Pagi ini (Yn) terbangun dan sedikit terkejut dengan keberadaan Jaemin yang tertidur di sampingnya.
Ia tersenyum menatap Jaemin yang tertidur pulas itu.
'Maaf merepotkanmu Jaem'
(Yn) terus memandang wajah tampan di hadapannya saat ini. Entah kenapa ia semakin mencintainya, meskipun ia berkali-kali mempermainkan perasaannya.
Jaemin mengerjapkan kedua matanya. Perlahan mata indah itu terbuka dan melihat (Yn) yang tersenyum ke arahnya.
"Kamu udah bangun? Gimana kondisi kamu?"
(Yn) hanya menggelengkan kepala. Jaemin mengelus lembut surai gadis itu.
"Maaf ya"
"Buat?"
"Maaf karna mempermainkan perasaanmu"
"Aniyo. Aku yang harusnya minta maaf udah memaksakan perasaanmu, padahal aku udah janji buat nunggu jawaban kamu"
"Gapapa. Kenapa kamu sampai menyakiti dirimu sendiri hm?"
(Yn) tersenyum tipis dan menggenggam tangan Jaemin.
"Aku merasa diriku ngga berguna"
"Kata siapa? Kamu sangat berguna. Buktinya Jia jadi punya penyemangat buat hidupnya"
"Gimana kondisi Jia?"
"Dia baik-baik aja. Besok aku mau antar dia pengobatan akupuntur"
(Yn) membalasnya dengan anggukkan kepala.
"Kamu juga harus sembuh. Jangan menyerah dengan sakitmu sekarang"
"Apa kamu khawatir?" tanya (Yn)
"Tentu. Gadis yang aku sayang lagi sakit seperti sekarang"
"Kamu sayang sama aku?"
"Ya. Harusnya aku bilang dari saat itu, pasti kamu ngga akan seperti ini"
"Aniyo. Aku yang gabisa kontrol emosi aku"
"Kalau gitu, aku harus kerja. Gapapa kan sendiri dulu?"
"Gapapa"
Cup
Jaemin mengecup dahi (Yn) dan membuat gadis itu kembali tersenyum. Jaemin kemudian beranjak untuk membersihkan diri sebelum bekerja.
Setelah mandi, ia menyempatkan diri untuk ke ruangan sang adik terlebih dahulu. Namun baru saja hendak membuka ruangan, ia melihat Jia sedang tertawa riang bersama seorang pria.
Pria yang sedang menari di depan Jia itu masih memunggungi pintu, membuat Jaemin tak mengenalinya. Saat pria itu kembali mengarah ke Jia, Jaemin baru tau jika pria itu adalah Bo Min.
Bo Min bisa membuat Jia tertawa lepas seperti sekarang. Jia sangat cantik saat tertawa seperti sekarang. Jaemin ikut tersenyum melihatnya dan memilih meninggalkan keduanya.