23. KB

2.4K 112 12
                                    

Hai hai hai semuaaa, hehe maaf ya kalian harus nunggu berbulan-bulan:(
Aku selama ini ga pernah update karena tiba-tiba buntu aja, takut kalo di terusin malah ga sesuai ekspektasi kalian:(
Ini lagi berusaha buat jadi yang terbaik, biar cerita ini ga bosenin🫂🫂
SELAMAT MEMBACA🤍

~GALAZEEL~

"Za, gue mau ngomong serius sama lo." Dengan tiba-tiba laki-laki itu menggenggam tangan kecil Faza. "Tapi lo harus janji, setelah lo tau semua ini, lo nangisnya di pelukan gue aja."

Sial.

Dengan suasana seserius ini saja dia bisa-bisa nya modus? "Lo yang bener dong kalo ngomong!"

Dama menghela napas nya dalam, jujur ia takut memberitahu berita yang tak enak kepada Faza, apalagi dengan posisi nya yang baru saja pulih dari apa yang dia lewati kemarin-kemarin. Laki-laki itu menatap mata Faza dalam, butuh cukup banyak tenaga untuk mengatakan hal ini. Sampai pada akhirnya ia membuka mulut nya.

"Sebenernya gue tau keberadaan mama papa lo dimana, tapi gue takut lo gabisa nerima ini semua—" Belum sempat selesai ucapan nya, tiba-tiba Faza berdiri dari duduknya.

Gadis itu mengerutkan alis nya dengan rasa kecewa. "Lo kenapa ga bilang sama gue sih?! Gue udah khawatir dengan keberadaan mama papa gue, sedangkan lo yang tau dimana mama papa gue malah ga ngasih tau gue?!"

"Za, dengerin gue dulu—"

"Apa? Lo mau alasan apa lagi? Tiga hari berturut-turut gue juga udah tau akal-akalan modus lo, lo tuh ga cuma mau bantu gue, tapi juga ada alasan lain juga kan!?"

Laki-laki itu menggeleng kepalanya cepat menandakan bahwa yang gadis itu katakan adalah tidak benar. "Lo salah. Gue bantu lo tulus, Za. Ga ada maksud apa-apa lagi selain itu—"

"Udah, Dam. Lagian juga mau gue bilang panjang lebar pun lo tetep gabakal ngaku, dan terus ngelak kan?" Iya menatap ke arah luar jendela, melihat hujan yang kini semakin deras. "Sekarang kasi tau gue dimana mama papa gue?"

Dama kembali menghela napas nya, ia mulai meriah tangan Faza. "Mama papa lo udah ga ada, Za."

DEG!

Saat itu juga tubuh gadis itu kaku, jantung nya berdetak kencang, ia tertawa kecil lalu menghempaskan tangan Dama. "Becandaan lo ga lucu, Dam. Lo pikir kematian bisa di permainkan?"

"Gue ga becanda, Za. Waktu lo di sekap gue sempet mau di bawa mereka keluar kota biar jauh sama lo, bahkan gue denger percakapan mereka yang katanya gue bakal di bawa keluar negri. Tapi pada akhirnya rencana mereka gagal, karena gue sempet hubungin Galang waktu itu, dan mama papa gue bawa polisi dan grebek mereka. Tapi mereka kabur gitu aja, cuma mama papa gue ga nerusin semua nya, mereka biarin mama papa lo pergi gitu aja selama ga ganggu atau nyakitin gue."

"Tapi waktu gue mau ke tempat lo yang di sekap sama Fadli, gue ga sengaja liat mama papa lo sama papa nya Fadli, gue ga ngerti mereka bahas apa tapi gue sama Raka dan Raffa liat, kalo mobil mama papa lo di tabrak sampe masuk jurang, setelah kejadian itu kita semua bagi tugas, beberapa anak ada yang nelpon polisi buat cari papa Fadli sampe ketemu, dan cari keberadaan mama papa lo."

Mendengar hal itu Faza gemetar, air mata nya yang ia tahan kini mulai berjatuhan. "Tapi, Za. Lo harus tau ini, mama papa lo sampe sekarang masih belum di temuin, gue gatau mereka masih hidup atau ngga. Tapi kata polisi, mereka udah yakin kalo mama papa lo udah ga ada, karena tempat mobil mama papa lo cukup dalem di bawah jurang itu. Bahkan—"

"Cukup, Dam. Gue gamau dengerin semua nya." Gadis itu meringkuk menangis, semuanya terasa begitu sakit. Dengan keadaan seperti ini harus nya ia ada di pelukan mama nya.

GALAZELL || PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang