BAB 37 : Retas

27.4K 1.4K 271
                                    

Nggak jadi ntar malem, update sekarang aja karena kalian baik bgt nembusin target <3

@zeyicheiii & @gadisalexander46 makasii bgt karena udah komen sebanyak mungkin, dan semuanya yg nggak bisa aku sebut satu persatu namanya. Kalian keren bgt! 😼💗

Selamat membaca lagii 💐

****

"Mau lemon squash, boleh?"

"Boleh."

"Hm ... nggak deh. Thai tea aja."

"Iya."

"Kalau ganti red velvet, boleh nggak?"

"Boleh, Sayang."

Itu adalah sepenggal percakapan Arsen dan Nazeera beberapa menit yang lalu. Nazeera yang tak teguh pada pendirian dan mood-nya yang berubah-ubah memesan minuman online karena sedang dijajah Jepang hari pertama.

Seakan tak mempunyai sisi jengkel, Arsen dengan lembutnya mempersilakan Nazeera memesan minuman yang disukai. Tak ada amarah dalam diri Arsen ketika gadisnya ingin ini kemudian berubah ingin itu, bahkan terulang hingga beberapa kali, Arsen mengangguk saja tanpa penolakan.

"Sayang."

"Hm?"

"Nggak jadi red velvet, mau es teh aja."

Itu kelanjutan percakapan Arsen dan Nazeera. Setelah tadi berganti-ganti dan red velvet dalam perjalanan menuju tujuan, Nazeera dengan begitu enteng berkata ingin es teh saja. Mana pesan red velvetnya tiga. Fak. Agaknya jika lelaki lain berada di posisi Arsen, dipastikan akan mengakhiri hubungan detik itu juga.

"Terima kasih calon suami acu," cicit Nazeera gemas ketika Arsen memberikan segelas es teh kepadanya.

Setelah Nazeera mengatakan ingin es teh saja, dengan begitu lapang dada Arsen segera membuat es teh di dapur, sementara pesanan tiga red velvet itu Arsen bayar lalu dia berikan kepada mas-mas yang mengantar. Jangan julid. Perusahaannya memang sedang bermasalah, tapi Arsen tidak sebuntu itu hingga tak mampu membayar tiga minuman.

Arsen membalas dengan anggukan dan senyuman tipis kemudian mendudukkan diri di tempat semula yang berposisi di samping Nazeera. Di tengah kesibukannya, Arsen menyempatkan diri menjenguk sang hawa. Arsen tak tega, apalagi saat ini wajah Nazeera terlihat agak pucat dengan ringisan sesekali lolos dari bibir—menahan sakit yang menyerang perutnya.

Nazeera tidak memaksa Arsen mendatanginya, sungguh. Nazeera bahkan sudah melarang. Nazeera sendiri juga bingung. Arsen ini adalah bos yang dinginnya menyaingi kutub selatan. Rasanya patung kalah cuek dari lelaki itu. Ingatan Arsen juga belum pulih, tapi kenapa lelaki ini berubah 180° setelah menjalin hubungan dengannya? Sumpah demi apa pun, Nazeera nggak pake pelet. Suwerr.

"Uhuk!" Nazeera terbatuk saat menenggak es teh, membuat Arsen terkesiap di tempat.

"Kenapa?" tanya lelaki itu khawatir.

"Pait." Nazeera menjawab dengan raut masamnya.

Ah, itu. Arsen manggut-manggut. Raut paniknya kemudian berganti menjadi biasa saja.

GREAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang