Terima kasih sudah membaca dan bertahan sejauh ini. Enjoyy, happy reading 🌹💙
****
Semburat cahaya perlahan menyerbu kornea ketika dia berusaha membuka mata yang terasa berat. Perempuan itu meringis kecil saat nyeri akibat pukulan di tengkuknya tadi malam masih terasa. Semerbak bau obat menerobos indera penciuman, hal yang membuatnya mengerti bahwa saat ini dia berada di rumah sakit.
"Nazeera."
Suara seorang lelaki terdeteksi di telinga. Nada bicaranya rendah dan lembut. Dia mengenali suara ini, sangat. Sudah berapa lama dia tidak bertemu pemilik suara itu? Rindunya menjalar bebas hingga ke dasar kalbu. Nazeera menggeleng samar. Dia mendumel dalam hati, meyakinkan diri bahwa ini hanya halusinasi.
"Hei." Lelaki itu merundukkan tubuh agar lebih dekat. Dia mengelus kepala perempuannya yang menolak menyadari keberadaannya. "Sayang ...." Suara lembutnya sangat nyaman masuk ke dalam telinga.
Nazeera mengerjap linglung. Dibiuskah dia? Kenapa halusinasi ini lancar sekali. Sentuhan di kepalanya pun terasa sangat nyata. Sosok lelaki itu bahkan terlihat jelas ketika penglihatannya tak lagi buram. Nazeera berkedip lugu. "Kamu setan?"
Arsen terdiam beberapa saat. Cukup terkejut mendengar pertanyaan itu. Setelahnya ia mengulas senyum, paham bahwa kesadaran Nazeera belum terkumpul sepenuhnya.
"Iya." Arsen mengiyakan saja, hal yang membuat kening Nazeera mengernyit bingung.
"Kok mirip calon suami saya?"
"Ini emang calon suami kamu." Arsen terkekeh rendah. "Gimana keadaan kamu? Ada yang sakit?"
Nazeera bergeming. Butuh waktu baginya menyadari keberadaan Arsen. Hingga saat dia tersadar ini bukan halusinasi, Nazeera langsung berhambur memeluk lelaki itu. Lelaki yang sangat dia rindukan.
"E-eh, jangan reog dulu." Arsen panik sendiri melihat gadis itu kambuh padahal baru siuman. Walau begitu Arsen tersenyum. Dia mengelus lagi kepala Nazeera. Arsen juga sangat merindukan perempuan ini. "Tiduran dulu Sayang. Ntar kepalanya sakit."
Nazeera menggeleng pelan. Gadis itu kian mengeratkan rengkuhannya. Mendapati presensi Arsen setelah sadar dari pingsan menciptakan bahagia tersendiri untuknya. "Peluk yang lama. Aku kangen ...." ucapnya pelan, nyaris seperti berbisik.
****
Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.
"Ke mana dia?" Nazeera bergumam. Sudah belasan kali ia menghubungi nomor Shena, dan hasilnya tetap sama—tak ada jawaban. Nazeera resah sendiri. Sebenarnya apa yang sedang sahabatnya itu sembunyikan? Plat itu, mobil itu, Shena ... apa hubungan mereka?
Tampaknya Nazeera sudah tak bisa mengendalikan pikirannya. Berbagai asumsi mengatakan bahwa Shena salah satu orang di balik masalah yang ada. Dimulai dari MacBooknya terdapat hacking—sebuah aksi peretasan, Shena juga diketahui mempunyai dua MacBook saat berkunjung ke apartment Nazeera bersama Naura, Jennie, dan Angel waktu itu. Nazeera juga tidak lupa Shena yang bertelepon dengan orang di club dengan roman tak biasa. Baru setelah dibuktikan, Nazeera tahu bahwa seseorang itu adalah laki-laki.
Puncaknya adalah tadi malam. Pilar kokoh yang Nazeera bangun untuk menepis asumsi buruk mengenai Shena seketika runtuh saat mata kepalanya sendiri melihat sahabatnya itu menaiki mobil dengan plat—yang Nazeera tahu plat dan kendaraan tersebut dinaiki perempuan misterius malam itu, malam di mana Nazeera memergoki perempuan itu hendak masuk ke ruang sistem GAD Eins, bertepatan dengan kepergian Arsen ke Amerika Serikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREAT GIRL
Random"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang berawal dari perkenalan lalu berakhir dengan kata jadian. Ini sebuah cerita tentang dua manusia yang sud...