Punten updatenya ngaret padahal targetnya dah tembus. Mohon dimaafkan yachh para readerquuu. Selamat membacaa 😘🫰🏻🫰
****
"Sinyalku memang 4G, tapi hatiku jelas 4U. Xixixixi cukurukuk."
Gombal sendiri, tertawa sendiri, itulah Nazeera. Arsen yang berada di sampingnya agak bergidik, setelahnya rautnya kembali biasa saja, nampak sudah lazim akan hal seperti ini. Keduanya beriringan menuju basement perusahaan di sore itu. Sudah selesai akan pekerjaan yang melilit.
"Apa beda kamu sama monyet?" tanya Arsen ikut-ikutan.
Paham batu es yang sudah mencair itu ingin menggombalnya, Nazeera tampak berpikir sebentar. Beberapa detik setelahnya gadis itu menjawab, "Nggak tau. Apa bedanya?"
"Nggak ada," jawab Arsen lugas, sangat lancar dan tidak berdosa. Nazeera yang terlanjur excited sontak memberengut sebab ekspetasinya tidak sesuai. Bagai dibawa terbang setinggi langit lalu dihempaskan ke kerak bumi.
"Sungguh sangat berdosa calon suami jika menzalimi calon istrinya. Jakarta 11.11 Shopee PayLater!" ucap Nazeera, mendadak menjadi penyair. Penyair miring.
Tawa Arsen pecah mendengarnya. Alih-alih risi melihat perangai Nazeera yang demikian, ia malah berpikir jauh ke depan. Saking besarnya, Arsen tidak terbayang seluas apa lautan bahagia jika sisa hidupnya dihabiskan bersama Nazeera. Tawa lelaki itu berubah menjadi segaris kurva manis. Bukan Nazeera yang beruntung mendapati Arsen, tapi Arsenlah yang diberkati Tuhan. Bahagia itu bersamanya, bukan sekadar hinggap.
Mendekati mobil yang terparkir, senyum Arsen tiba-tiba pudar ketika sadar akan sesuatu. Ia segera menghentikan Nazeera. "Nazeera!"
"Yaa??? Kenapa Pak? Ada apa??!!!" tanyanya spontan.
"Dompet saya ketinggalan."
"Jadi?"
"Kamu tunggu di sini sebentar ya? Saya balik ke ruangan dulu buat ngambil."
Nazeera mengangguk. "Baiklah."
Usai dijawab seperti itu, Arsen segera berlari menuju ruangannya. Nazeera yang ditinggal sendirian di sana beralih merogoh saku bajunya ketika getaran ponsel terasa. Sekilas melihat nama kontak penelepon, gadis itu segera menerima panggilan video tersebut. "Halo Kakakku yang belum nikah menikah!!"
Ezra menghela napas berat mendengar sapaan yang tidak berakhlakul kharimah dari adiknya itu. "Siapalah yang mau sama kakak coba?" tanyanya dramatis.
Nazeera berdecih. "Nggak usah merendah untuk meroket deh, Kak. Langsung nyungsep aja nggak apa-apa."
Ezra tertawa. Seperti biasa, Nazeera dengan ke-absurd-annya. "Gimana kondisi kamu? Kakak dengar kamu dicelakain sama orang asing tempo hari."
Embusan napas Nazeera loloskan dahulu sebelum menjawab, sembari mengolah kosakata yang tepat agar tidak membangun jiwa predator yang bersemayam dalam diri kakaknya. "Gwenchanaaaa. Ayem okey, ayem pain, ayem gud. Don't cemas cemas. Ayem no what what," ucapnya lancar. "Katanya Daddy sama Mia mau balik dalem waktu dekat. Benarkah kabar yang beredar itu, Kakanda?" Sebelum Narezra membahas tragedi itu lebih lanjut, Nazeera mengajukan pertanyaan yang memang ingin ia tanyakan. Mia—panggilan yang Nazeera sematkan untuk wanita yang telah melahirkannya.
"That's right, Love," balas Ezra. Cukup lama orang tua mereka berada di negeri orang, keduanya akan kembali dalam waktu dekat. Mendengar balasan sang kakak, tentu membuat Nazeera kegirangan.
"Ntar Zeera balik juga ke Berlin, biar ketemu sama Daddy dan Mia," ucap gadis itu semringah, sementara di seberang sana Ezra memberengut.
"Mau ketemu sama Daddy dan Mia aja? Sama kakak nggak? Nggak kangen kamu sama kakak? Are u really, Girl? Huftt ... i'm disappointed. It feels like every other part of my body is broken too," ujar lelaki itu dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREAT GIRL
عشوائي"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang berawal dari perkenalan lalu berakhir dengan kata jadian. Ini sebuah cerita tentang dua manusia yang sud...