Bumil melow.

3.1K 137 12
                                    

Sama seperti papanya, Shaka tuh manis sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama seperti papanya, Shaka tuh manis sekali. Kalau lagi jalan berdua, pasti tangan mamanya selalu di gandeng, tidak pernah dia lepaskan❤️

Kehamilan Azizah sudah masuk di minggu ke tigapuluh delapan, hari hari persalinan makin dekat. Sesuai dengan perintah Umi, mau tidak mau Azizah harus rajin berjalan jalan pagi.

Untung Shaka mau menemaninya, jadi ia tidak jalan sendirian, di kala bapak suami tidak bisa menemaninya, seperti dua hari belakang ini.

Semakin hari, Azizah makin bersyukur dengan kehamilannya ini. Bukan sekedar hubungan ia dan suaminya yang makin lengket, tetapi juga hubungan ia dan Shaka semakin baik. Anak itu menjelma jadi anak yang baik dan pengertian sekali, seolah paham tugasnya seorang kakak.

Merengek dan menggaduh kecil, Azizah serta arhan memakluminya, ya namanya juga anak kecil, dia belum sepenuhnya mengerti.

"Kita pulang mama ?"

"Abang katanya pengen beli kue pukis, kita beli dulu ya"

"Abang mau rasa coklat mama"

"Oke" balas Azizah.

Dengan antusias, Shaka menggandeng tangan mamanya ke depan komplek, di mana berbagi macam pedagang berjajar di pagi hari seperti ini.

"Ah, Abang mau beli es aja deh" tunjukan pada gerobak es doger. Seperti biasa, awalnya mau apa, eh pas sampai dilokasi beruban keinginan.

"Masih pagi bang, beli esnya nanti sore sama bi erti ya, jangan sekarang"

"Abang haus mama" adunya memelas, agar di belikan oleh sang mama.

"Haus itu minum air putih, bukan beli es doger bang"

"Tapi Abang maunya es itu ma, bukan air putih ah" kekehnya, mulai merajuk.

"Beli es doger, selama tiga hari ke depan Abang nggak dapet jatah eskrim stowberry. Gimana ?"

Shaka mendengus, ia mengerucutkan bibirnya kesal.

"Gimana ? Kalau oke kita beli sekarang"

"Nggak jadi deh" balasnya ketus, dia berlalu ke arah pedang kue pukis lebih dulu, membiarkan mamanya.

Azizah terkekeh, ia menggelengkan kepalanya gemas. Lantas ia segera menyusul anaknya, ya takut takut, anaknya akan hilang kalau lengah dari pengawasannya.

"Abang, beli kue nya rasa coklat sepuluh ya" ujar Shaka pada Abang pedagang kue pukis.

"Sepuluh sepuluh jadi dua tempat bang" timpal Azizah.

"Abang sepuluh"

"Iya, mama lima, bi erti lima, Abang sepuluh. Jadi duapuluh deh"

"Oh" cicitnya, dia kembali fokus pada kue yang sedang di buat.

Selesai membeli kue pukis, berbelok ke tukang telor gulung, jajan wajib yang akan di beli oleh Shaka tak kala melihatnya.

Selesai, Azizah segera mengajak Shaka pulang. Karena hari sudah mulai siang, dan matahari sudah mulai panas.

Teman Hidup. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang