Papa, mama nangis.

2.8K 146 12
                                    


Kalau saja Umi tak mendesaknya pulang, dan azizah tak ingat dengan reyna, mungkin ia tak akan pulang. Sungguh, ia malas ketemu arhan.

"Loh, reyna kok sama bibi sih ?" Reyna sedang di gendong bi erti, Azizah tidak melihat dimana keberadaan suaminya.

"Mas arhan sedang ke toilet mba, ini reyna dari tadi nangis terus, harus selalu di gendong, dan ini baru bisa tenang" jelas bi erti.

"Ya Allah nak, sama mama ya sayang" Azizah mengambil alih reyna dari gendongan bi erti. Segera dia membawa reyna ke kamar, dengan Shaka yang setia mengikuti langkahnya.

"Papa, abang di beliin robot kecil sama kakek" Shaka memamerkan robot yang baru dia beli, bersama kakeknya.

Saat Azizah, Shaka dan reyna masuk ke kamar, bersamaan dengar arhan yang baru keluar dari kamar mandi.

Azizah tak menghiraukan arhan, ya begitupun dengan arhan. Mereka berdua sibuk bersama anak anaknya. Arhan bermain dengan Shaka, Azizah menyusui reyna yang masih saja melek.

Benar apa kata bi erti, sepertinya reyna sedang manja, maunya nemplok terus. Sudah nyenyak Azizah taro di kasur, eh bangun lagi. Alhasil ia gendong kembali, dan nak cantik kembali tidur

 Alhasil ia gendong kembali, dan nak cantik kembali tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin, Shaka dan arhan pikir, azizah tidur. Karana memang azizah memejamkan matanya. Terdengar papa dan anak sedang berbisik bisik membicarakan dirinya.

"Abang sama mama, tadi ke rumah kakek dan nenek ?"

"Iya" balas Shaka "oh iya papa, tadi saat dalam taksi, mama nangis papa. Abang kaget, mama kenapa ya ?" Sambung Shaka, bertanya cemas.

"Udah Abang tanya ke mama, kenapa mama nangis ?"

Shaka menggeleng "belum, tapi Abang tanya sih kata mama gak apa apa. Terus tadi juga di rumah nenek, mama nangis lagi peluk nenek"

"Makasih ya infonya, nanti papa tanya deh ke mama, kenapa kok mama nangis. Jadi Abang jangan pikirin soal mama yang nangis ya, toh mama bilang baik baik aja kan sama Abang ?"

Shaka mengangguk, mengiyakan.

Shaka memang masih kecil, dia belum terlalu ngerti sama permasalahan orang dewasa, tapi hatinya sangat peka, dengan keadaan orang di sekitarannya.

Mendengar cerita Shaka, tentang istrinya yang menangis. Arhan jadi merasa bersalah, ia amat yakin, kalau istrinya menangis, karena dirinya.

Bisa bisanya, tadi arhan bicara melantur, yang pasti menyinggung perasaan istrinya. Ia ingin coba bicara, tetapi keadaanya masih memanas, nantinya kalau di paksa yang ada mereka akan kembali bertengkar.

Azizah mendengar semua obrolan dari suami dan anaknya. Tapi yang dia dengar, tidak ada perasaan cemas ataupun panik yang suaminya utarakan, di saat Shaka menggaduh, kalau dia menangis. Tak seperti biasanya, yang langsung kalang kabut, memastikan kondisi dirinya baik baik saja.

Teman Hidup. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang