BAB 45 : Number

20.4K 1.1K 281
                                    

Ada typo tandain aja.
Selamat membaca kembali 🥰

“Jika kamu sudah sangat yakin dengan pilihanmu, trust me, kamu sedang dimanipulasi.” —GREAT GIRL

****

Gagap gempita ruangan itu bersahutan dengan alunan musik. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Para perempuan berjumlah 5 orang itu terlihat dari arah pintu—memasuki tempat yang diisi oleh banyaknya manusia yang setengah pun seluruh kewarasannya sudah direnggut alkohol.

Niat awal Jennie hendak memesan ruang VIP disanggah oleh Angel. Sedikit terjadi perdebatan kecil lantas mereka memilih tempat biasa di club tersebut. Hal ini tak pernah absen acapkali mereka berkumpul. Hanya minum dan bersenang-senang, tidak lebih.

“Bjir, cowo indo nggak kalah hot sama bule!” heboh Jennie. Matanya sibuk menelisik ruangan yang terdapat para lelaki tampan.

Angel menenggak terlebih dulu wine di tangannya kemudian berkata, “Tuh, kan, bener kata gue! Room VIP ndase, mending room biasa. Lebih leluasa cuci mata!”

Nazeera dan Naura tertawa mendengar ucapan Angel yang sifatnya memang lawak itu. Sementara Shena geleng-geleng kepala seraya menenggak segelas alkohol di tangannya.

Kelima perempuan itu larut dalam suasana yang tercipta. Lima tahun tak berjumpa membuat meja mereka tak terdapat sunyi. Diisi oleh tiap-tiap lisan mereka yang terus bercerita tanpa jeda. Jangan lupakan keberadaan botol-botol alkohol yang perlahan mulai kosong. Perihal yang terjadi pada Nazeera—Naura, Jennie, dan Angel sudah mengetahui karena Nazeera sudah bercerita saat di apartment. Tak usah dijelaskan, berbagai macam kehebohan serta netra yang melotot tak percaya adalah reaksi ketiganya. Alegreya sungguh luar biasa.

Ddrrtt!

Mereka yang tengah tertawa kompak terhenti ketika handphone milik Nazeera di atas meja berdering, menampilkan sebuah panggilan yang masuk dengan nama kontak Boboiboy.

“Boboiboy siapa bjir?!” Angel yang humornya receh tertawa melihat itu, disusul Naura yang entah kenapa ikut tertawa mendengarnya.

“Calon suami gue ini,” sombong Nazeera seraya meraih handphonenya.

Kendati saat ini hubungannya dan Arsen lebih dari bos dan sekretaris, Nazeera tidak mengubah kontak Arsen dengan panggilan romantis lainnya. Nazeera sudah nyaman dengan nama Boboiboy. Lucu.

“Gue angkat telepon dulu.” Setelah mengatakan demikian, Nazeera beranjak mencari tempat yang lebih sunyi, mengingat tempatnya tadi sangat ramai, baik oleh suara manusia maupun dentuman musik.

“Malam calon suami.”

Mendengar suara lembut Nazeera menyahut membuat kening Arsen mengkerut di seberang. Lelaki itu segera mengalihkan pandangannya dari layar monitor ke handphone di atas meja.

“Nazeera?”

“Tumben telepon tengah malem? Ada apa?” tanya Nazeera.

Nazeera, maaf. Saya salah menghubungi seseorang,” ucap Arsen awkward, merasa tak enak hati menghubungi calon istrinya di pukul 12 malam. “Saya tadi mau menghubungi Lenia. Tapi nggak tau kenapa malah terhubungnya nomor kamu.”

GREAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang