaka menurut, turun dari kursi dan berjalan mendekat ke arah sang papa, ia menyerahkan piring dan gelas kotor yang ia pakai.

"Papa masih cuci piring, Shaka pakai sepatu sendiri ya, biar setelah ini kita langsung pergi" titah arhan, setelah ia menerima piring kotor dari anaknya.

Lagi lagi Shaka menurut tanpa banyak bicara, berlalu ke ruang tengah, memasang sepatunya sendiri.

Selesai dengan segala urusannya di dapur, dan sebagainya. Arhan naik ke kamar, untuk ambil tas kerja, sekalian berpamitan pada istrinya.

"Sayang"

"Mas pergi dulu ya, Shaka pergi sekolah sama mas, nanti kamu jemput ya" ujar arhan lembut, ia mengelus punggung istrinya yang masih polos.

Mendapat elusan, Azizah pun terusik, matanya belum terbuka, tetapi dia mendengar perkatan suaminya.

"Semua kerjaan rumah udah beres, baju baju biar mas bawa loundry aja ya. Terus sarapan, sudah mas buatkan roti panggang coklat buat kamu"

"Heem" gumam Azizah, mengiyakan.

"Mas pergi ya, love you"

Arhan keluar dari kamar setelah melabuhkan ciuman hangat di kening istrinya, dan segera melangkah kakinya, kasian Shaka menunggu lama.

Biasanya, saat terusik, Azizah akan gampang untuk terpejam kembali, tetapi kali ini susah. Alhasil dengan malas dia pun bangkit, masuk dalam kamar mandi bersih bersih, agar ia bisa segera mengisi perutnya yang terasa berbunyi.

Teman Hidup. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang