BAB 33 : Delighted

31K 1.6K 269
                                    

Hii aku balik lagi. Bilang makasih sama @vVancca karena udah nembusin target 😍🤍🤍 Selamat membaca kembali 🌹

****

Bukan rahasia, bahwa Hazelo Raymond Zavlendra adalah pribadi yang dikenal tenang. Tak dipungkiri bahwa lelaki itu bijak dan handal dalam menanggapi masalah tanpa melibatkan amarah. Ketenangan dan kedewasaan seolah sahabat karibnya, seakan sudah mendarah daging dan menjadi ciri khasnya dibanding Arsen yang cenderung tempramental untuk beberapa tahun lalu.

Karena sifatnya itu, Zelo layaknya air yang tak memiliki ombak. Sangat tenang. Tapi jangan lupakan pepatah 'air yang tenang jangan disangka tak ada buayanya'. Karena sebenarnya, kalimat itu adalah gambaran seorang Hazelo yang sesungguhnya. Ketenangan yang selama ini menjadi ciri khas lelaki itu seperti omong kosong belaka. Tindakannya tanpa melibatkan amarah tak sepenuhnya benar.

Terus terang saja, Zelo tidak setenang itu. Ledakan amarahnya justru lebih dahsyat dari Arsen. Seperti saat ini, di dalam ruang kerjanya di Belanda, suara pecahan kaca terdengar nyaring saat Zelo melempar sebuah vas bunga tanpa perasaan. Sangat kuat, hingga benda tersebut hancur tak berbentuk dan berserakan di lantai.

"Nazeera ...." Zelo menggeram dengan gigi bergemeletuk kuat. Rahangnya mengeras. Emosi lelaki itu mencuat saat itu juga ketika James memberi info, bahwa Nazeera dan Arsen tengah menjalin hubungan dan akan melangsungkan pernikahan setelah masalah GAD Eins berakhir.

Zelo merundukkan punggung, menekan kuat tepian meja dengan tangan kokohnya. Lelaki itu kemudian menaikkan pandangan, menatap nyalang James yang berdiri di hadapannya. "Sudah berapa lama mereka menjalin hubungan?"

James, asisten sekaligus tangan kanan Zelo itu menjawab, "Satu minggu, lima hari, Tuan."

Sekedar informasi, James beserta anggota bodyguard yang lain tidak pernah datang ke Indonesia karena Zelo sengaja membawa tubuhnya sendiri saat kembali ke tanah air. Tak ada maksud lain, Zelo hanya ingin menunjukkan pada orang di sana bahwa dia hanyalah penerus Zavlendra yang tidak memiliki power apa pun. Faktanya jauh dari itu. Zelo lebih buas dari yang dibayangkan. Sengaja sekali menyembunyikan kekuatannya dari dunia termasuk Shena—sepupu sekaligus perempuan paling dekat dengannya.

Pyar!

Banyaknya lembaran kertas terlempar tepat di wajah James dengan pelakunya adalah Zelo. Kertas-kertas dokumen tersebut beterbangan lalu berserakan di lantai. Wajah Zelo memerah padam. "Hampir dua minggu dan lo baru tau tentang hal ini?!" sentaknya berapi-api.

"Maaf, Tuan." James berujar pelan dengan kepala tertunduk. Walau badannya kokoh dan besar, tak bohong bahwa ada getir yang menyerang saat dihadapkan dengan Zelo dalam kondisi seperti ini.

"Keluar sebelum gue tembak mati lo di sini."

Pupil mata James membesar ketika senjata api berjenis Glock 17 tengah ditodongkan Zelo padanya. Dari nada bicaranya saja tampak bahwa Zelo tak main-main dengan ucapannya. Jika James tak keluar dari sana, dipastikan napasnya berhenti di malam itu.

"Permisi Tuan." James dan segala kegetiran memilih keluar daripada nyawanya melayang mentah-mentah. Meski sudah lama menjadi tangan kanan Zelo, tak ada jaminan lelaki itu tak akan menarik pelatuk senjata api tersebut.

Brak!

Zelo duduk di kursi eksekutifnya setelah menggebrak meja sedemikian kuat. Lelaki itu meraih botol wine di atas meja, menenggaknya tak beraturan hingga minuman tersebut berjatuhan di sisi bibir, membasahi kemejanya. "Kehancuran Nazeera, kehancuran ...."

GREAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang