BAB 40 : Rencana

23.7K 1.9K 648
                                    

Haloo, ayam bek gesss.
Jangan lupa diramaikan! Ada typo tandain aja. Selamat membaca 🥰

“Dia ada, terlihat, hanya saja tidak disadari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dia ada, terlihat, hanya saja tidak disadari.” —GREAT GIRL

****

Tuk! Tuk! Tuk!

Segalanya berkecamuk dalam kepala Nazeera. Tidak ada yang gadis itu pikirkan selain kejadian tadi malam. Pulpen dalam pegangan terus terketuk di atas meja dengan tempo seirama. Lain hal dengan wajahnya di mana rautnya berubah-ubah.

Nazeera menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi, diiringi dengan helaan napas berat. Tak tanggung-tanggung, Nazeera sampai memeriksa kehadiran seluruh karyawan kantor, dan semuanya hadir tanpa terkecuali. Tak sampai di situ, Nazeera juga memperhatikan setiap gerak-gerik para karyawan, hal yang membuat kepala Nazeera rasanya ingin pecah sebab tak ada seorang pun berjalan pincang seperti dugaannya.

Pikiran Nazeera bercabang. Argumen sebelumnya goyah. Orang itu pura-pura sehat atau ... memang bukan bagian dari perusahaan?

"CCTV-nya rusak, Non. Hari ini baru diperbaiki."

Nazeera mendesah berat mengingat penuturan operator pengawas kamera CCTV beberapa jam yang lalu. Nazeera paham betul tindakan ini. Bukan rusak melainkan dirusak. Orang misterius itu sudah merancang seluruhnya agar tindakan tak terpujinya tidak terekam kamera pengawas. Sial.

"Apa gue harus dateng ke kantor lagi malam ini?" Nazeera bermonolog, beberapa detik setelahnya dia menggeleng. Tidak, tidak. Orang itu sudah ketahuan dan hampir tertangkap tadi malam. Tidak mungkin dan mustahil baginya untuk melanjutkan aksinya yang gagal malam ini, terlebih kakinya cedera. Itu terlalu konyol untuk dilakukan.

"Siapa sih lo?! Bikin pusing aja!" Nazeera kesal sendiri dibuatnya.

****

Riuh sorakan terdengar menggema di malam itu. Gagap gempita kian tercipta dalam bangunan yang berisi oleh tidak sedikitnya manusia—menyaksikan dua orang yang sedang bergelut di atas ring tinju di tengah-tengah mereka berada.

Sementara dari pintu samping yang tak terlalu banyak orang, seorang laki-laki gagah dengan setelan formal tampak masuk dengan sepuluh bodyguard berada di sisi kanan dan kirinya. Kendati wajahnya tak berekspresi, tetapi tak menutupi ketampanan yang dimiliki.

"Tuan Arsen." Seorang pria yang memasuki usia kepala 4 tampak berjalan mendekati sang laki-laki. Dia pemilik bangunan malam ini. Pria itu membungkuk sopan. "Mari Tuan. Saya tunjukkan barangnya."

Langkah yang sempat tertunda kembali dilanjutkan. Laki-laki tersebut mengikuti sang pria pemilik bangunan, menemui seseorang yang telah dijanjikan, diikuti oleh seluruh bodyguard di belakangnya, upaya memastikan tuan mereka baik-baik saja.

GREAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang